Presiden Lebanon Minta Hariri Kembali dari Arab Saudi
Reporter
Choirul Aminuddin
Editor
Choirul Aminuddin
Sabtu, 11 November 2017 07:00 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Lebanon Michel Aoun meminta bekas Perdana Menteri Saad Hariri kembali dari Arab Saudi menyusul pengumuman pengunduran dirinya di Riyadh pekan lalu.
Permintaan Aoun itu disampaikan langsung kepada duta besar Arab Saudi untuk Lebanon, Jumat, 10 November 2017.
"Pengunduran dirinya sebagai Perdana Menteri tidak bisa diterima," kata sumber di kantor Kepresidenan, Kamis, 9 November 2017.
Baca: Hizbullah: Arab Saudi Paksa PM Lebanon Mundur
Sejumlah pejabat di Lebanon yakin bahwa Hariri saat ini menjalani tahanan rumah di Arab Saudi.
Selain Hariri, jelas mereka, dua pejabat tinggi Lebanon, dan seorang politikus dekat Hariri turut ditahan di sana.
Riyadh mengatakan, Hariri adalah seorang sekutu lama Saudi. Dia manusia bebas dan tidak ada hubungannya dengan keputusan pengunduran dirinya yang disampaikan pada Sabtu, 4 November 2017, selama dia berada di Arab Saudi.
Setelah pengumuman pengunduran diri Hariri pekan lalu, Arab Saudi menuding Lebanon dan gerakan Syiah Hizbullah mendeklarasikan perang.
Arab Saudi juga melarang warganya melakukan perjalanan ke Lebanon serta meminta seluruh warganya pulang. Sikap Arab Saudi disusul negara-negara Teluk mengeluarkan pelarangan bagi warganya berkunjung ke Lebanon.
Selama pertemuannya dengan duta besar Arab Saudi, jelas sumber di kantor Kepresidenan, Aoun menunjukkan keprihatinannya atas kondisi Hariri.
"Beliau meminta klarifikasi mengenai kondisi Hariri," kata sumber.
Pada Sabtu pekan lalu, Hariri menyatakan mengundurkan diri sebagai Perdana Menteri Lebanon dengan alasan takut dibunuh sebagaimana ayahnya Rafik Hariri tewas dihabisi nyawanya pada 2005.
Baca: Arab Saudi: Lebanon Deklarasikan Perang
Pengumuman tersebut disampaikan di depan televisi di Riyadh, Arab Saudi. Menurut Hizbullah dan pejabat di Lebanon, pengunduran diri Hariri karena mendapatkan tekanan dari Arab Saudi.
THE GLOBE AND MAIL