Pangeran Alwaleed, Miliader Arab yang Ditangkap karena Korupsi

Reporter

Budi Riza

Editor

Budi Riza

Minggu, 5 November 2017 15:49 WIB

Alwaleed bin Talal merupakan anggota keluarga kerajaan Saudi yang mengumpulkan kekayaan sendiri melalui investasi di saham dan properti. Pangeran Arab Saudi tersebut, dilaporkan ditangkap oleh Komite Anti-Korupsi Arab Saudi terkait dugaan keterlibatan dalam kasus korupsi. AFP Photo

TEMPO.CO, Jeddah – Kerajaan Arab Saudi menangkap sebelas pangeran termasuk Pangeran Alwaleed bin Talal dalam operasi antikorupsi terbesar dalam sejarah negara kerajaan ini.

Pengumuman penangkapan ini dilakukan di stasiun televisi Al Arabiya, yang dikontrol kerajaan. Penangkapan Alwaleed mengagetkan banyak kalangan khususnya dunia keuangan internasional.

Baca: Korupsi, Arab Saudi Tak Hanya Menahan Pangeran Juga Pecat Menteri

Alwaleed dikenal sebagai bos dari Kingdom Holding dan kekayaannya tercantum dalam daftar orang kaya majalah Forbes Amerika Serikat.

Baca: Raja Salman Bentuk Komisi Antikorupsi, Menahan 11 Pangeran

Advertising
Advertising

Pangeran Alwaleed bin Talal saat berada di High Court, London, Inggris, 2 Juli 2013. Alwaleed juga pernah membeli sebuah kapal layar mewah yang amat mahal dari Presiden AS Donald Trump. Pada 2015, Alwaleed pernah berjanji akan mendonasikan kekayaannya sebanyak 32 miliar dolar saat dia meninggal dunia kelak. REUTERS/Neil Hall

"Alwaleed juga memiliki saham di perusahaan News Corp (induk perusahaan Fox Tv), perusahaan bank investasi Citigroup, dan media sosial Twitter," begitu tulis media New York Times, Ahad, 5 November 2017. Alwaleed juga memiliki saham Hotel Savoy di Inggris dan jaringan televisi yang menjangkau Arab Saudi.

Kampanye antikorupsi ini, menurut media NY Times, merupakan bagian dari upaya konsolidasi Putra Mahkota Mohammed bin Salman, yang merupakan penasihat utama Raja Salman.

Meski baru berusia 32 tahun, putra mahkota memiliki peran dominan untuk urusan militer Saudi, kebijakan luar negeri, serta kebijakan ekonomi dan sosial.

"Ini menimbulkan gunjingan ketidaksukaan dari kalangan keluarga kerajaan bahwa dia telah meraup kekuasaan yang besar pada usia begitu muda," tulis NY Times.

Raja Salman mengeluarkan keputusan kerajaan untuk membentuk lembaga antikorupsi, yang dikepalai putra mahkota, kemarin, 4 November 2017. Beberapa jam kemudian, lembaga ini langsung melakukan penangkapan terhadap sebelas pangeran dan puluhan mantan menteri.

Menurut stasiun berita Al Arabiya, lembaga antikorupsi ini memiliki hak untuk menginvestigasi, menahan, melarang orang bepergian, dan membekukan uang serta aset dari para pelaku korupsi.

Hotel Ritz-Carlton di Riyadh, yang merupakan hotel milik kerajaan, dievakuasi pada Sabtu. Ini memunculkan kabar pemerintah akan menempatkan para pangeran dan mantan menteri yang ditahan di sana.

Sejumlah bandara pribadi juga ditutup. Ini memunculkan spekulasi bahwa putra mahkota berusaha mencegah para pengusaha melarikan diri sebelum dilakukan penangkapan lebih banyak.

Pada bulan lalu, Pangeran Alwaleed memberikan wawancara kepada media barat mengenai layanan baru crypto currency. Dia juga bicara soal rencana kerajaan untuk melakukan penawaran perdana saham Saudi Aramco, yang merupakan perusahaan minyak kakap.

NY Times juga memaparkan kritik pedas Alwaleed terhadap Donald Trump saat berlangsungnya konvensi Partai Republik pada 2015. "Kamu orang yang memalukan tidak hanya bagi GOP (Partai Republik) tapi juga bagi Amerika. Mundurlah dari proses pemilu Presiden AS karena kamu tidak akan menang," tulis Alwaleed pada aku Twitter-nya @Alwaleed_Talal.

Trump menanggapi cuitan ini dengan mengatakan, "Pangeran bodoh @Alwaleed_Talal mencoba mengontrol politisi AS menggunakan uang ayahnya. Dia tidak akan bisa melakukannya jika saya terpilih nanti."

