Militer Myanmar Perkosa Wanita Rohingya, Ini Temuan Dokter PBB

Senin, 25 September 2017 11:18 WIB

Sejumlah anak perempuan muslim Rohingya berdoa saat mengikuti kelas belajar Al Quran setelah dibukanya sekolah madrasah di kamp pengungsian Kutupalong, Bangladesh, 24 September 2017. AP

TEMPO.CO, Jakarta - Sejumlah dokter yang bertugas di bawah payung PBB menemukan wanita-wanita etnis Rohingya korban perkosaan militer Myanmar dengan kondisi mengerikan di kamp pengungsi Bangladesh. Perkosaan adalah cara teror militer Mynamar, mereka menyimpulkan.

Baca: PM Bangladesh Desak PBB Bentuk Zona Aman Rohingya di Myanmar

Tasunba Nourin, seorang dokter di Organisasi Internasional untuk Migran (IOM) mengatakan kepada Reuters, para korban perkosaan banyak yang mengalami luka termasuk akibat gigitan, vagina robek, dan ada tanda-tanda senjata api digunakan untuk menembus alat vital wanita.

Nourin Tasnupa, yang bekerja di sebuah klinik milik PBB di kamp pengungsi dekat perbatasan Bangladesh-Myanmar, mengatakan, hampir semua wanita Rohingya korban selamat mengalami pukulan, perkosaan, gigitan di bagian payudara dara dan alat kelaminnya.

"Mereka tidak menceritakan insiden ini meskipun dengan keluarganya. Perkosaan adalah stigma buruk di kalangan masyarakat konservatif Rohingya, " kata Tasnupa.

Advertising
Advertising

Seorang perempuan yang sedang menggendong anak kecil berusia enam tahun meneteskan air mata ketika berbicara dengan wartawan. Dia mengaku diperkosa oleh tiga militer Myanmar.

Baca: Amerika Desak Myanmar Izinkan Tim Fakta PBB Selidiki Rohingya

"Ketika mereka kabur, saya berlari keluar rumah bersama dua anak saya untuk menyusul kerumunan orang yang meninggalkan seluruh harta bendanya," ucap wanita itu.

Wanita lain mengaku mengalami pendarahan selama tiga hari sebelum tiba di perbatasan Bangladesh.

Pramila Patten, Perwakilan Khusus PBB untuk Kekerasan Seks, mengatakan, dia sangat prihatin dengan operasi keamanan di Rahine yang disebut PBB sebagai operasi pembersihan etnis.

Dia menerangkan, para korban selamat itu mengaku mendapatkan kekerasan seks sebagai alat teror guna memaksa warga keluar dari Rakhine. Hampir semua korban kekerasan seks itu mengatakan kepada dokter bahwa para pelakunya mengenakan seragam militer Myanmar. Salah seorang wanita korban perkosaan mengatakan, dia diperkosa oleh lima serdadu sementara pria lainnya melihat aksi itu.

Baca: Bangladesh Bebaskan 2 Jurnalis Myanmar yang Ditahan di Cox Bazar

Lebih dari 430 ribu etnis Rohinya meninggalkan Rakhine menuju Bangladesh sejak Agustus 2017. Saat itu pasukan Myanmar melancarkan operasi keamanan setelah beberapa pos polisi dan pangkalan militer diserbu sejumlah milisi.

Aung San Suu Kyi, pemimpin de facto Myanmar dan peraih Nobel Perdamaian yang dikecam dunia karena dianggap tidak bisa mengendalikan kekerasan, berjanji akan menindak para pelaku kekerasan di Rakhine.

Namun pemerintah Myanmar menolak memberikan izin kepada tim pencari fakta PBB masuk ke Rakhine guna melakukan investigasi atas teror terhadap kaum Rohingya sejak Februari 2017.

