Kisah 26 Orang Disandera Perompak Somalia Selama 4 Tahun

Reporter

Rabu, 26 Oktober 2016 08:27 WIB

Perompak Somalia

TEMPO.CO, Jakarta – Tangis dan teriakan histeris meluap saat 26 mantan sandera Kapal FV Naham 3 mendarat di Bandara Internasional Nairobi, Kenya, 23 Agustus lalu. Semua nyaris tidak percaya mereka akhirnya bebas setelah lebih empat tahun disandera perompak di Somalia. Kapal berbendera Oman itu diserang perompak pada 26 Maret 2012, 114 kilometer selatan Seychelles. Satu anak buah kapal tewas tertembak dalam serangan.

Sejak itu mereka dibawa berpindah-pindah. Selama hampir lima tahun, para sandera nyaris mati kelaparan dan kehausan. Makanan dan minuman dibatasi. Di tengah tengah kondisi Somalia yang panas terik dan gersang, para sandera hanya diberi air setengah gelas setiap hari. Termasuk untuk keperluan setiap hari seperti mandi dan sikat gigi.
Mereka juga hanya diberi nasi tanpa lauk pauk.

Pagi hari hanya diberi selembar roti India. Kadang karena kering, air teh mereka jadikan kuah. Dari 29 ABK yang disandera, selain satu yang tewas saat diserang, dua lagi meninggal karena sakit malaria. Salah satunya, Nasirin, 34 tahun, anak buah kapal asal Cirebon, Indonesia. Sisanya yang bertahan, empat dari Indonesia, yang lain Cina, Filipina, Vietnam, Taiwan dan Kamboja.

“Mereka semua menderita malnutrisi,” kata John Steed, dari Ocean Beyond Piracy, organisasi yang membantu pembebasan para sandera.

Baca:
Ingin Hidup Damai, 11 Anggota Abu Sayyaf Serahkan Diri
Terungkap, Trump Sering Gelar Pesta Seks Liar di Masa Lalu

Sejak penyanderaan terjadi 26 Maret 2012, Somalia waktu itu dibawahi Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) Kairo, Mesir. Saat itu KBRI Kairo berusaha berkomunikasi dengan sandera. Namun sulit karena hanya parsial. Selain Kairo, KBRI Riyadh, Arab Saudi dan KBRI Nairobi, Kenya juga berupaya namun tak berhasil juga.
Segera setelah mengetahui kasus tersebut, Menteri Luar Negeri Retno Lestari Priansari Marsudi pun meminta restu dari presiden agar upaya pembebasan keempatnya bisa dimaksimalkan.

Presiden Joko Widodo meminta agar Menlu Retno memastikan upaya pembebasan keempat sandera diintensifkan. Tanpa hingar bingar pemberitaan media. Menlu meminta Badan Intelijen Negara (BIN) ikut disertakan dalam operasi. Kawat pun dikirim ke KBRI Singapura, KBRI Beijing, Cina, juga KBRI Oman serta Kantor Dagang dan Ekonomi Indonesia di Taipei, yang mengurus kekonsuleran warga Indonesia di Taiwan. Juga segala operator pemilik kantor. Intinya meminta pertanggung jawaban pemilik kapal dan apa rencana penyelesaiannya.

Namun sayang, perusahaan ternyata sudah tutup atau dibangkrutkan. Tidak ada satu pun mantan direktur yang dapat dihubungi. Jadi pihak-pihak yang seharusnya bertanggung jawab tak ada.Karena negara tidak mungkin bernegosiasi dengan penjahat dan tidak mungkin membayar tebusan maka dicarilah mitra, untuk melakukan operasi pembebasan dan pendanaan.

Adapun Ocean Beyond Piracy dipilih sebagai lembaga yang melakukan upaya pembebasan. Organisasi itu pernah membebaskan kapal MV Albedo pada 2014. John Steed , ketuanya juga pernah menjadi atase militer Inggris di Kenya.

Setelah orang yang menangani operasional pembebasan diperoleh, BIN menggandeng firma hukum Holman Fenwick Willan yang berpusat di Hong Kong. Firma hukum ini berpengalaman dalam masalah perkapalan termasuk dengan isu penyanderaan.

Dari 26 kasus serupa sebagian besar dana diperoleh dari asuransi penculikan dan tebusan.Namun, sayangnya Naham 3 tidak diasuransi. Firma HFW lalu mencari jalan lain dengan mendorong sejumlah lembaga nirlaba ikut berperan mencarikan donatur. Yayasan-yayasan itulah yang bergerak.

