Tangani Penyanderaan, Duterte Ajak Berunding Abu Sayyaf

Reporter

Editor

Suseno TNR

Selasa, 28 Juni 2016 17:38 WIB

Calon kandidat Presiden Filipina, Rodrigo Duterte menjawab pertanyaan saat konferensi pers di Davao City, Filipina, 9 Mei 2016. REUTERS

TEMPO.CO, Manila - Presiden terpilih Filipina, Rodrigo Duterte, pada Senin (27 Juni 2016) mengundang kelompok militan Abu Sayyaf untuk berdialog guna mengakhiri konflik di selatan negara itu. Duterte menyebut kelompok yang baru-baru ini membunuh dua sandera warga asing dan menculik tujuh warga negara Indonesia itu, bukan musuhnya.

"Abu Sayyaf bukan musuh saya. Saya tahu itu terkait dengan isu di Mindanao. Sebab itu saya bertanya kepada mereka apakah mereka ingin berdiskusi atau kita teruskan berperang," kata Duterte.

Pemimpin Filipina yang akan segera dilantik tersebut dilahirkan di Mindanao di mana para pemberontak muslim selama puluhan tahun membantai lebih dari 100.000 nyawa.

Pemerintah sebelumnya juga telah mengadakan dialog dengan beberapa kelompok separatis utama di selatan tetapi pada saat yang sama turut mengirim tentara memburu anggota Abu Sayyaf.

Abu Sayyaf adalah satu kelompok yang didirikan dengan dukungan dana dari jaringan al Qaida pada 1990-an dan kini memperoleh jutaan dolar melalui kegiatan penculikan. Meskipun ketua kelompok Abu Sayyaf menyatakan kesetiaan terhadap ISIS tetapi sejumlah analis mengatakan, kelompok itu lebih berfokus aktivitas penculikan yang menguntungkan.

Kelompok itu baru-baru ini memenggal kepala dua pria warga Kanada setelah tenggat akhir pembayaran uang tebusan tidak dipenuhi.

Duterte pada Jumat lalu mengatakan, dia dan pembantunya bertanggung jawab dalam negosiasi yang membebaskan seorang wanita Filipina yang diculik kelompok itu bersama pria Kanada.

Pekan lalu, 7 pelaut Indonesia yang diculik di perairan Filipina selatan, mendorong Jakarta untuk melarang setiap kapal berbendera Indonesia berlayar ke Filipina. Militer Filipina mengatakan pada Minggu bahwa mereka meyakini orang Indonesia tersebut ditahan di kepulauan Sulu terpencil, kubu utama Abu Sayyaf.

Pada awal tahun ini, Abu Sayyaf juga menculik empat kru kapal warga Malaysia dan 14 warga Indonesia sebelum semua sandera dibebaskan beberapa bulan kemudian.

Filipina, Malaysia, dan Indonesia telah sepakat untuk mempertimbangkan langkah-langkah bersama yang ditujukan untuk membatasi penculikan lewat laut. Ini termasuk patroli laut dan udara di atas koridor transit yang ditunjuk di mana kapal-kapal bisa bepergian antara negara-negara.

RAPPLER|YON DEMA

Berita terkait

Perkuat Timnas Filipina, Pelatih Tom Saintfiet Mulai Cari Pemain Keturunan di Eropa

13 jam lalu

Perkuat Timnas Filipina, Pelatih Tom Saintfiet Mulai Cari Pemain Keturunan di Eropa

Pelatih Timnas Filipina, Tom Saintfiet, berburu amunisi tambahan untuk menghadapi dua laga pamungkas Kualifikasi Piala Dunia 2026.

Baca Selengkapnya

Filipina Salahkan Beijing karena Memancing Ketegangan di Laut Cina Selatan

1 hari lalu

Filipina Salahkan Beijing karena Memancing Ketegangan di Laut Cina Selatan

Manila menuduh penjaga pantai Cina telah memancing naiknya ketegangan di Laut Cina Selatan setelah dua kapalnya rusak ditembak meriam air

Baca Selengkapnya

Cuaca Panas Ekstrem Melanda Asia, Myanmar Tembus 48,2 Derajat Celcius

2 hari lalu

Cuaca Panas Ekstrem Melanda Asia, Myanmar Tembus 48,2 Derajat Celcius

Asia alamai dampak krisis perubahan iklim. Beberapa negara dilanda cuaca panas ekstrem. Ada yang mencapai 48,2 derajat celcius.

Baca Selengkapnya

5 Negara Asia Tenggara Dilanda Gelombang Panas, Indonesia Diserang DBD

3 hari lalu

5 Negara Asia Tenggara Dilanda Gelombang Panas, Indonesia Diserang DBD

Negara-negara Asia Tenggara tengah berjuang melawan gelombang panas yang mematikan tahun ini.

Baca Selengkapnya

Bukan Hanya Malaysia , 3 Negara Asia Tenggara ini Pernah Lakukan Pencurian Ikan di Indonesia

3 hari lalu

Bukan Hanya Malaysia , 3 Negara Asia Tenggara ini Pernah Lakukan Pencurian Ikan di Indonesia

Sejumlah nelayan dari negara tetangga beberapa kali terlibat pencurian ikan di perairan Indonesia

Baca Selengkapnya

Filipina Pastikan Belum Ada Kata Sepakat dengan Beijing soal Laut Cina Selatan

5 hari lalu

Filipina Pastikan Belum Ada Kata Sepakat dengan Beijing soal Laut Cina Selatan

Filipina menyangkal klaim Beijing yang menyebut kedua negara telah mencapai kata sepakat terkait sengketa Laut Cina Selatan

Baca Selengkapnya

Tiga Warga Filipina Tewas Akibat Banjir di Dubai

12 hari lalu

Tiga Warga Filipina Tewas Akibat Banjir di Dubai

Banjir di Dubai menyebabkan empat orang lagi tewas, tiga di antaranya adalah warga Filipina.

Baca Selengkapnya

Warga Filipina Injak Patung Xi Jinping saat Unjuk Rasa Laut Cina Selatan

23 hari lalu

Warga Filipina Injak Patung Xi Jinping saat Unjuk Rasa Laut Cina Selatan

Pengunjuk rasa di Manila menginjak-injak patung Presiden Cina Xi Jinping saat protes menentang "agresi" Cina di Laut Cina Selatan.

Baca Selengkapnya

Menjelajah Chocolate Hills, Perbukitan yang Bikin Tercengang di Filipina

26 hari lalu

Menjelajah Chocolate Hills, Perbukitan yang Bikin Tercengang di Filipina

Chocolate Hills merupakan bukit-bukit landari yang bergerombol di pulau Bohol, Filipina

Baca Selengkapnya

Fakta-fakta Taipe Hadapi Gempa Taiwan 7,2 Magnitudo

26 hari lalu

Fakta-fakta Taipe Hadapi Gempa Taiwan 7,2 Magnitudo

Dua bangunan yang rusak paling parah akibat gempa Taiwan masih utuh, memungkinkan penghuninya untuk memanjat ke tempat yang aman melalui jendela.

Baca Selengkapnya