Fatah dan Hamas Bersatu Hadapi Klaim Sepihak Soal Yerusalem

Jumat, 8 Desember 2017 12:30 WIB

Seorang wanita berorasi saat mengikuti aksi demonstrasi di kamp pengungsian Palestina di Bourj al-Barajneh di Beirut, Lebanon, 6 Desember 2017. Warga Palestina menentang keras rencana Presiden AS Donald Trump mengakui Yerusalem sebagai ibu kota Israel. AP Photo/Bilal Hussein

TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Otoritas Palestina, Mahmoud Abbas, yang mewakili faksi Fatah dan mantan pemimpin Hamas, Khaled Mashal, bertemu dan membahas keputusan Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, yang mengakui Yerusalem sebagai ibukota Israel.

Dalam pembicaraan keduanya melalui sambungan telepon pada Kamis, 7 Desember 2017, Abbas menekankan pentingnya penguatan persatuan nasional Palestina. Dia ingin mengakhiri perbedaan internal sesegera mungkin.

Baca: Sekjen PBB Guterres Kritik Keputusan Trump Soal Yerusalem

Abbas juga mengatakan kedua pihak perlu bekerja sama dalam menghadapi tantangan terhadap kepentingan Palestina. Ini termasuk pembangunan pemukiman baru di Yerusalem. Ini seperti dilansir Anadolu Agency pada Jumat, 8 Desember 2017.

Meskipun ada penentangan internasional yang meluas, Presiden AS, Donald Trump, mengumumkan keputusannya untuk mengakui Yerusalem sebagai ibukota Israel pada Rabu, 6 Desember 2017.

Baca: Ini 9 Resolusi PBB Soal Yerusalem yang Dilanggar Trump

Menurut Trump, dia telah memberitahu Kementerian Luar Negeri Amerika Serikat untuk memulai persiapan pemindahan kedutaan Amerika Serikat di Israel dari Tel Aviv ke Yerusalem.

Advertising
Advertising

Pergeseran dramatis dalam kebijakan Yerusalem oleh Washington memicu demonstrasi di wilayah Palestina yang diduduki. Sikap penolakan juga ditunjukkan Turki, Mesir, Yordania, Tunisia, Aljazair, Irak dan negara-negara Muslim lainnya. Uni Eropa, Perserikatan Bangsa-Bangsa, dan Rusia juga mengkritik keputusan Trump dan menyebutnya bisa mengganggu stabilitas keamanan dan proses perdamaian antara Israel dan Palestina.

Yerusalem tetap menjadi jantung konflik Israel-Palestina, dengan orang-orang Palestina berharap bahwa Yerusalem Timur - yang sekarang diduduki oleh Israel - pada akhirnya dapat berfungsi sebagai ibukota negara Palestina masa depan.

Sebelumnya Abbas telah menegaskan Yerusalem tetap menjadi ibukota abadi Palestina, sementara Mashal menyerukan perlawanan terhadap keputusan Trump.

ANADOLU AGENCY | REUTERS

Berita terkait

Bertemu di Malaysia, Jusuf Kalla Minta Hamas Bersatu dengan Fatah

10 jam lalu

Bertemu di Malaysia, Jusuf Kalla Minta Hamas Bersatu dengan Fatah

Ketua PMI Jusuf Kalla meminta Hamas untuk bersatu dengan Fatah ketika bertemu perwakilan kelompok tersebut di Kuala Lumpur.

Baca Selengkapnya

12 Senator AS Ancam Sanksi Pejabat ICC dan Anggota Keluarga Jika Perintahkan Tangkap Netanyahu

10 jam lalu

12 Senator AS Ancam Sanksi Pejabat ICC dan Anggota Keluarga Jika Perintahkan Tangkap Netanyahu

12 senator AS mengancam akan menjatuhkan sanksi terhadap ICC jika menerbitkan perintah penangkapan terhadap perdana menteri Israel Benjamin Netanyahu.

Baca Selengkapnya

Malaysia Tolak Larang Perusahaan Pemasok Senjata ke Israel dalam Pameran di Kuala Lumpur

10 jam lalu

Malaysia Tolak Larang Perusahaan Pemasok Senjata ke Israel dalam Pameran di Kuala Lumpur

Suara pro-Palestina, termasuk mantan Perdana Menteri Malaysia Mahathir Mohamad, mengatakan perusahaan Lockheed Martin dan MBDA harus dilarang

Baca Selengkapnya

Militer Israel Ambil Kendali Penyeberangan Rafah dari Gaza ke Mesir

11 jam lalu

Militer Israel Ambil Kendali Penyeberangan Rafah dari Gaza ke Mesir

Militer Israel mengambil kendali atas perbatasan Rafah antara Gaza dan Mesir

Baca Selengkapnya

Israel Bersumpah Tetap Serang Rafah, Sebut Gencatan Senjata Tak Pasti

15 jam lalu

Israel Bersumpah Tetap Serang Rafah, Sebut Gencatan Senjata Tak Pasti

Israel mengatakan tetap akan menyerang Rafah di tengah pembicaraan gencatan senjata dengan Hamas.

Baca Selengkapnya

Keras, Arab Saudi Ultimatum Israel Agar Tak Serang Rafah

15 jam lalu

Keras, Arab Saudi Ultimatum Israel Agar Tak Serang Rafah

Arab Saudi menekan Israel agar tak menyerang Rafah.

Baca Selengkapnya

Reaksi Warga Israel dan Palestina terhadap Proposal Gencatan Senjata

17 jam lalu

Reaksi Warga Israel dan Palestina terhadap Proposal Gencatan Senjata

Keluarga tawanan dan pemukim Israel melakukan protes untuk menuntut pemerintah Israel menerima kesepakatan gencatan senjata dengan Hamas.

Baca Selengkapnya

Ini Poin-poin yang Disepakati Hamas dalam Proposal Gencatan Senjata

18 jam lalu

Ini Poin-poin yang Disepakati Hamas dalam Proposal Gencatan Senjata

Kelompok Palestina Hamas mengatakan telah menyetujui proposal Mesir-Qatar, namun Israel mengatakan proposal itu tidak memenuhi tuntutan mereka.

Baca Selengkapnya

AS Tinjau Proposal Gencatan Senjata yang Disetujui Hamas, Tolak Invasi ke Rafah

18 jam lalu

AS Tinjau Proposal Gencatan Senjata yang Disetujui Hamas, Tolak Invasi ke Rafah

Proposal senjata yang disetujui Hamas sedang ditinjau oleh Amerika Serikat. Dalam pernyataannya kemarin, AS juga menentang invasi ke Rafah.

Baca Selengkapnya

Hamas Terima Usulan Gencatan Senjata, Israel Ultimatum Rafah Dikosongkan

20 jam lalu

Hamas Terima Usulan Gencatan Senjata, Israel Ultimatum Rafah Dikosongkan

Proposal gencatan senjata disetujui oleh Hamas di tengah ancaman invasi Israel ke Rafah.

Baca Selengkapnya