Mahmoud Abbas: Yerusalem Ibukota abadi Palestina

Kamis, 7 Desember 2017 19:39 WIB

Presiden AS Donald Trump dan Presiden Palestina Mahmoud Abbas dalam pertemuan di Istana Kepresidenan di Bethlehem, 23 Mei 2017. REUTERS/Jonathan Ernst

TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Palestina, Mahmoud Abbas tidak akan menghiraukan keputusan Presiden Amerika Serikat Donald Trump yang mengakui Yerusalem sebagai ibukota Israel. Abbas tetap menganggap Yerusalem sebagai ibukota abadi Palestina.

Dalam pidato di televisi pada Rabu, 6 Desember 2017, Abbas mengatakan bahwa isu Palestina sudah memasuki tahap kritis yang menganggu proses perdamaian.

Baca: Putra Mahkota Arab Saudi Usul Abu Dis Jadi Ibukota Palestina

"Yerusalem adalah ibu kota Palestina yang sejarah dan ukurannya menentukan bahwa identitasnya tidak akan berubah oleh keputusan Amerika Serikat," kata Abbas seperti dikutip dari Al Arabiya.

Abbas menambahkan bahwa dalam beberapa hari ke depan semua pihak Palestina akan dipanggil untuk berdiskusi dan mengikuti perkembangan ini.

Advertising
Advertising

"Kami mendesak negara-negara Saudara untuk mengambil langkah yang tepat dalam masalah ini," ujarnya.

Baca: Kota Tua Abu Dis, Akankah Jadi Ibukota Palestina?

Beberapa negara Arab telah mengecam keputusan Trump. Yordania mengatakan keputusan Trump tidak sah secara hukum karena mengkonsolidasikan pendudukan Israel atas sektor timur kota yang diperebutkan dalam perang tahun 1967.

Pengumuman Trump itu juga dianggap melanggar resolusi Dewan Kemanan PBB yang menetapkan tidak adanya pengakuan atas pendudukan Israel di Tepi Barat dan sektor timur kota Yerusalem.

Amnesty International mengecam keputusan Tump yang secara resmi mengakui Yerusalem sebagai ibukota Israel dan akan memindahkan Kedutaan Amerika dari Tel Aviv ke Yerusalem.

Baca: Hamas Serukan Palestina Intifada Hadapi Israel

"Ini keputusan ceroboh dan provokatif oleh pemerintahan Trump yang lebih jauh ini meremehkan HAM warga Palestina dan mengobarkan ketegangan di seluruh wilayah itu," kata Raedd Jarrar, Direktur Amnesty Internasional untuk Advokasi AS-Timur Tengah, seperti dikutip dari Middle East Monitor.

Menurut Jarrar, Trump telah kembali menunjukkan secara kasat mata sikap tidak hormatnya terhadap hukum internasional. "Tak satupun negara di dunia ini mengakui aneksasi Israel di Yerusalem Timur, membuat keputusan untuk merundingkan pengakuan Amerika sangat menganggu," kata Jarrar.

Berita terkait

Reaksi Dunia atas Pengusiran Warga Palestina dari Rafah oleh Israel

8 jam lalu

Reaksi Dunia atas Pengusiran Warga Palestina dari Rafah oleh Israel

Israel telah meminta warga Palestina untuk mengosongkan bagian-bagian kota Rafahit di Gaza untuk persiapan serangan terhdap Hamas.

Baca Selengkapnya

Pelapor Khusus PBB: Serangan Darat Israel ke Rafah akan Memicu Pembantaian Massal

9 jam lalu

Pelapor Khusus PBB: Serangan Darat Israel ke Rafah akan Memicu Pembantaian Massal

Pelapor Khusus PBB untuk Palestina Francesca Albanese menyerukan gencatan senjata di Gaza dan menghentikan rencana serangan ke Rafah

Baca Selengkapnya

Israel Usir Ratusan Ribu Warga Palestina dari Rafah, Hamas: Ini Eskalasi Berbahaya!

11 jam lalu

Israel Usir Ratusan Ribu Warga Palestina dari Rafah, Hamas: Ini Eskalasi Berbahaya!

Pejabat senior Hamas, kelompok pejuang Palestina yang menguasai Gaza, mengatakan perintah evakuasi Israel bagi warga Rafah adalah "eskalasi berbahaya

Baca Selengkapnya

Pertama Sejak 7 Oktober, Amerika Serikat Sempat Tunda Pengiriman Amunisi ke Israel

11 jam lalu

Pertama Sejak 7 Oktober, Amerika Serikat Sempat Tunda Pengiriman Amunisi ke Israel

Amerika Serikat sempat menunda pengiriman amunisi senjata ke Israel pekan lalu hingga membuat para pejabat Israel khawatir

Baca Selengkapnya

Israel Usir Ratusan Ribu Warga Palestina dari Rafah, Siap Lancarkan Serangan Darat

12 jam lalu

Israel Usir Ratusan Ribu Warga Palestina dari Rafah, Siap Lancarkan Serangan Darat

Tentara Israel pada Senin 6 Mei 2024 mengusir ratusan ribu warga Palestina di Kota Rafah, selatan Jalur Gaza.

Baca Selengkapnya

Pembungkaman Al Jazeera oleh Israel: Pembunuhan Jurnalis hingga Penutupan Kantor

14 jam lalu

Pembungkaman Al Jazeera oleh Israel: Pembunuhan Jurnalis hingga Penutupan Kantor

Setelah berkali-kali diancam akan ditutup, Al Jazeera akhirnya benar-benar ditutup di Israel dengan alasan menyebarkan hasutan.

Baca Selengkapnya

Mahasiswa di Malang Gelar Aksi "Solidarity Camp for Palestine"

15 jam lalu

Mahasiswa di Malang Gelar Aksi "Solidarity Camp for Palestine"

Aksi ini terinspirasi dari gerakan demonstrasi masif dan berskala besar yang dilakukan para mahasiswa di AS, Eropa, dan sejumlah negara lain.

Baca Selengkapnya

Tak Hanya Beredel, Israel Pernah Serang Jurnalis Al Jazeera dan Keluarganya

16 jam lalu

Tak Hanya Beredel, Israel Pernah Serang Jurnalis Al Jazeera dan Keluarganya

Selain berulang kali menyerukan penutupan Al Jazeera, Israel tercatat berulang kali menyerang wartawan Aljazeera dan keluarganya.

Baca Selengkapnya

Israel Bombardir Rafah Balas Tembakan Roket Hamas, Belasan Orang Tewas

17 jam lalu

Israel Bombardir Rafah Balas Tembakan Roket Hamas, Belasan Orang Tewas

Israel membalas serangan roket Hamas terhadap penyeberangan Kerem Shalom dengan serangan udara yang menewaskan belasan warga di Rafah.

Baca Selengkapnya

Israel Gerebek Kantor Al Jazeera di Yerusalem Usai Pemberedelan

18 jam lalu

Israel Gerebek Kantor Al Jazeera di Yerusalem Usai Pemberedelan

Israel menggerebek kamar hotel di Yerusalem yang dijadikan kantor oleh media Al Jazeera, setelah menutup operasi lokal stasiun televisi tersebut.

Baca Selengkapnya