TEMPO.CO, Kathmandu - Sekitar 50 ribu perempuan hamil dan anak perempuan diperkirakan terkena dampak dari gempa berkekuatan 7,8 skala Richter pada Sabtu siang, 25 April 2015. Badan Perserikatan Bangsa-Bangsa untuk Aktivitas Populasi (UNFPA) menyatakan para perempuan hamil itu membutuhkan layanan kesehatan ibu hamil, termasuk perawatan setelah kelahiran, pelayanan penjemputan, hingga darurat kehamilan.
“Selama masa pergolakan atau bencana alam, kematian terkait dengan kehamilan dan kekerasan berbasis gender meninggi,” kata koordinator penanggung jawab kemanusiaan UNFPA di Asia dan Pasifik, Priya Marwah.
Menurut Priya, banyak wanita kehilangan akses pelayanan kesehatan reproduksi dasar dan melahirkan dalam kondisi mengerikan tanpa perawatan yang aman dan keselamatan nyawanya. "Semua upaya akan diberikan untuk mendukung keselamatan mereka dan bayi mereka," dia menambahkan.
UNFPA telah berkoordinasi dengan pemerintah Nepal dan mitra kemanusiaan untuk menanggapi kebutuhan ini. UNFPA mengklaim staf keadaan darurat sedang dalam perjalanan menuju Nepal. "UNFPA sangat prihatin dengan nasib ibu hamil yang telah dipengaruhi tragedi ini, termasuk mereka yang mungkin menghadapi komplikasi yang berpotensi mengancam nyawa," kata Direktur eksekutif UNFPA Dr Babatunde Osotimehin.
MECHOS DE LAROCHA | IB TIMES