Arab Saudi Beli Senjata Presisi dari Raytheon dan Boeing Rp 95 T

Reporter

Budi Riza

Editor

Budi Riza

Jumat, 24 November 2017 11:36 WIB

Anak Raja Salman yang Mengguncang Arab Saudi

TEMPO.CO, Washington - Pemerintah Arab Saudi dikabarkan setuju untuk membeli amunisi akurat (guided munition) dari perusahaan Raytheon Co dan Boeing Co senilai US$7 miliar atau sekitar Rp93 triliun.


Duta Besar Arab Saudi untuk Washington, Pangeran Khalid bin Salman, mengatakan negaranya mengikuti perjanjian yang telah disepakati sebelumnya. "Arab Saudi sebagai pasar piihan tetap menjadi pilihan dan bertekad untuk menjaga keamanannya," kata Khalid yang enggan berkomentar secara spesifik soal penjualan ini, Kamis, 23 Nopember 2017, waktu setempat.

Baca: Arab Saudi Tangkap Pangeran Alwaleed di Kamar Tidur

Kedua perusahaan swasta itu merupakan pembuat senjata terkenal asal Amerika Serikat. Pembelian ini merupakan bagian dari kesepakatan pembelian senjata yang difasilitasi Presiden Donald Trump saat berkunjung ke Arab Saudi pada Mei lalu.

Advertising
Advertising

Baca: Arab Saudi Sewa Tentara Bayaran AS Siksa Tahanan Koruptor?


"Kami tidak mengomentari baik mengkonfirmasi ataupun membantah penjualan hingga diumumkan secara formal di Kongres," kata seorang pejabat Kementerian Pertahanan kepada Reuters. Kedua perusahaan menolak berkomentar saat dimintai konfirmasinya soal ini.


Menurut Reuters, penjualan senjata ke Arab Saudi dan negara-negara anggota Dewan Kerja Sama Gulf (GCC) semakin sulit untuk mendapatkan persetujuan di Kongres, yang memiliki kewenangan untuk menolak.
Menurut sumber Reuters, sebagian anggota Kongres bisa merasa keberatan atas penjualan ini karena senjata buatan AS digunakan Arab Saudi dalam perang di Yaman dan ini berkontribusi terhadap meninggalnya rakyat sipil.


Perserikatan Bangsa-Bangsa mengatakan perang di Yaman, yang berlangsung sejak Maret 2015 telah menelan korban jiwa sekitar 4,800 warga sipil. Perang ini terjadi antara pasukan koalisi pimpinan Arab Saudi melawan kelompok Houthi, yang didukung Iran.


Pemerintah Arab Saudi membantah serangannya banyak menimbulkan korban jiwa warga sipil. Saudi juga mengatakan berusaha mengurangi korban warga sipil yang jatuh. Seorang pejabat pemerintah AS mengatakan perjanjian jual beli senjata dari Raytheon dan Boeing ini meliputi rentang waktu sepuluh tahun. Sehingga, pengiriman senjata itu baru akan terjadi beberapa tahun lagi.


REUTERS

Berita terkait

Cek Persiapan Layanan Haji, Menag Terbang ke Arab Saudi Hari ini

9 jam lalu

Cek Persiapan Layanan Haji, Menag Terbang ke Arab Saudi Hari ini

Tahun ini, Indonesia mendapat 241.000 kuota haji, terdiri atas 213.320 jemaah haji reguler dan 27.680 jemaah haji khusus.

Baca Selengkapnya

Keras, Arab Saudi Ultimatum Israel Agar Tak Serang Rafah

11 jam lalu

Keras, Arab Saudi Ultimatum Israel Agar Tak Serang Rafah

Arab Saudi menekan Israel agar tak menyerang Rafah.

Baca Selengkapnya

Senjata AS Digunakan dalam Serangan Israel ke Lebanon, Diduga Langgar Hukum Internasional

16 jam lalu

Senjata AS Digunakan dalam Serangan Israel ke Lebanon, Diduga Langgar Hukum Internasional

Sejak 7 Oktober, 16 pekerja medis tewas akibat serangan udara Israel di Lebanon, dan 380 orang lainnya tewas termasuk 72 warga sipil.

Baca Selengkapnya

Insiden-insiden yang Menggerus Reputasi Boeing

4 hari lalu

Insiden-insiden yang Menggerus Reputasi Boeing

Banyak insiden yang menggerus reputasi Boeing sebagai produsen pesawat terkemuka di dunia, yang terakhir adalah kematian seorang pelapor.

Baca Selengkapnya

Media AS Sebut Arab Saudi Tangkap Warganya yang Kritik Israel soal Gaza

4 hari lalu

Media AS Sebut Arab Saudi Tangkap Warganya yang Kritik Israel soal Gaza

Menurut media asal AS, Arab Saudi menangkap warganya karena mengkritik Israel di media sosial terkait perang di Gaza.

Baca Selengkapnya

Top 3 Dunia: Arab Saudi Terbitkan Aturan Baru Haji 2024 dan Jepang Kucurkan Bantuan untuk Papua

4 hari lalu

Top 3 Dunia: Arab Saudi Terbitkan Aturan Baru Haji 2024 dan Jepang Kucurkan Bantuan untuk Papua

Top 3 dunia pada 2 Mei 2024, di antaranya pelapor yang menuduh Boeing telah mengabaikan cacat produksi 737 MAX, meninggal.

Baca Selengkapnya

Bidik Peziarah di Luar Ibadah Haji dan Umrah, Arab Saudi Kenalkan Platform Nusuk

5 hari lalu

Bidik Peziarah di Luar Ibadah Haji dan Umrah, Arab Saudi Kenalkan Platform Nusuk

Arab Saudi mengundang pelancong menjelajahi budaya, sejarah, dan petualangan di luar perjalanan keagamaan seperti haji dan umrah.

Baca Selengkapnya

Lagi, Pembocor Kasus Boeing Mendadak Meninggal Dunia

5 hari lalu

Lagi, Pembocor Kasus Boeing Mendadak Meninggal Dunia

Seorang pelapor yang menuduh pemasok Boeing mengabaikan cacat produksi 737 MAX telah meninggal dunia

Baca Selengkapnya

5 Fakta Osama bin Laden, Pendiri Al-Qaeda yang Ditembak Mati AS pada 2 Mei 2011

5 hari lalu

5 Fakta Osama bin Laden, Pendiri Al-Qaeda yang Ditembak Mati AS pada 2 Mei 2011

Hari ini, 2 Mei 2011, Osama bin Laden ditembak mati oleh pasukan Amerika. Berikut fakta-fakta Osama bin Laden.

Baca Selengkapnya

Buat Jemaah Calon Haji 2024, Ini Aturan Terbaru dari Arab Saudi

5 hari lalu

Buat Jemaah Calon Haji 2024, Ini Aturan Terbaru dari Arab Saudi

Arab Saudi mewajibkan jemaah calon haji memenuhi kriteria vaksinasi dan mendapatkan izin resmi.

Baca Selengkapnya