Arab Saudi Sewa Tentara Bayaran AS Siksa Tahanan Koruptor?

Reporter

Yon Yoseph

Editor

Budi Riza

Kamis, 23 November 2017 13:15 WIB

AP/Jacob Silberberg

TEMPO.CO, Riyadh - Putra Mahkota Kerajaan Arab Saudi, Mohammed bin Salman, atau yang dikenal sebagai MBS diduga menyewa tentara bayaran Amerika Serikat yang Blackwater.

Pasukan keamanan bayaran ini diduga disewa untuk menginterogasi termasuk menyiksa dan memukuli pangeran dan pengusaha miliarder yang tertangkap dalam operasi antikorupsi di kerajaan ini.

Baca: Arab Saudi Tangkap Pangeran Alwaleed di Kamar Tidur

Arab Saudi berusaha mengembalikan kekayaan negara yang konon telah hilang sebanyak US$100 miliar atau sekitar RpRp1300 triliun.

Seorang sumber di kerajaan Arab Saudi yang bercerita kepada media Daily Mail mengungkapkan MBS menyewa pasukan keamanan swasta Amerika, yang dikenal sebagai Blackwater.

Sekitar sebelas pangeran, empat menteri aktif dan ratusan pejabat serta mantan pejabat termasuk pengusaha miliarder negara itu ditangkap dalam pemberangusan terhadap praktek korupsi.

Raja Salman membentuk Komisi Antikorupsi Arab Saudi dan menunjuk Putra Mahkota Pangeran Mohammed Bin Salman sebagai kepalanya. Mohammed memerintahkan penangkapan massal yang menjaring 208 orang, dengan tujuh diantaranya telah dilepas.

Penangkapan itu diikuti 'interogasi' yang menurut sebuah sumber dilakukan oleh 'tentara bayaran Amerika', yang disewa pangeran berusia 32 tahun, dan sekarang menjadi tokoh kerajaan paling berkuasa .

Baca: Komandan Pasukan Elit Arab Saudi dan Perwira Tinggi Dianiaya

Advertising
Advertising

"Mereka memukul, menyiksa, menampar, menghina para tahanan. Mereka ingin menghancurkan semuanya, " kata sumber itu, seperti yang dilansir Daily Mail padaRabu, 22 November 2017.

Sumber ini menambahkan Hotel The Ritz Carlton di Riyadh dijaga pasukan khusus Saudi. Namun proses interogasi dilakukan Blackwater, yang sekarang bernama Academi. Ini karena mayoritas penjaga mengenal para tokoh pejabat dan bangsawan secara dekat.

Sebelumnya beredar laporan tentang adanya penyiksaan seperti disebarkan oleh beberapa whistleblower Arab Saudi soal keterlibatan Blackwater dan penyiksaan para tahanan.

Akun twitter whistleblower Saudi yang terkenal, @Ahdjadid, yang mengunggah apa yang dikatakan sebagai informasi orang dalam, juga mengklaim bahwa MBS telah membawa setidaknya 150 penjaga 'Blackwater'.

"Kelompok tentara bayaran Blackwater pertama tiba di Arab Saudi seminggu setelah penggusuran bin Nayef [pendahulu Salman sebagai putra mahkota]. MBS mengirim beberapa dari mereka untuk mengamankan tempat penahanan Nayef dan sisanya digunakan untuk melindungi dirinya sendiri. '

Klaim penyiksaan juga muncul baru-baru ini dalam sebuah artikel di New York Times. Seorang dokter di sebuah rumah sakit di Riyadh dan seorang pejabat AS mengatakan kepada Times bahwa sebanyak 17 tahanan telah menjalani perawatan medis.

Namun Fatimah Baeshen, juru bicara Kedutaan Besar Saudi di Washington, mengatakan kepada surat kabar ini bahwa penangkapan ditujukan untuk menangani kejahatan 'kerah putih'. Jaksa penuntut umum negara juga memastikan penangkapan ini 'mematuhi undang-undang dan peraturan yang relevan'.

Blackwater sebelumnya juga disebut sebagai perusahaan yang diklaim kehadirannya di Arab Saudi di media sosial Arab, dan oleh presiden Lebanon. Presiden Lebanon mengunggah di Twitter bahwa mantan perdana menteri Saad Hariri ditahan di Riyadh oleh penjaga Blackwater, namun kemudian menghapus tweet tersebut.

"Pihak berwenang Libanon telah mengkonfirmasi informasi bahwa perusahaan Blackwater menjaga Hariri dan keluarganya - bukan pasukan keamanan resmi Saudi," tulis Michel Aoun, Presiden Lebanon pada Rabu pekan lalu.

Laporan lain menyebutkan, dua tahanan yang dianggap potensial melakukan perlawanan dalam tahta kerajaan adalah pengusaha tajir Alwaleed bin Talal dan Mutaib bin Abdullah. Keduanya paling keras mengalami siksaan.

