Omar Butcher, seorang Amerika Afrika menuntut CNN karena mendapatkan diskriminasi ras dan agama. dailymail.co.uk
TEMPO.CO, Atlanta- Mantan Associate produser CNN Omar Butcher menggugat CNN dengan tuduhan melakukan diskriminasi rasial dan agama saat dirinya sebagai karyawan di perusahaan yang bermarkas di Atlanta, Georgia, Amerika Serikat.
Butcher, keturunan Afrika-Amerika, menjadi sasaran olok-olokan rekan kerjanya setelah ia meminta mereka tidak menyebut nama Tuhan secara sembarangan di hadapannya.
Butcher tidak terima rekan kerjanya mengucapkan kata-kata "Jesus Christ" atau "God damn" serampangan. Namun permintaannya itu tak ditanggapi sesama rekan kerjanya. Butcher mengatakan dirinya beragama Kristen.
Ia juga mengirim email kepada koordinator acara Ashleigh Banfield atas ucapannya yang bernada rasis saat membawakan berita tentang kekerasan di masyarakat Afrika-Amerika pada Juli lalu.
Banfield saat itu bertanya tentang masyarakat Afrika-Amerika sebagai generasi yang hilang menyusul aksi kekerasan terjadi di masyarakat Afrika-Amerika. "Apakah seluruh generasi ini tidak mampu diubah, tak dapat diraih, mereka hanya hidup lalu mati?" tanya Banfiled saat membawa acara.
Butcher yang bertugas sebagai associate producer tahun 2015 kemudian mempersoalkan promosi kerja rekannya yang berkulit putih. Butcher yang bergabung dengan CNN pada tahun 2010 mengatakan dalam promosi kerja ia berulang kali dilewati dan bahkan wawancara kerja tidak sesuai dengan kualifikasinya.
Sehari setelah mengirim email ke Banfield, Butcher pun dipecat.
Tak terima atas pemecatan itu, Butcher menggugat CNN. Dokumen gugatan didaftarkan pada hari Kamis, 20 Oktober 2016, seperti dikutip dari Daily Mail, 22 Oktober 2016.
Di dokumen gugatan, Butcher menuliskan setelah ia melayangkan email ke Banfield, rekan-rekannya justru semakin sering mengolok-oloknya yang disebutnya sebagai bentuk diskriminasi agama dan rasial.
CNN belum memberikan tanggapan atas gugatan Butcher. DAILY MAIL | MARIA RITA
Putin Tak Puas dengan Wawancara Tucker Carlson: Pertanyaannya Kurang Tajam
15 Februari 2024
Putin Tak Puas dengan Wawancara Tucker Carlson: Pertanyaannya Kurang Tajam
Presiden Rusia Vladimir Putin mengaku terkejut dengan kurangnya pertanyaan tajam dari Tucker Carlson dalam wawancara pekan lalu yang menjadi berita utama di seluruh dunia.