Demi Bantuan, Duterte Enggan Kritik Amerika Serikat

Reporter

Yon Yoseph

Editor

Budi Riza

Minggu, 1 Oktober 2017 08:47 WIB

Presiden Filipina Rodrigo Duterte memegang sebuah senjata saat mengunjungi tentara yang memerangi kelompok ekstremis Maute di Marawi, Filipina, 24 Agustus 2017. Presidential Palace/Handout via REUTERS

TEMPO.CO, Manila - Presiden Filipina Rodrigo Duterte, yang dikenal sebagai kritikus keras Amerika Serikat, kini ‘terpaksa’ harus memuji Washington agar mau membantunya melawan kelompok teroris.

"Ada banyak faktor yang terlibat. Tapi saya lebih suka bersahabat dengan mereka sekarang," kata Duterte, seperti yang dilansir media The Star pada 30 September 2017.

Baca: Di Jakarta, Duterte-Jokowi Bahas Terpidana Mati Mary Jane

Pernyataan Duterte dibuat menyusul serangkaian bantuan militer Amerika dalam membantu militer negara itu memerangi milisi pemberontak Maute di Marawi, yang berafiliasi dengan ISIS. Maute menduduki kota selatan Marawi sejak tanggal 23 Mei, dan hingga kini militer Filipina masih memberlakukan operasi militer.

Baca: Duterte Akan Jumpa Jokowi di Jakarta Bahas Isu Laut

Advertising
Advertising

Amerika Serikat mengerahkan pesawat mata-mata Orion P-3 dan memberikan masukan intelijen kepada pasukan Filipina, yang mencoba merebut kembali kota itu dalam pertempuran yang menyebabkan lebih dari 900 orang tewas.

Duterte mengatakan dia tidak akan mengatakan bahwa Amerika adalah penyelamat Filipina, tapi sebagai sekutu yang membantu militernya.

"Dan bahkan sampai hari ini, mereka telah menyediakan peralatan penting bagi tentara kami di Marawi untuk memerangi para teroris. Jadi tanpa bantuan mereka kami akan mengalami kesulitan," kata Duterte. "Jadi kami ucapkan terima kasih."

Duterte menandai dimulainya masa jabatan enam tahun tahun lalu dengan serangkaian kritikan dan komentar kotor melawan Amerika Serikat.

Selama kunjungan ke Cina pada Oktober lalu, Duterte mengumumkan sempat mengucapkan perpisahannya dari Amerika Serikat dan menyatakan dia sedang mengatur kembali dengan Cina dan Rusia sebagai gantinya.

Namun menurut Duterte, saat itu dia tengah marah pada Barack Obama karena mengkritik perangnya terhadap obat-obatan terlarang.

THE STAR | YON DEMA

Berita terkait

Sosok Ferdinand Marcos Jr yang Terancam Dimakzulkan Duterte

1 Februari 2024

Sosok Ferdinand Marcos Jr yang Terancam Dimakzulkan Duterte

Menanggapi tuduhan keras Duterte, Marcos hanya tertawa. Dia menyatakan bahwa ia tidak akan memberikan tanggapan serius terhadap pertanyaan tersebut.

Baca Selengkapnya

Begini Konflik Antara Duterte dan Presiden Filipina Ferdinand Marcos Jr

31 Januari 2024

Begini Konflik Antara Duterte dan Presiden Filipina Ferdinand Marcos Jr

Marcos bekerja sama dengan putri Duterte, Sara, untuk menjadikannya wakil presiden dalam kemenangan Pemilu 2022. Namun, keretakan dalam aliansi keluarga tersebut muncul ketika petahana telah menyimpang dari kebijakan anti-narkoba dan kebijakan luar negeri pendahulunya.

Baca Selengkapnya

Peraih Nobel Perdamaian, Maria Ressa, Dibebaskan dari Kasus Pajak Filipina

12 September 2023

Peraih Nobel Perdamaian, Maria Ressa, Dibebaskan dari Kasus Pajak Filipina

Maria Ressa, peraih Nobel Perdamaian 2021 bersama jurnalis Rusia, mendapatkan reputasi karena pengawasan terhadap mantan Presiden Rodrigo Duterte.

Baca Selengkapnya

Kembalinya Keluarga Marcos Berkuasa di Filipina Disambut Protes Mahasiswa

10 Mei 2022

Kembalinya Keluarga Marcos Berkuasa di Filipina Disambut Protes Mahasiswa

Sekitar 400 mahasiswa melakukan protes di luar gedung Komisi Pemilihan Filipina menentang kemenangan Ferdinand Marcos Jr dalam pemilihan presiden

Baca Selengkapnya

Pilpres Filipina: Profil Ferdinand Marcos Jr, Si Bongbong Penerus Dinasti Marcos

9 Mei 2022

Pilpres Filipina: Profil Ferdinand Marcos Jr, Si Bongbong Penerus Dinasti Marcos

Calon-calon yang bertarung dalam pilpres Filipina ada 10 kandidat dan terdapat 3 nama yang digadang-gadang menggantikan Presden Duterte.

Baca Selengkapnya

Putra Eks Diktator Filipina Marcos Berpeluang Besar Menjadi Presiden

7 Februari 2022

Putra Eks Diktator Filipina Marcos Berpeluang Besar Menjadi Presiden

Putra mantan diktator Filipina Ferdinand Marcos menjadi kandidat yang paling berpeluang menggantikan Presiden Rodrigo Duterte

Baca Selengkapnya

KPU Filipina Tolak Petisi untuk Melarang Anak Marcos Jadi Capres

17 Januari 2022

KPU Filipina Tolak Petisi untuk Melarang Anak Marcos Jadi Capres

Komisi pemilihan umum (KPU) Filipina menolak petisi yang berusaha untuk melarang putra mendiang diktator Ferdinand Marcos menjadi capres

Baca Selengkapnya

Filipina Larang Warga Belum Vaksin COVID-19 Naik Transportasi Publik di Manila

14 Januari 2022

Filipina Larang Warga Belum Vaksin COVID-19 Naik Transportasi Publik di Manila

Aturan pemerintah Filipina ini menuai kecaman karena dianggap mendiskriminasi warga miskin yang belum memperoleh akses vaksin COVID-19

Baca Selengkapnya

Warga Filipina yang Belum Imunisasi Vaksin Covid-19 Bisa Ditahan, Jika ...

7 Januari 2022

Warga Filipina yang Belum Imunisasi Vaksin Covid-19 Bisa Ditahan, Jika ...

Warga Filipina yang belum imunisasi vaksin Covid-19 agar tidak keluar rumah jika tidak mendesak. Mereka bakal ditahan jika tak patuh.

Baca Selengkapnya

Duterte Menolak Minta Maaf atas Pelanggaran HAM selama Perang Melawan Narkoba

5 Januari 2022

Duterte Menolak Minta Maaf atas Pelanggaran HAM selama Perang Melawan Narkoba

Presiden Filipina Rodrigo Duterte mengatakan dia tidak akan pernah meminta maaf atas kematian tersangka narkoba yang dibunuh di luar hukum.

Baca Selengkapnya