Presiden Mugabe Jalani Tahanan Rumah di Zimbabwe
Reporter
Choirul Aminuddin
Editor
Choirul Aminuddin
Kamis, 16 November 2017 13:50 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Presien Zimbabwe, Robert Mugabe, istri dan keluarganya harus menjalani tahanan rumah setelah militer menguasai negara. Namun militer menolak dituding melakukan kudeta atau mengambil alih kekuasaan.
"Presiden dan keluarganya aman. Keselamatannya kami jamin," kata Mayor Jenderal Sibusiso Moyo, juru bicara militer Zimbabwe kepada wartawan, Selasa malam, 14 November 2017, waktu setempat.
Baca: Militer Kuasai Ibukota Zimbabwe, Diduga Mau Kudeta Mugabe
"Kami hanya mengejar para penjahat yang ada di pemerintahan. Misi kami akan selesai ketika situasi negara normal." Dia menambahkan, "Ini bukan aksi ambil alih negara oleh militer."
Aksi militer ini dilatarbelakangi oleh kekecewaan mereka atas kondisi sosial dan ekonomi Zimbabwe yang sangat mendertia. Menurut mereka situasi tersebut akibat kepemimpinan Mugabe dan Menteri Keuangan Ignatius Chombo.
"Menteri Keuangan Ignatius Chombo juga ditahan oleh militer," Independent melaporkan.
Pengumuman militer itu mengejutkan semua pihak disusul tembakan senjata berat di dekat kediaman pribadi presiden berusia 93 tahun tersebut. Bahkan sejumlah negara marah atas aksi militer Zimbabwe.
Salah satu negara yang murka itu adalah Afrika Selatan. Presiden Jacob Zuma gusar ketika dia mendengar rekannya, Mugabe dan keluarganya, menjalani tahanan rumah oleh militer.
Baca: Robert Mugabe, Diktator Zimbabwe dan Presiden Tertua Dunia
Pretoria mengatakan, Afrika Selatan akan mengerahkan militer dan intelijen ke Harare untuk memecahkan krisis atas nama blok negara Afrika.
"Afrika Selatan, Uni Eropa, PBB, Inggris selaku bekas negara penjajah Zimbabwe diminta menaha diri oleh Zuma," tulis SBS.