Anak Yatim dan Janda Rohingya Jadi Sasaran Predator Seksual

Reporter

Terjemahan

Editor

Budi Riza

Jumat, 20 Oktober 2017 17:31 WIB

Tentara Bangladesh memberi peringatan pada ratusan pengungsi Rohingya yang melarikan diri dari Myanmar setelah melewati perbatasan di Palang Khali, Bangladesh, 16 Oktober 2017. REUTERS/Zohra Bensemra

TEMPO.CO, Dhaka - Geng kriminal terorganisir dan predator seksual telah menargetkan anak yatim dan wanita di kamp pengungsian Rohingya. Geng ini menjanjikan pekerjaan yang meragukan dan menawarkan imbalan uang tunai untuk seks.

Menurut beberapa lembaga amal, para anggota kriminil itu menggeledah kamp pengungsian Rohingya di perbatasan Bangladesh-Myanmar untuk mencari anak yatim. Mereka menjanjikan pekerjaan dan mengeksploitasi perempuan untuk apa yang disebut "seks untuk kelangsungan hidup".

Baca:Bertemu Presiden Jokowi, Emir Qatar juga Bahas Isu Rohingya

Sejak Agustus, diperkirakan 580.000 Muslim Rohingya telah menyeberang ke Bangladesh, melarikan diri dari sebuah kampanye yang diwarnai kekerasan oleh militer Myanmar, yang disebut Tatmadaw, dan milisi budha setempat.

Namun ketika di pengungsian, etnis muslim minoritas, yang dianggap tidak memiliki kewarganegaraan itu, justru telah mendapat ancaman baru.

Baca: Paus Desak Myanmar Hentikan Kekerasan terhadap Rohingya

Advertising
Advertising

"Kami telah mendengar cerita tentang orang-orang yang datang, mencari anak yatim dan berkata, 'Kami akan membawa Anda ke tempat yang aman'," ungkap Zia Choudhury, direktur kelompok kemanusiaan CARE, seperti yang dilansir ABC Online pada 20 Oktober 2017.

Choudhury mengatakan pemerintah Bangladesh dan badan-badan bantuan melakukan semua yang mereka bisa untuk mencegah para pemangsa ini keluar dari kamp-kamp dan melindungi orang-orang yang rentan.

Meskipun ada risiko yang muncul, kamp itu masih merupakan tempat yang relatif aman bagi ribuan pendatang baru setiap hari.

Banyak perempuan dan anak-anak Rohingya tiba di Bangladesh dengan cerita tentang diserang secara seksual di Myanmar, entah di desa mereka atau saat mereka berjalan ke perbatasan.

"Pemerkosaan, perdagangan manusia, dan seks untuk kelangsungan hidup telah dilaporkan di antara bahaya yang ada untuk wanita dan anak perempuan selama perjalanan mencari keselamatan," kata Robert Watkins, koordinator penduduk Perserikatan Bangsa-Bangsa di Bangladesh.

Sebuah rencana respons kemanusiaan yang disiapkan oleh PBB bulan ini memperkirakan 448.000 warga etnis minoritas Rohingya di kamp pengungsian membutuhkan bantuan karena kekerasan berbasis gender. Itu termasuk pemerkosaan, serangan seksual dan trauma lainnya.

ABC ONLINE | YON DEMA

Berita terkait

Anak-anak Pengungsi Rohingya Dapat Bantuan Baju Lebaran

22 hari lalu

Anak-anak Pengungsi Rohingya Dapat Bantuan Baju Lebaran

Baju Lebaran yang diberikan oleh Yayasan BFLF Indonesia berupa satu setelan busana muslim untuk anak perempuan pengungsi Rohingya

Baca Selengkapnya

120 Warga Etnis Rohingya Dievakuasi dari Laut ke Daratan Aceh

31 Desember 2021

120 Warga Etnis Rohingya Dievakuasi dari Laut ke Daratan Aceh

Saat mendarat, para pengungsi Rohingya yang mayoritas perempuan dan anak-anak tersebut dalam kondisi lemas dan kedinginan.

Baca Selengkapnya

Ribuan Pengungsi Rohingya di Pulau Terpencil Protes

1 Juni 2021

Ribuan Pengungsi Rohingya di Pulau Terpencil Protes

Pengungsi Rohingya ini protes terhadap kondisi kehidupan di pulau Bhashan Char, Bangladesh, yang rawan topan.

Baca Selengkapnya

Bangladesh Lanjutkan Pemindahan Ribuan Pengungsi Rohingya ke Pulau Terpencil

28 Januari 2021

Bangladesh Lanjutkan Pemindahan Ribuan Pengungsi Rohingya ke Pulau Terpencil

Pemerintah Bangladesh akan merelokasi 2-3 ribu pengungsi Rohingya ke Pulau Bhasan Char.

Baca Selengkapnya

100 Etnis Rohingya Ditahan Otoritas Myanmar

8 Januari 2021

100 Etnis Rohingya Ditahan Otoritas Myanmar

Hampir 100 etnis Rohingya ditahan oleh kepolsiain Myanmar dalam sebuah penggerebekan. Mereka dituduh melakukan perjalanan ilegal.

Baca Selengkapnya

Perusahaan Israel Dituduh Dukung Militer Myanmar Genosida Etnis Rohingya

24 Desember 2020

Perusahaan Israel Dituduh Dukung Militer Myanmar Genosida Etnis Rohingya

Justice for Myanmar merilis laporan yang menyebut perusahaan Israel menjual teknologinya ke militer Myanmar untuk melakukan genosida terhadap Rohingya

Baca Selengkapnya

Janda Rohingya Gugat Myanmar Rp 28 Miliar atas Pembunuhan Suaminya di Inn Din

12 Desember 2020

Janda Rohingya Gugat Myanmar Rp 28 Miliar atas Pembunuhan Suaminya di Inn Din

Seorang janda Rohingya menuntut kompensasi US$ 2 juta atas kematian suaminya yang dibunuh oleh tentara Myanmar di Inn Din, Myanmar barat, pada 2017.

Baca Selengkapnya

Kemenangan Partai NLD Aung San Suu Kyi Cukup untuk Membentuk Pemerintahan

13 November 2020

Kemenangan Partai NLD Aung San Suu Kyi Cukup untuk Membentuk Pemerintahan

Partai NLD pimpinan Aung San Suu Kyi mengamankan 322 kursi parlemen bikameral dalam pemilu Myanmar, jumlah kursi yang cukup untuk membentuk kabinet.

Baca Selengkapnya

Aung San Suu Kyi Terpilih Lagi, Partai NLD Diprediksi Menang Pemilu Myanmar

9 November 2020

Aung San Suu Kyi Terpilih Lagi, Partai NLD Diprediksi Menang Pemilu Myanmar

Partai NLD Aung San Suu Kyi meraih 15 kursi dalam penghitungan suara sementara pemilu Myanmar 2020 pada Senin.

Baca Selengkapnya

Partai Aung San Suu Kyi Diprediksi Menang Pemilu Myanmar

7 November 2020

Partai Aung San Suu Kyi Diprediksi Menang Pemilu Myanmar

Aung San Suu Kyi dan partainya, Liga Nasional untuk Demokrasi (NLD), diprediksi kembali menang meski diterpa isu genosida etnis Rohingya

Baca Selengkapnya