Amerika dan Jepang Yakini Korea Utara Buat Hulu Ledak Nuklir

Reporter

Rabu, 9 Agustus 2017 09:30 WIB

Rudal balistik antar benua Hwasong 14 terbang selama 47 menit sebelum jatuh di Laut Jepang. Pencapaian ini merupakan yang terjauh dibanding uji coba yang telah dilakukan Korea Utara sebelumnya. KCNA via Reuters

TEMPO.CO, Washington—Komunitas intelijen Amerika Serikat dan Kementerian Pertahanan Jepang menyimpulkan rezim Korea Utara berhasil memproduksi hulu ledak nuklir yang bisa dipasang di rudalnya balistik antarbenua.

Seperti dilansir The Washington Post, Rabu 9 Agustus 2017, Badan Intelijen Pertahanan (DIA) AS pada bulan lalu memprediksi Korut memiliki senjata nuklir hingga 60 unit. Tapi, beberapa ahli senjata nuklir independen percaya jumlahnya jauh lebih kecil.

Dokumen rahasia penilaian baru komunitas intelijen AS itu selesai dibuat pada 28 Juli.


Baca: Korea Utara Mengancam Amerika dengan Nuklir

”IC (komunitas intelijen) menilai Korea Utara telah menghasilkan senjata nuklir untuk pengiriman rudal balistik, untuk dikirim oleh rudal jenis ICBM (rudal balistik antarbenua),” demikian bunyi laporan tersebut.

Kesimpulan umum penilaian itu telah diverifikasi oleh dua pejabat AS yang mengetahui dokumen tersebut.

Belum diketahui apakah rezim komunis terisolasi tersebut telah berhasil menguji miniatur senjata nuklir atau belum, meskipun Korut pada tahun lalu secara resmi mengklaim telah berhasil melakukannya.

DIA dan Kantor Direktur Intelijen Nasional AS enggan berkomentar terkait laporan penilaian komunitas intelijen tentang kemampuan produksi senjata nuklir rezim Kim Jong-un.

Hanya beberapa jam sebelumnya, Kementerian Pertahanan Jepang juga menyimpulkan ada bukti yang menunjukkan bahwa Korut telah mencapai miniaturisasi senjata nuklir. Kesimpulan itu muncul dalam buku putih pertahanan tahunan Jepang.

”Sejak tahun lalu, ketika menerapkan secara paksa dua uji coba nuklir dan lebih dari 20 rudal balistik diluncurkan, ancaman keamanan telah memasuki tahap baru,” kata Kementerian Pertahanan Jepang dalam dokumen setebal 563 halaman seperti dikutip Guardian, Selasa lalu.


Baca: Begini Akibatnya jika Perang Nuklir Korea Utara dan AS Terjadi

”Bisa dibayangkan bahwa program senjata nuklir Korut sudah cukup maju dan ada kemungkinan bahwa Korut telah mencapai miniaturisasi senjata nuklir dan telah mengakuisisi hulu ledak nuklir.


Perkembangan nuklir Pyongyang akan menjadi tantangan bagi Presiden Donald Trump yang telah bersumpah bahwa Korut tidak akan pernah diizinkan untuk mengancam AS dengan senjata nuklir.

Dalam sebuah wawancara yang disiarkan di “Hugh Hewitt Show” MSNBC, Penasihat Keamanan Nasional AS, H.R. McMaster mengatakan bahwa prospek kepemilikan ICBM dengan hulu ledak nuklir Korut tidak dapat ditolerir dari perspektif presiden.

”Amerika Serikat harus menyediakan semua opsi, dan itu termasuk opsi militer terhadap Korea Utara,” katanya.

THE WASHINGTON POST | GUARDIAN | SITA PLANASARI AQUADINI



Advertising
Advertising



Berita terkait

Pertama Kalinya, AS Tunda Pengiriman Senjata ke Israel

20 menit lalu

Pertama Kalinya, AS Tunda Pengiriman Senjata ke Israel

Ditundanya pengiriman senjata dari Amerika Serikat membuat pemerintah Israel kebingungan.

Baca Selengkapnya

Mahasiswa di Malang Gelar Aksi "Solidarity Camp for Palestine"

1 jam lalu

Mahasiswa di Malang Gelar Aksi "Solidarity Camp for Palestine"

Aksi ini terinspirasi dari gerakan demonstrasi masif dan berskala besar yang dilakukan para mahasiswa di AS, Eropa, dan sejumlah negara lain.

Baca Selengkapnya

Mahasiswa Irlandia Berkemah di Trinity College Dublin untuk Protes Pro-Palestina

1 hari lalu

Mahasiswa Irlandia Berkemah di Trinity College Dublin untuk Protes Pro-Palestina

Mahasiswa Irlandia mendirikan perkemahan di Trinity College Dublin untuk memprotes serangan Israel di Gaza.

Baca Selengkapnya

AS: Israel Belum Sampaikan Rencana Komprehensif Soal Invasi Rafah

1 hari lalu

AS: Israel Belum Sampaikan Rencana Komprehensif Soal Invasi Rafah

Israel belum menyampaikan kepada pemerintahan Presiden Amerika Serikat Joe Biden ihwal "rencana komprehensif" untuk melakukan invasi terhadap Rafah.

Baca Selengkapnya

Menlu India Tak Terima Komentar Joe Biden tentang Xenofobia

1 hari lalu

Menlu India Tak Terima Komentar Joe Biden tentang Xenofobia

Menteri Luar Negeri India menolak komentar Presiden AS Joe Biden bahwa xenofobia menjadi faktor yang menghambat pertumbuhan ekonomi negaranya.

Baca Selengkapnya

Kronologi Pemberangusan Demo Mahasiswa Amerika Pro-Palestina

2 hari lalu

Kronologi Pemberangusan Demo Mahasiswa Amerika Pro-Palestina

Kepolisian Los Angeles mengkonfirmasi bahwa lebih dari 200 orang ditangkap di LA dalam gejolak demo mahasiswa bela Palestina. Bagaimana kronologinya?

Baca Selengkapnya

Hamas: Netanyahu Berusaha Gagalkan Kesepakatan Gencatan Senjata di Gaza

2 hari lalu

Hamas: Netanyahu Berusaha Gagalkan Kesepakatan Gencatan Senjata di Gaza

Pejabat senior Hamas mengatakan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu berupaya menggagalkan kesepakatan gencatan senjata di Gaza.

Baca Selengkapnya

Israel Berencana Usir Warga Palestina dari Rafah ke Pantai Gaza

2 hari lalu

Israel Berencana Usir Warga Palestina dari Rafah ke Pantai Gaza

Israel berencana mengusir warga Palestina keluar dari Kota Rafah di selatan Gaza ke sebidang tanah kecil di sepanjang pantai Gaza

Baca Selengkapnya

Detektif Swasta Israel Ditangkap di London, Dicari AS atas Dugaan Peretasan

2 hari lalu

Detektif Swasta Israel Ditangkap di London, Dicari AS atas Dugaan Peretasan

Seorang detektif swasta Israel yang dicari oleh Amerika Serikat, ditangkap di London atas tuduhan spionase dunia maya

Baca Selengkapnya

Belgia Kecam Intimidasi Israel dan AS terhadap ICC

2 hari lalu

Belgia Kecam Intimidasi Israel dan AS terhadap ICC

Kementerian Luar Negeri Belgia mengatakan pihaknya "mengutuk segala ancaman dan tindakan intimidasi" terhadap Pengadilan Kriminal Internasional (ICC)

Baca Selengkapnya