BRISBANE TIMES | CHOIRUL AMINUDDIN

Berita terkait

Anak-anak Pengungsi Rohingya Dapat Bantuan Baju Lebaran

23 hari lalu

Anak-anak Pengungsi Rohingya Dapat Bantuan Baju Lebaran

Baju Lebaran yang diberikan oleh Yayasan BFLF Indonesia berupa satu setelan busana muslim untuk anak perempuan pengungsi Rohingya

Baca Selengkapnya

120 Warga Etnis Rohingya Dievakuasi dari Laut ke Daratan Aceh

31 Desember 2021

120 Warga Etnis Rohingya Dievakuasi dari Laut ke Daratan Aceh

Saat mendarat, para pengungsi Rohingya yang mayoritas perempuan dan anak-anak tersebut dalam kondisi lemas dan kedinginan.

Baca Selengkapnya

Ribuan Pengungsi Rohingya di Pulau Terpencil Protes

1 Juni 2021

Ribuan Pengungsi Rohingya di Pulau Terpencil Protes

Pengungsi Rohingya ini protes terhadap kondisi kehidupan di pulau Bhashan Char, Bangladesh, yang rawan topan.

Baca Selengkapnya

Bangladesh Lanjutkan Pemindahan Ribuan Pengungsi Rohingya ke Pulau Terpencil

28 Januari 2021

Bangladesh Lanjutkan Pemindahan Ribuan Pengungsi Rohingya ke Pulau Terpencil

Pemerintah Bangladesh akan merelokasi 2-3 ribu pengungsi Rohingya ke Pulau Bhasan Char.

Baca Selengkapnya

100 Etnis Rohingya Ditahan Otoritas Myanmar

8 Januari 2021

100 Etnis Rohingya Ditahan Otoritas Myanmar

Hampir 100 etnis Rohingya ditahan oleh kepolsiain Myanmar dalam sebuah penggerebekan. Mereka dituduh melakukan perjalanan ilegal.

Baca Selengkapnya

Perusahaan Israel Dituduh Dukung Militer Myanmar Genosida Etnis Rohingya

24 Desember 2020

Perusahaan Israel Dituduh Dukung Militer Myanmar Genosida Etnis Rohingya

Justice for Myanmar merilis laporan yang menyebut perusahaan Israel menjual teknologinya ke militer Myanmar untuk melakukan genosida terhadap Rohingya

Baca Selengkapnya

Janda Rohingya Gugat Myanmar Rp 28 Miliar atas Pembunuhan Suaminya di Inn Din

12 Desember 2020

Janda Rohingya Gugat Myanmar Rp 28 Miliar atas Pembunuhan Suaminya di Inn Din

Seorang janda Rohingya menuntut kompensasi US$ 2 juta atas kematian suaminya yang dibunuh oleh tentara Myanmar di Inn Din, Myanmar barat, pada 2017.

Baca Selengkapnya

Kemenangan Partai NLD Aung San Suu Kyi Cukup untuk Membentuk Pemerintahan

13 November 2020

Kemenangan Partai NLD Aung San Suu Kyi Cukup untuk Membentuk Pemerintahan

Partai NLD pimpinan Aung San Suu Kyi mengamankan 322 kursi parlemen bikameral dalam pemilu Myanmar, jumlah kursi yang cukup untuk membentuk kabinet.

Baca Selengkapnya

Aung San Suu Kyi Terpilih Lagi, Partai NLD Diprediksi Menang Pemilu Myanmar

9 November 2020

Aung San Suu Kyi Terpilih Lagi, Partai NLD Diprediksi Menang Pemilu Myanmar

Partai NLD Aung San Suu Kyi meraih 15 kursi dalam penghitungan suara sementara pemilu Myanmar 2020 pada Senin.

Baca Selengkapnya

Partai Aung San Suu Kyi Diprediksi Menang Pemilu Myanmar

7 November 2020

Partai Aung San Suu Kyi Diprediksi Menang Pemilu Myanmar

Aung San Suu Kyi dan partainya, Liga Nasional untuk Demokrasi (NLD), diprediksi kembali menang meski diterpa isu genosida etnis Rohingya

Baca Selengkapnya