Pemulangan Pengungsi Rohingya ke Myanmar Tanpa Libatkan PBB

Selasa, 3 Oktober 2017 10:23 WIB

Pengungsi Rohingya menggendong anaknya saat melintasi sungai usai melintasi perbatasan Myanmar-Bangladesh di Teknaf, Cox Bazar, Bangladesh, 29 September 2017. ANTARA

TEMPO.CO, Jakarta - Myanmar setuju untuk mengambil kembali ratusan ribu pengungsi Rohingya yang melarikan diri dari tindakan brutal militer ke Bangladesh dalam beberapa pekan terakhir. Setiap Rohingya yang menjadi pengungsi di Bangladesh akan diverifikasi oleh kelompok kerja gabungan tanpa melibatkan PBB.

Menteri Luar Negeri Bangladesh AH Mahmood Ali mengatakan bahwa Myanmar bersedia membawa lebih dari 500.000 Rohingya yang teraniaya tersebut setelah melakukan pembicaraan pada hari Senin, 2 Oktober 2017 dengan pejabat tinggi Myanmar, Kyaw Tint Swe di Dhaka, ibukota Bangladesh.

Baca: Bangladesh Kembalikan 500 Ribu Pengungsi Rohingya ke Myanmar

"Perundingan tersebut diadakan dalam suasana bersahabat, dan Myanmar telah membuat sebuah proposal untuk mengambil kembali pengungsi Rohingya. Apa yang Bangladesh katakan adalah bahwa kita ingin menyelesaikan masalah ini dengan damai dan kedua negara telah menyetujuinya," kata Ali.

Seperti yang dilansir Al Jazeera pada 3 Oktober 2017, Ali mengatakan kedua negara sepakat untuk membentuk kelompok kerja gabungan untuk mulai bekerja dalam pemulangan besar-besaran tersebut.

"Ini akan dilakukan sesuai kriteria yang disepakati pada tahun 1993, ketika puluhan ribu orang Rohingya dipulangkan," jelas Ali.

Menteri Bangladesh itu tidak memberikan jangka waktu untuk repatriasi dan tidak mengatakan apakah Myanmar juga akan membawa 300.000 pengungsi Rohingya yang melarikan diri ke Bangladesh selama kekerasan sebelumnya.

Baca: Pengungsi Rohingya Terus Meninggalkan Desa karena Tidak Aman
PBB mengatakan sebanyak 507.000 orang Rohingya telah lari ke Bangladesh sejak 25 Agustus 2017. Situasi ini dinilai sebagai keadaan darurat pengungsi yang paling cepat di dunia. PBB juga mengatakan Myanmar yang mayoritas beragama Buddha terlibat dalam pembersihan etnis terhadap sebagian besar minoritas Muslim Rohingya.

Advertising
Advertising

Myanmar membantah tudingan pembersihan etnis Rohingya dengan mengatakan bahwa pasukannya melancarkan serangan di utara negara bagian Rakhine sebagai tanggapan atas serangan gerilyawan Rohingya atau ARSA.

Myanmar mengatakan lebih dari 500 orang tewas dalam kekerasan terakhir, kebanyakan dari mereka adalah milisi ARSA.

Namun Myanmar tidak memberikan status kewarganegaraan terhadap Rohingya meskipun banyak yang telah tinggal di sana selama beberapa generasi. Myanmar menganggap Rohingya sebagai imigran ilegal dari Bangladesh.

AL JAZEERA|TELEGRAPH|YON DEMA

Berita terkait

Anak-anak Pengungsi Rohingya Dapat Bantuan Baju Lebaran

23 hari lalu

Anak-anak Pengungsi Rohingya Dapat Bantuan Baju Lebaran

Baju Lebaran yang diberikan oleh Yayasan BFLF Indonesia berupa satu setelan busana muslim untuk anak perempuan pengungsi Rohingya

Baca Selengkapnya

120 Warga Etnis Rohingya Dievakuasi dari Laut ke Daratan Aceh

31 Desember 2021

120 Warga Etnis Rohingya Dievakuasi dari Laut ke Daratan Aceh

Saat mendarat, para pengungsi Rohingya yang mayoritas perempuan dan anak-anak tersebut dalam kondisi lemas dan kedinginan.

Baca Selengkapnya

Ribuan Pengungsi Rohingya di Pulau Terpencil Protes

1 Juni 2021

Ribuan Pengungsi Rohingya di Pulau Terpencil Protes

Pengungsi Rohingya ini protes terhadap kondisi kehidupan di pulau Bhashan Char, Bangladesh, yang rawan topan.

Baca Selengkapnya

Bangladesh Lanjutkan Pemindahan Ribuan Pengungsi Rohingya ke Pulau Terpencil

28 Januari 2021

Bangladesh Lanjutkan Pemindahan Ribuan Pengungsi Rohingya ke Pulau Terpencil

Pemerintah Bangladesh akan merelokasi 2-3 ribu pengungsi Rohingya ke Pulau Bhasan Char.

Baca Selengkapnya

100 Etnis Rohingya Ditahan Otoritas Myanmar

8 Januari 2021

100 Etnis Rohingya Ditahan Otoritas Myanmar

Hampir 100 etnis Rohingya ditahan oleh kepolsiain Myanmar dalam sebuah penggerebekan. Mereka dituduh melakukan perjalanan ilegal.

Baca Selengkapnya

Perusahaan Israel Dituduh Dukung Militer Myanmar Genosida Etnis Rohingya

24 Desember 2020

Perusahaan Israel Dituduh Dukung Militer Myanmar Genosida Etnis Rohingya

Justice for Myanmar merilis laporan yang menyebut perusahaan Israel menjual teknologinya ke militer Myanmar untuk melakukan genosida terhadap Rohingya

Baca Selengkapnya

Janda Rohingya Gugat Myanmar Rp 28 Miliar atas Pembunuhan Suaminya di Inn Din

12 Desember 2020

Janda Rohingya Gugat Myanmar Rp 28 Miliar atas Pembunuhan Suaminya di Inn Din

Seorang janda Rohingya menuntut kompensasi US$ 2 juta atas kematian suaminya yang dibunuh oleh tentara Myanmar di Inn Din, Myanmar barat, pada 2017.

Baca Selengkapnya

Kemenangan Partai NLD Aung San Suu Kyi Cukup untuk Membentuk Pemerintahan

13 November 2020

Kemenangan Partai NLD Aung San Suu Kyi Cukup untuk Membentuk Pemerintahan

Partai NLD pimpinan Aung San Suu Kyi mengamankan 322 kursi parlemen bikameral dalam pemilu Myanmar, jumlah kursi yang cukup untuk membentuk kabinet.

Baca Selengkapnya

Aung San Suu Kyi Terpilih Lagi, Partai NLD Diprediksi Menang Pemilu Myanmar

9 November 2020

Aung San Suu Kyi Terpilih Lagi, Partai NLD Diprediksi Menang Pemilu Myanmar

Partai NLD Aung San Suu Kyi meraih 15 kursi dalam penghitungan suara sementara pemilu Myanmar 2020 pada Senin.

Baca Selengkapnya

Partai Aung San Suu Kyi Diprediksi Menang Pemilu Myanmar

7 November 2020

Partai Aung San Suu Kyi Diprediksi Menang Pemilu Myanmar

Aung San Suu Kyi dan partainya, Liga Nasional untuk Demokrasi (NLD), diprediksi kembali menang meski diterpa isu genosida etnis Rohingya

Baca Selengkapnya