Myanmar Tahan 2 Wartawan Reuters Peliput Masalah Rohingya

Kamis, 14 Desember 2017 20:28 WIB

Pemimpin de facto Myanmar Aung San Suu Kyi (tengah) tiba di bandara Sittwe untuk kunjungan mendadak ke Rakhine, Myanmar, 2 November 2017. Suu Kyi tiba pada kunjungan pertamanya tanpa pemberitahuan. AFP

TEMPO.CO, Jakarta - Myanmar menahan dua wartawan Reuters di pinggiran utara Yangon dan akan menghadapi tuntutan berdasarkan Undang-Undang Rahasia. Kedua wartawan ini diketahui aktif meliput tentang kekerasan militer Myanmar terhadap etnis muslim minoritas Rohingya.

Dua wartawan Reuters tersebut, Wa Lone dan Kyaw Soe Oo, ditangkap pada Selasa malam, 12 Desember 2017. Mereka dijerat Undang-Undang Rahasia Resmi 1923, undang-undang era kolonial yang menjatuhkan hukuman 14 tahun penjara kepada pelaku yang terbukti bersalah.

Baca: MSF: 6.700 Rohingya Tewas di Myanmar

Pemerintah Myanmar juga telah membenarkan penangkapan keduanya, bersamaan dengan foto kedua pria yang diborgol dengan wajah mereka sebagian dikaburkan di halaman Facebook Kementerian Informasi pada Rabu, 13 Desember 2017.

"Memang benar mereka ditangkap, bersama 2 polisi yang terlibat dengan kasus ini. Kami akan mengambil tindakan yang tepat terhadap wartawan dan polisi," kata juru bicara pemerintah Zaw Htay.

Kedua jurnalis itu, Wa Lone dan Kyaw Soe Oo, selama ini meliput tentang tindakan keras militer terhadap minoritas Muslim Rohingya di Negara Bagian Rahkine yang menyebabkan hampir 650.000 orang melarikan diri ke negara tetangga Bangladesh.

Advertising
Advertising

"Para wartawan memperoleh informasi secara tidak sah dengan maksud untuk membaginya dengan media asing," demikian pernyataan Kementerian Informasi Myanmar di Facebook.

Baca: Bawa Drone ke Myanmar, Jurnalis Malaysia dan Singapura Ditahan

Sebelumnya, Wa Lone dan Kyaw Soe Oo dilaporkan hilang pada Selasa malam setelah diundang untuk menemui petugas polisi untuk makan malam.

Namun ketika tiba di kompleks Battalion 8 sekitar pukul 20.00 waktu setempat, keduanya tidak kembali ke mobil sampai pada keesokan hari.

Seperti yang dilansir Frontier Myanmar, polisi menemukan dua laporan militer dan peta lokasi Rakhine dari dua jurnalis itu.

Wa Lone, mantan reporter senior untuk Myanmar Times, bergabung dengan Reuters pada Juli 2016. Dia secara teratur melaporkan kegiatan militer di Rakhine utara.

Baca: BHRN Minta Pemerintah Myanmar Bebaskan 3 Jurnalis yang Ditangkap

Kedutaan Besar Amerika Serikat di Yangon telah meminta agar kedua wartawan itu dibebaskan. Perwakilan Uni Eropa di Yangon juga menyuarakan keprihatinan yang sama.

Penangkapan di Myanmar tersebut muncul saat laporan dari Komite Melindungi Wartawan (CPJ) menuduh bahwa jumlah wartawan yang dipenjara di seluruh dunia telah mencapai 262 orang. Ini disbeut sebagai rekor baru. Alasan paling umum mengapa wartawan ditempatkan di balik jeruji besi di seluruh dunia, menurut CPJ, terkait dengan tudingan anti-negara dan undang-undang teror yang luas dan samar-samar.

