Indonesia Bisa Tampil di Muka untuk Menentang Perang AS-Irak

Reporter

Editor

Rabu, 13 Agustus 2003 15:22 WIB

TEMPO Interaktif, Jakarta:Indonesia bisa tampil didepan untuk menentang penyerangan tentara Amerika Serikat (AS) terhadap Irak. Apalagi Indonesia merupakan negara yang memiliki jumlah penduduk muslim paling banyak di dunia. Tetapi pemerintah Indonesia terjebak dengan persepsi bahwa kita hanya aktor pinggiran, kata cendikiawan muslim Fachri Ali kepada wartawan di Universitas Al-Azhar, Jakarta, Sabtu (15/3). Fachri Ali menjadi pembicara dalam forum dialog Krisis Kemanusiaan dan Dampak Global (rencana) Serangan Militer ke Irak. Selain Fachri, tampil juga Ketua Internastional Crisis Group Sidney Jones dan Pengamat Politik Internasional Universitas Paramadina Buni Yani. Menurut Fachri, memang untuk tampil dimuka sebagai negara penentang perang, Indonesia tidak bisa sendirian. Karena itu dia menyarankan agar pemerintah mengambil langkah-langkah kreatif dalam kebijakan luar negeri. Misalnya saja dengan melakukan kerjasama dengan negara-negara penentang perang seperti Perancis dan Jerman. Fachri berpendapat tampilnya Indonesia sebagai penentang perang merupakan sikap kemanusiaan. Sikap ini tidak ada hubungannya dengan masalah ekonomi, khususnya utang luar negeri. Karena serangan AS terhadap Irak sebenarnya adalah perang kemanusiaan. Dengan demikian Indonesia dapat menyampaikan seruan anti perang itu secara independent. Di sini, iImprovisasi dalam diplomasi sangat diperlukan. Selama ini diplomasi belum kita gunakan, kata dia. Sidney Jones memberikan pendapat senada. Menurut dia serangan AS ke Irak itu sudah diambang mata. Hal ini diperlihatkan dengan disiapkannya 300 ribu tentara AS di Turki. Bush dan penasehatnya setuju (perang). Meskipun tidak ada lampu hijau dari PBB, mereka akan bertindak sendiri, kata Sidney. Sidney mengaku khawatir dengan dampak yang ditimbulkan akibat serangan AS itu. Bukan saja terhadap warga sipil Irak, tetapi juga terhadap orang Kurdi di sebelah Utara Irak dan Turki. Bahkan dia juga yakin, kesengsaraan akan dialami orang-orang di Timur Tengah. Nantinya ada jutaan pengungsi, kata dia lagi. Mengenai dampak langsung terhadap Indonesia, Sidney mengaku tidak bisa memperkirakan. Namun yang jelas, ribuan tenaga kerja Indonesia di Timur Tengah, akan terancam jiwanya. Jika serangan AS itu benar-benar terjadi, Buni Yani mengkhawatirkan bangkitnya solidaritas Islam di seluruh dunia. Dengan munculnya solidaritas itu, bisa dipastikan, kelompok Islam moderat ikut bergabung dengan kelompok Islam radikal. Kalau sudah begini, Islam kembali akan mengalami kemunduran, Buni menjelaskan. Suseno Tempo News Room

Berita terkait

DPR Agendakan Rapat Evaluasi Pemilu 2024 dengan KPU pada 15 Mei

3 menit lalu

DPR Agendakan Rapat Evaluasi Pemilu 2024 dengan KPU pada 15 Mei

KPU sebelumnya tidak menghadiri undangan rapat Komisi II DPR karena bertepatan dengan masa agenda sidang sengketa Pilpres 2024.

Baca Selengkapnya

Amnesty International Kecam Polisi Masuk ke dalam Kampus dan Menangkap Mahasiswa di Makassar

11 menit lalu

Amnesty International Kecam Polisi Masuk ke dalam Kampus dan Menangkap Mahasiswa di Makassar

Amnesty International kecam kekerasan polisi di dua kampus di Makassar saat Hari Buruh Internasional dan Hari Pendidikan Nasional.

Baca Selengkapnya

Kenaikan UKT di ITB dan Temuan Senyawa Penghambat Kanker Mengisi Top 3 Tekno Hari Ini

20 menit lalu

Kenaikan UKT di ITB dan Temuan Senyawa Penghambat Kanker Mengisi Top 3 Tekno Hari Ini

Kenaikan UKT bagi mahasiswa angkatan 2024 di ITB memuncaki Top 3 Tekno Tempo hari ini, Sabtu, 4 Mei 2024.

Baca Selengkapnya

Rencana Jalan Braga Bandung Bebas Kendaraan saat Akhir Pekan Dibayangi Masalah

20 menit lalu

Rencana Jalan Braga Bandung Bebas Kendaraan saat Akhir Pekan Dibayangi Masalah

Pemerintah Kota Bandung ingin menghidupkan kembali Jalan Braga yang menjadi ikon kota sebagai tujuan wisata.

Baca Selengkapnya

LPEM UI Sebut Tiga Sumber Inflasi, Rupiah sampai Konflik Iran-Israel

35 menit lalu

LPEM UI Sebut Tiga Sumber Inflasi, Rupiah sampai Konflik Iran-Israel

Inflasi April 2024 sebesar 3 persen secara year on year.

Baca Selengkapnya

Menlu Selandia Baru Sebut Hubungan dengan Cina "Rumit"

39 menit lalu

Menlu Selandia Baru Sebut Hubungan dengan Cina "Rumit"

Menlu Selandia Baru menggambarkan hubungan negaranya dengan Cina sebagai hubungan yang "rumit".

Baca Selengkapnya

Pihak Kampus Akui Pengemudi HR-V yang Tabrak Bis Kuning Mahasiswa Universitas indonesia

45 menit lalu

Pihak Kampus Akui Pengemudi HR-V yang Tabrak Bis Kuning Mahasiswa Universitas indonesia

Kepala Biro Humas Universitas Indonesia membenarkan pengemudi Honda HR-V yang menabrak bis kuning atau Bikun merupakan mahasiswa UI.

Baca Selengkapnya

Warga Jawa Barat Rasakan 6 Gempa Sepanjang April 2024, Sebenarnya Terjadi 106 Kali

54 menit lalu

Warga Jawa Barat Rasakan 6 Gempa Sepanjang April 2024, Sebenarnya Terjadi 106 Kali

BMKG mencatat 106 kali gempa di Jawa Barat pada April 2024. Dari 6 guncangan yang terasa, gempa Garut M6,2 jadi yang paling besar.

Baca Selengkapnya

Polisi Diduga Tabrak Pengendara Motor Hingga Tewas, Laporan Keluarga Korban Sempat Diabaikan Polres Bogor

58 menit lalu

Polisi Diduga Tabrak Pengendara Motor Hingga Tewas, Laporan Keluarga Korban Sempat Diabaikan Polres Bogor

Keluarga korban sempat mendapat perlakuan tidak enak dari pelaku yang seorang polisi berpangkat Bripda. Polres Bogor disebut telah olah TKP.

Baca Selengkapnya

P2G Sebut Ada Guru Honorer di Sekolah Negeri Dipecat Setelah Ada Guru PPPK

1 jam lalu

P2G Sebut Ada Guru Honorer di Sekolah Negeri Dipecat Setelah Ada Guru PPPK

P2G menerima sejumlah laporan dari guru honorer yang dipecat sekolah setelah kedatangan guru PPPK.

Baca Selengkapnya