Presiden Donald Trump memiliki hubungan baik dengan putra mahkota, yang kariernya menanjak dengan cepat dari sebelumnya nyaris tidak pernah terdengar.

Baru-baru ini, Trump mengatakan dia berharap perusahaan minyak Arab Saudi Aramco bakal mencatatkan sahamnya di bursa efek di Amerika jika melakukan penawaran saham perdana.

Menurut NY Times, tiga orang pejabat tinggi Gedung Putih dan menantu Trump, Jared Kushner, dilaporkan datang ke Arab Saudi untuk melakukan pertemuan dengan pihak kerajaan.

NY TIMES

Berita terkait

Media AS Sebut Arab Saudi Tangkap Warganya yang Kritik Israel soal Gaza

3 jam lalu

Media AS Sebut Arab Saudi Tangkap Warganya yang Kritik Israel soal Gaza

Menurut media asal AS, Arab Saudi menangkap warganya karena mengkritik Israel di media sosial terkait perang di Gaza.

Baca Selengkapnya

Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor Mangkir tanpa Alasan, KPK: Praperadilan Tak Hentikan Penyidikan

7 jam lalu

Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor Mangkir tanpa Alasan, KPK: Praperadilan Tak Hentikan Penyidikan

KPK mengatakan, kuasa hukum Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor seharusnya berperan mendukung kelancaran proses hukum.

Baca Selengkapnya

KPK Sita Kantor NasDem di Sumatera Utara dalam Kasus Korupsi Bupati Labuhanbatu

1 hari lalu

KPK Sita Kantor NasDem di Sumatera Utara dalam Kasus Korupsi Bupati Labuhanbatu

KPK menyita kantor Partai NasDem di Labuhanbatu, Sumatera Utara, dalam perkara korupsi yang menjerat Bupati Erik Atrada Ritonga.

Baca Selengkapnya

Bidik Peziarah di Luar Ibadah Haji dan Umrah, Arab Saudi Kenalkan Platform Nusuk

1 hari lalu

Bidik Peziarah di Luar Ibadah Haji dan Umrah, Arab Saudi Kenalkan Platform Nusuk

Arab Saudi mengundang pelancong menjelajahi budaya, sejarah, dan petualangan di luar perjalanan keagamaan seperti haji dan umrah.

Baca Selengkapnya

Fakta-Fakta Sidang SYL: Duit Kementerian Dipakai Buat Sunatan, Bangun Kafe, hingga Cicil Alphard

1 hari lalu

Fakta-Fakta Sidang SYL: Duit Kementerian Dipakai Buat Sunatan, Bangun Kafe, hingga Cicil Alphard

Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo alias SYL acapkali menggunakan uang Kementan untuk keperluan pribadi.

Baca Selengkapnya

5 Fakta Osama bin Laden, Pendiri Al-Qaeda yang Ditembak Mati AS pada 2 Mei 2011

1 hari lalu

5 Fakta Osama bin Laden, Pendiri Al-Qaeda yang Ditembak Mati AS pada 2 Mei 2011

Hari ini, 2 Mei 2011, Osama bin Laden ditembak mati oleh pasukan Amerika. Berikut fakta-fakta Osama bin Laden.

Baca Selengkapnya

Profil Hendry Lie, Bos Sriwijaya Air yang Ditetapkan Tersangka Kasus Timah

1 hari lalu

Profil Hendry Lie, Bos Sriwijaya Air yang Ditetapkan Tersangka Kasus Timah

PT Sriwijaya Air didirikan oleh Chandra Lie, Hendry Lie, Johannes Bunjamin, dan Andy Halim pada 28 April 2003.

Baca Selengkapnya

Buat Jemaah Calon Haji 2024, Ini Aturan Terbaru dari Arab Saudi

1 hari lalu

Buat Jemaah Calon Haji 2024, Ini Aturan Terbaru dari Arab Saudi

Arab Saudi mewajibkan jemaah calon haji memenuhi kriteria vaksinasi dan mendapatkan izin resmi.

Baca Selengkapnya

Arab Saudi Terbitkan Smart Card untuk Jemaah Haji Mulai Tahun Ini, Apa Itu?

1 hari lalu

Arab Saudi Terbitkan Smart Card untuk Jemaah Haji Mulai Tahun Ini, Apa Itu?

Arab Saudi menyatakan pihaknya akan memperketat aturan haji tahun ini.

Baca Selengkapnya

Sidang Perdana Praperadilan Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor Melawan KPK Akan Digelar Hari Ini

1 hari lalu

Sidang Perdana Praperadilan Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor Melawan KPK Akan Digelar Hari Ini

Gugatan praperadilan Bupati Sidoarjo itu akan dilaksanakan di ruang sidang 3 Pengadilan Negeri Jakarta Selatan pukul 09.00.

Baca Selengkapnya