Putra Mahkota Pangeran Mohammed bin Salman selaku ketua Komisi Antikorupsi Arab Saudi menangkap sedikitnya 40 pangeran dan lebih dari 200 pengusaha, pejabat militer dan mantan pejabat karena tudingan korupsi.

Berita terkait

Top 3 Dunia: Jusuf Kalla Bertemu Hamas Hingga AS-Israel Diduga Langgar Hukum Internasional

46 menit lalu

Top 3 Dunia: Jusuf Kalla Bertemu Hamas Hingga AS-Israel Diduga Langgar Hukum Internasional

Berita Top 3 Dunia pada Selasa 7 Mei 2024 diawali oleh kabar Ketua Umum PMI Jusuf Kalla meminta kelompok Palestina Hamas untuk bersatu dengan Fatah

Baca Selengkapnya

Polisi New York Tangkap Demonstran Pro-Palestina di Dekat Acara Met Gala

8 jam lalu

Polisi New York Tangkap Demonstran Pro-Palestina di Dekat Acara Met Gala

Pengunjuk rasa pro-Palestina mengadakan protes di sekitar acara mode bergengsi Met Gala di Museum Seni Metropolitan, New York.

Baca Selengkapnya

Bintang Film Dewasa Stormy Daniels Dijadwalkan Bersaksi dalam Sidang Donald Trump

10 jam lalu

Bintang Film Dewasa Stormy Daniels Dijadwalkan Bersaksi dalam Sidang Donald Trump

Stormy Daniels, bintang film dewasa yang menjadi pusat persidangan uang tutup mulut mantan presiden Donald Trump, akan bersaksi

Baca Selengkapnya

Tragedi Penembakan di Pesta Remaja Buffalo AS Tewaskan Seorang Remaja Putri dan Lukai 5 Lainnya

10 jam lalu

Tragedi Penembakan di Pesta Remaja Buffalo AS Tewaskan Seorang Remaja Putri dan Lukai 5 Lainnya

Lagi-lagi terjadi penembakan di Amerika Serikat, kali ini terjadi di Buffalo yang menewaskan seorang remaja putri dan melukai lima orang lainnya.

Baca Selengkapnya

Jumlah Kematian Akibat Senjata Api di Amerika Serikat Capai Rekor Tertinggi

11 jam lalu

Jumlah Kematian Akibat Senjata Api di Amerika Serikat Capai Rekor Tertinggi

Amerika Serikat tengah menjadi sorotan pasca-penembakan terbaru di Buffalo dan legalisasi senjata api di Tennessee. Bagaimana fakta-faktanya?

Baca Selengkapnya

12 Senator AS Ancam Sanksi Pejabat ICC dan Anggota Keluarga Jika Perintahkan Tangkap Netanyahu

11 jam lalu

12 Senator AS Ancam Sanksi Pejabat ICC dan Anggota Keluarga Jika Perintahkan Tangkap Netanyahu

12 senator AS mengancam akan menjatuhkan sanksi terhadap ICC jika menerbitkan perintah penangkapan terhadap perdana menteri Israel Benjamin Netanyahu.

Baca Selengkapnya

Jika Lolos Olimpiade Paris 2024, Timnas Indonesia Satu Grup dengan Prancis, AS, dan Selandia Baru

12 jam lalu

Jika Lolos Olimpiade Paris 2024, Timnas Indonesia Satu Grup dengan Prancis, AS, dan Selandia Baru

Timnas Indonesia akan satu grup dengan tuan rumah Prancis, Amerika Serikat, dan Selandia Baru bila lolos Olimpiade Paris 2024.

Baca Selengkapnya

Militer Israel Ambil Kendali Penyeberangan Rafah dari Gaza ke Mesir

13 jam lalu

Militer Israel Ambil Kendali Penyeberangan Rafah dari Gaza ke Mesir

Militer Israel mengambil kendali atas perbatasan Rafah antara Gaza dan Mesir

Baca Selengkapnya

Belgia akan Dukung Resolusi Pengakuan Palestina Jadi Anggota Penuh PBB

13 jam lalu

Belgia akan Dukung Resolusi Pengakuan Palestina Jadi Anggota Penuh PBB

Menlu Belgia Hadja Lahbib mengatakan negaranya akan mendukung resolusi yang mengakui Palestina sebagai anggota penuh PBB

Baca Selengkapnya

Sekelompok Hakim AS Konservatif Tolak Pekerjakan Lulusan Universitas Columbia Pro-Palestina

13 jam lalu

Sekelompok Hakim AS Konservatif Tolak Pekerjakan Lulusan Universitas Columbia Pro-Palestina

Tiga belas orang hakim federal konservatif di AS memboikot lulusan Universitas Columbia karena protes pro-Palestina.

Baca Selengkapnya