Ada keharuan di antara para sandera saat mereka berpisah di bandara. Lima tahun, banyak duka yang ditanggung bersama. Ada sandera dari Cina yang menderita stroke yang mereka gendong bergantian. Ada sandera dari Kamboja yang tertembak kakinya.
Adapun empat anak buah kapal dari Indonesia, Sudirman, 24 tahun, asal Batam, Supardi, 34 tahun asal Cirebon, Adi Manurung, 32 tahun asal Medan dan Elson Pesireron, 32 tahun asal Seram, Maluku berencana beranjangsana ke rumah orang tua Nasirin.

Setelah Nasirin meninggal, penyandera sempat akan membuang barang-barangnya. Namun, keempatnya mencegah dan menyimpannya.



NATALIA SANTI

Berita terkait

Menlu Retno Undang Gambia ke Indonesia-Africa Forum di Bali

14 jam lalu

Menlu Retno Undang Gambia ke Indonesia-Africa Forum di Bali

Indonesia-Africa Forum kedua akan diselenggarakan di Bali pada 3 - 4 September 2024. Menlu Retno mengundang perwakilan dari Gambia.

Baca Selengkapnya

Kementerian Luar Negeri Rusia Kesal Volodymyr Zelensky Bawa-bawa Tuhan dalam Perang Ukraina

15 jam lalu

Kementerian Luar Negeri Rusia Kesal Volodymyr Zelensky Bawa-bawa Tuhan dalam Perang Ukraina

Volodymyr Zelensky disebut Kementerian Luar Negeri Rusia sedang hilang akal karena membawa-bawa Tuhan dalam konflik dengan Moskow.

Baca Selengkapnya

Lagi, Benjamin Netanyahu Menolak Tuntuan Hamas untuk Mengakhiri Perang Gaza

1 hari lalu

Lagi, Benjamin Netanyahu Menolak Tuntuan Hamas untuk Mengakhiri Perang Gaza

Benjamin Netanyahu menolak tuntutan Hamas yang ingin mengakhiri perang Gaza untuk ditukar dengan pembebasan sandera

Baca Selengkapnya

Lagi, Warga Israel Unjuk Rasa Menuntut Sandera yang Ditahan Hamas Dibebaskan

1 hari lalu

Lagi, Warga Israel Unjuk Rasa Menuntut Sandera yang Ditahan Hamas Dibebaskan

Ribuan warga Israel berunjuk rasa di Tel Aviv menuntut Benjamin Netanyahu menerima proposal gencatan senjata Hamas demi dibebaskannya sandera

Baca Selengkapnya

Anak Pemimpin Sudan Tewas dalam Kecelakaan di Turki

2 hari lalu

Anak Pemimpin Sudan Tewas dalam Kecelakaan di Turki

Anak panglima militer dan pemimpin de facto Sudan meninggal di rumah sakit setelah kecelakaan lalu lintas di Turki.

Baca Selengkapnya

Retno Marsudi Bahas Langkah Perlindungan WNI di Tengah Krisis Timur Tengah

3 hari lalu

Retno Marsudi Bahas Langkah Perlindungan WNI di Tengah Krisis Timur Tengah

Retno Marsudi menilai situasi Timur Tengah telah mendesak Indonesia untuk mempersiapkan diri jika situasi semakin memburuk, termasuk pelindungan WNI

Baca Selengkapnya

Kementerian Luar Negeri Benarkan Ada WNI Terlibat Pembunuhan di Korea Selatan

6 hari lalu

Kementerian Luar Negeri Benarkan Ada WNI Terlibat Pembunuhan di Korea Selatan

Kementerian Luar Negeri RI membenarkan telah terjadi perkelahian sesama kelompok WNI di Korea Selatan persisnya pada 28 April 2024

Baca Selengkapnya

Top 3 Dunia: ICC akan Proses Langkah Hukum Lebanon Melawan Israel

7 hari lalu

Top 3 Dunia: ICC akan Proses Langkah Hukum Lebanon Melawan Israel

Top 3 Dunia pada 28 April 2024, ICC akan memproses langkah hukum yang disorongkan Lebanon melawan Israel atas tuduhan kejahatan perang.

Baca Selengkapnya

Otoritas di Kementerian Luar Negeri Amerika Serikat Tak Percaya Israel Gunakan Senjata dengan Benar

8 hari lalu

Otoritas di Kementerian Luar Negeri Amerika Serikat Tak Percaya Israel Gunakan Senjata dengan Benar

Biro-biro di Kementerian Luar Negeri Amerika Serikat tidak percaya Israel gunakan senjata dari Washington tanpa melanggar hukum internasional

Baca Selengkapnya

Rusia Akan Balas Jika Aset-asetnya Disita Amerika Serikat

8 hari lalu

Rusia Akan Balas Jika Aset-asetnya Disita Amerika Serikat

Kementerian Luar Negeri Rusia mengancam negara-negara Barat akan mendapat balasan tegas jika aset-aset Rusia yang dibekukan, disita

Baca Selengkapnya