Mahmud Abbas Bubarkan Kabinet Palestina

Reporter

Editor

Jumat, 15 Juni 2007 07:57 WIB

TEMPO Interaktif, Gaza:Presiden Otoritas Palestina Mahmud Abbas membubarkan pemerintahan koalisi Hamas-Fatah. Hal itu dilakukan setelah bentrok kedua kubu memuncak pada menginjak hari kelima di Jalur Gaza pada (Kamis 14/5) waktu setempat. Abbas mengumumkan negara dalam keadaan darurat setelah pasukan Hamas mengambil kendali di Jalur Gaza.Menginjak hari kelima bentrokan, 90 orang dinyatakan tewas. Korban terbanyak jatuh pada Kamis sebanyak 33 orang tewas. Fatah mengklaim tujuh tentaranya dibantai, sementara Hamas membantah klaim itu. Kemenangan Hamas dirayakan dengan pawai di Tal al-Hawa, dengan pejuang yang mengibarkan bendera.Abbas, dari Fatah, memecat perdana menteri dari Hamas, Ismail Haniya, dan mengatakan dia akan membentuk kabinet baru yang membubarkan koalisi Hamas-Fatah yang baru terbentuk tiga bulan lalu.Berdasarkan konstitusi, Presiden Otoritas Palestina bisa membubarkan pemerintah dan menunjuk kabinet darurat selama sebulan tanpa harus meminta persetujuan parlemen. Hamas, yang meraih suara mayoritas dalam Pemilu, menguasai parlemen.Langkah ini diduga tak mampu mengusir Hamas dari Gaza. Abbas berharap bisa mengontrol Tepi Barat, namun pemerintahan Palestina akan terbelah dua. Dua juta warga Palestina menghuni Tepi Barat, sementara 1,4 juta lainnya bermukim di Gaza.Para pemukim di Tepi Barat menyaksikan Gaza direbut melalui televisi. Mereka menyalahkan Abbas karena dianggap tak bisa mengambil keputusan. Dalam serangan Hamas ke Gaza pekan ini, tak ada pemimpin penting Fatah yang menetap di Gaza untuk mengendalikan situasi. ”Hamas punya kepemimpinan, tujuan, ideologi dan pendanaan," kata analis Gaza Talal Okal. Sementara, ”Fatah tidak punya kepemimpinan, tujuan, visi maupun uang.”Abbas sebenarnya sempat memerintahkan serangan balik terhadap Hamas—setelah serangan menginjak hari kelima. Namun keputusan itu terlambat. Juru bicara Hamas, Sami Abu Zuhri, menilai keputusan Abbas tidak bernilai sama sekali.Dari Washington, Amerika Serikat, Menteri Luar Negeri Condoleezza Rice menyatakan mendukung langkah Abbas membubarkan kabinet. "Presiden Abbas mengambil langkah yang sesuai kewenangannya sebagai presiden, dan pemimpin rakyat Palestina," kata Rice. Sementara itu, Komisi Eropa menunda puluhan juta dolar dana proyek bantuan kemanusiaan ke Jalur Gaza, sehari setelah Perserikatan Bangsa-Bangsa mengumumkan keputusan serupa.AP | IBNU RUSYDI

Berita terkait

Yahya Al-Sinwar Kembali Terpilih Jadi Ketua Hamas di Jalur Gaza

11 Maret 2021

Yahya Al-Sinwar Kembali Terpilih Jadi Ketua Hamas di Jalur Gaza

Yahya Al-Sinwar terpilih kembali untuk memimpin Hamas di Jalur Gaza untuk masa jabatan kedua. Sinwar adalah tokoh Hamas yang dikenal keras ke Israel.

Baca Selengkapnya

Joe Biden Dukung Solusi Dua Negara untuk Perdamaian Palestina-Israel

27 Januari 2021

Joe Biden Dukung Solusi Dua Negara untuk Perdamaian Palestina-Israel

Pemerintahan Joe Biden juga akan membuka dua kantor perwakilan diplomatik Palestina di Washington dan Yerusalem setelah ditutup Donald Trump.

Baca Selengkapnya

Gara-gara Yerusalem, Palestina Tarik Dubesnya dari Amerika

1 Januari 2018

Gara-gara Yerusalem, Palestina Tarik Dubesnya dari Amerika

Palestina menarik Husam Zomlot, dubes untuk Amerika Serikat menyusul keputusan kontroversial Washington soal Yerusalem sebagai ibu kota Israel

Baca Selengkapnya

Netanyahu Kecam Rekonsiliasi Hamas dan Fatah

13 Oktober 2017

Netanyahu Kecam Rekonsiliasi Hamas dan Fatah

Benjamin Netanyahu mengatakan Israel ingin berdamai dengan semua negara tetangga tapi rekonsiliasi Hamas dan Fatah membuatnya semakin sulit.

Baca Selengkapnya

Hamas dan Fatah Akhirnya Sepakat untuk Palestina Bersatu

13 Oktober 2017

Hamas dan Fatah Akhirnya Sepakat untuk Palestina Bersatu

Dengan perundingan ini, Hamas mengakui kepemimpinan Mahmoud Abbas sebagai Presiden Palestina.

Baca Selengkapnya

Hamas - Fatah Resmi Rekonsliasi Demi Wujudkan Negara Palestina

12 Oktober 2017

Hamas - Fatah Resmi Rekonsliasi Demi Wujudkan Negara Palestina

Hamas dan Fatah akhirnya sepakat melakukan rekonsiliasi politik setelah bertahun-tahun tidak akur demi mewujudkan negara Palestina.

Baca Selengkapnya

Mesir Sambut Rekonsiliasi Hamas-Fatah di Palestina

18 September 2017

Mesir Sambut Rekonsiliasi Hamas-Fatah di Palestina

Mesir sambut rekonsiliasi Hamas dan Fatah untuk membangun persatuan Palestina.

Baca Selengkapnya

Hamas - Fatah Berdamai, Palestina Menuju Satu Pemerintahan  

18 September 2017

Hamas - Fatah Berdamai, Palestina Menuju Satu Pemerintahan  

Hamas menerima persyaratan damai yang ditawarkan kepala gerakan Fatah sekaligus Presiden Palestina, Mahmoud Abbas, untuk mengakhiri dua pemerintahan di Palestina.

Baca Selengkapnya

Israel Tembak Mati Pemuda Palestina di Tepi Barat

4 September 2017

Israel Tembak Mati Pemuda Palestina di Tepi Barat

Warga lainnya di kamp pengungsi, Aziz Arafeh, juga mengalami luka tembak di bagian lengan.

Baca Selengkapnya

Israel Bangun Pemukiman di Palestina, PBB: Hambat Solusi 2 Negara

30 Agustus 2017

Israel Bangun Pemukiman di Palestina, PBB: Hambat Solusi 2 Negara

PBB mengatakan Israel bangun pemukiman di Palestina menjadi hambatan utama mencapai solusi dua negara dan proses perdamaian dengan Palestina.

Baca Selengkapnya