TEMPO Interaktif, Islamabad: Pengepungan aparat keamanan terhadap Masjid Merah, Islamabad, yang berlangsung sejak Selasa pekan lalu, memicu protes 20 ribu orang pendukung Taliban di Khar, wilayah Pakistan yang berbatasan dengan Afganistan, kemarin.Unjuk rasa itu dipimpin Maulana Faqir Mohammed, ulama yang diburu pihak berwenang dan diyakini dekat dengan tokoh nomor dua Al-Qaidah, Ayman al-Zawahri."Kami siap berjihad!" teriak massa pengunjuk rasa itu sambil berpawai di wilayah suku Bajaur yang bermasalah karena sering terjadi betrokan bersenjata antara kelompok pendukung dan penentang Taliban. Sebagian demonstran membawa senjata api Kalashnikov dan peluncur roket."Ulama dan mahasiswa tak berdosa disyahidkan dan masjid dibobol hanya untuk kesenangan Amerika Serikat," kata Faqir Mohammed. "Semua kebijakan Musharraf bertentangan dengan Islam dan negara, karena itu ia menjadi musuh kami."Para milisi itu meledakkan sebuah mobil milik aparat keamanan di Bajaur pada Ahad pagi lalu, yang menewaskan seorang polisi. Mereka juga menculik empat polisi lain dalam sebuah serangan terpisah. Bajaur adalah markas kelompok milisi terlarang Tehrik Nifaz-e-Syariat Mohammadi, yang punya hubungan erat dengan Masjid Merah.Sementara itu, pengepungan Masjid Merah, yang menjadi basis kelompok radikal pendukung Taliban, semakin ketat, walau sekitar 1.200 mahasiswa telah menyerahkan diri dan Imam Masjid Maulana Abdul Aziz telah tertangkap.Pemerintah Pakistan memperkirakan lebih dari seribu orang, termasuk perempuan dan anak-anak, masih berada di dalam kompleks masjid. Dengan demikian, pasukan pemerintah belum melakukan serangan langsung.Presiden Pervez Musharraf kemarin mengadakan pertemuan tingkat tinggi untuk mempertimbangkan penyerbuan terakhir. Dalam rapat itu Musharraf menunjuk Chaudhry Shujaat Hussain, Perdana Menteri Pakistan selama tiga bulan pada 2004, untuk memimpin sebuah delegasi ulama-ulama guna membujuk para milisi Masjid Merah agar menyerah.Krisis di Islamabad itu juga memicu para pemimpin oposisi Pakistan mendesak Musharraf agar mundur dan meminta para mantan perdana menteri, Benazir Bhutto dan Nawaz Sharif, diizinkan kembali ke negeri itu.Dalam pernyataan bersamanya di London, kelompok oposisi yang tergabung dalam Konferensi Semua Partai (APC) menyatakan bahwa kekuasaan militer Musharraf telah membawa Pakistan ke tepi jurang perpecahan. l AFP | AP | BBC | NGARTO F