Berita terkait

5 Negara Ini Sedang Alami Cuaca Panas Ekstrem, Waspada Saat Mengunjunginya

10 jam lalu

5 Negara Ini Sedang Alami Cuaca Panas Ekstrem, Waspada Saat Mengunjunginya

Sejumlah negara sedang mengalami cuaca panas ekstrem. Mana saja yang sebaiknya tak dikunjungi?

Baca Selengkapnya

Cuaca Panas Ekstrem Melanda Asia, Myanmar Tembus 48,2 Derajat Celcius

1 hari lalu

Cuaca Panas Ekstrem Melanda Asia, Myanmar Tembus 48,2 Derajat Celcius

Asia alamai dampak krisis perubahan iklim. Beberapa negara dilanda cuaca panas ekstrem. Ada yang mencapai 48,2 derajat celcius.

Baca Selengkapnya

Giliran KKP Tangkap Kapal Asing Malaysia yang Menangkap Ikan di Selat Malaka

6 hari lalu

Giliran KKP Tangkap Kapal Asing Malaysia yang Menangkap Ikan di Selat Malaka

KKP meringkus satu kapal ikan asing ilegal berbendera Malaysia saat kedapatan menangkap ikan di Selat Malaka.

Baca Selengkapnya

Perang Saudara Myanmar: Kelompok Perlawanan Tarik Pasukan dari Perbatasan Thailand

8 hari lalu

Perang Saudara Myanmar: Kelompok Perlawanan Tarik Pasukan dari Perbatasan Thailand

Tentara Pembebasan Nasional Karen memutuskan menarik pasukannya dari perbatasan Thailand setelah serangan balasan dari junta Myanmar.

Baca Selengkapnya

Jenderal Myanmar Menghilang Setelah Serangan Pesawat Tak Berawak

8 hari lalu

Jenderal Myanmar Menghilang Setelah Serangan Pesawat Tak Berawak

Wakil Ketua Junta Myanmar menghilang setelah serangan drone. Ia kemungkinan terluka.

Baca Selengkapnya

Ribuan Warga Rohingya Berlindung ke Perbatasan Myanmar-Bangladesh

11 hari lalu

Ribuan Warga Rohingya Berlindung ke Perbatasan Myanmar-Bangladesh

Ribuan warga etnis Rohingya yang mengungsi akibat konflik di Myanmar, berkumpul di perbatasan Myanmar-Bangladesh untuk mencari perlindungan

Baca Selengkapnya

Aktivis HAM Myanmar Dicalonkan Nobel Perdamaian 2024: Penghargaan Ini Tidak Sempurna

11 hari lalu

Aktivis HAM Myanmar Dicalonkan Nobel Perdamaian 2024: Penghargaan Ini Tidak Sempurna

Maung Zarni, aktivis hak asasi manusia dan pakar genosida asal Myanmar, dinominasikan Hadiah Nobel Perdamaian 2024, oleh penerima Nobel tahun 1976

Baca Selengkapnya

Pertempuran di Perbatasan Myanmar-Thailand, Pemberontak Targetkan Pasukan Junta

12 hari lalu

Pertempuran di Perbatasan Myanmar-Thailand, Pemberontak Targetkan Pasukan Junta

Pertempuran berkobar di perbatasan timur Myanmar dengan Thailand memaksa sekitar 200 warga sipil melarikan diri.

Baca Selengkapnya

Top 3 Dunia: Iran Siap Hadapi Israel, Sejarah Kudeta di Myanmar

13 hari lalu

Top 3 Dunia: Iran Siap Hadapi Israel, Sejarah Kudeta di Myanmar

Top 3 dunia adalah Iran siap menghadapi serangan Israel, sejarah kudeta di Myanmar hingga Netanyahu mengancam.

Baca Selengkapnya

Menilik Jejak Sejarah Kudeta Junta Militer Di Myanmar

14 hari lalu

Menilik Jejak Sejarah Kudeta Junta Militer Di Myanmar

Myanmar, yang dulunya dikenal sebagai Burma itu telah lama dianggap sebagai negara paria ketika berada di bawah kekuasaan junta militer yang menindas.

Baca Selengkapnya