Di COP21, Indonesia-Cina Sepakat Jual-Beli Kayu Legal

Reporter

Editor

Grace gandhi

Rabu, 2 Desember 2015 07:07 WIB

Tempo/Firman Hidayat

TEMPO.CO, Paris - Indonesia dan Cina sepakat membeli kayu legal dari Indonesia. Kesepakatan ini dicapai di kantor Sekretariat Delegasi Indonesia pada Conference of Parties 21 Paris, Konferensi Internasional Perubahan Iklim.

Delegasi Cina diwakili Deputi Departemen Kerja Sama Internasional dari Administrasi Kehutanan Negara Chungfeng Wang. Sedangkan Indonesia diwakili Direktur Jenderal Pengelolaan Hutan Produksi Lestari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Putera Parthama.

"Kerja sama ini menandakan dua hal, yakni memerangi peredaran kayu ilegal," ujar Putera dalam konferensi pers, Selasa, 1 Desember 2015, pukul 16.00 waktu setempat.

Untuk memerangi kayu ilegal, Putera mengatakan, selama ini Indonesia telah memakai sistem verifikasi legalitas kayu (SVLK). Sistem yang telah diciptakan sejak 2010 ini dapat meminimalkan pembalakan liar di Indonesia. "Karena keunggulan itulah, Cina mau membeli kayu dari kita," kata Putera.

Selain itu, menurut Putera, sistem ini juga sedikit-banyak membantu dalam membangun tata kelola hutan yang lebih baik. Di antaranya perbaikan sistem informasi, transparansi, dan peningkatan kapasitas masyarakat lokal.

Tak hanya Cina, Putera menambahkan, negara lain sebetulnya sudah melirik sistem SLVK ini. Sebab, Indonesia adalah negara pertama di Asia yang menerapkan sistem ini, sekaligus meratifikasi kesepakatan Forest Law Enforcement Governance and Trade Voluntary Partnership Agreement (FLEGT VPA) dengan negara-negara Uni Eropa.

Kepala Teknis Pengawasan FLEGT VPA Agus Sarsito mengatakan sistem SLVK juga terkait dengan perubahan iklim. "Yakni, menekan laju kerusakan hutan," tutur Agus.

Proses pengambilan kayu, ujar Agus, memiliki tata cara sendiri. Nah, sistem SVLK ini membantu memilah mana kayu yang sudah siap tebang. "Kalau ilegal, main babat saja semuanya. Dampaknya, lahan gundul," ucapnya. Kalau hutan sudah gundul, tentunya tak ada yang bisa menyerap karbon.

Putera mengatakan Cina adalah mitra dagang yang penting. Per November 2015, ekspor produk kayu Indonesia ke Cina mencapai 4,2 juta ton kayu dengan nilai hingga US$ 2 miliar.

Adapun Chungfeng Wang mengatakan perjanjian ini sangat penting. Alasannya, selain mempererat hubungan bilateral, juga dapat membangun ekonomi di kedua negara. "Cap kayu legal dari Indonesia sudah diterima di kalangan internasional," kata Wang.

AMRI MAHBUB (PARIS)

Berita terkait

Kasus PLTU Buleleng, Hakim Diminta Akomodasi Isu Perubahan Iklim

26 Juni 2018

Kasus PLTU Buleleng, Hakim Diminta Akomodasi Isu Perubahan Iklim

Aktivis lingkungan meminta hakim mengakomodasi dampak perubahan iklim ketika menyidangkan gugatan izin pembangunan PLTU batubara.

Baca Selengkapnya

Stephen Hawking: Keputusan Trump Bisa Mengubah Bumi Jadi Venus

4 Juli 2017

Stephen Hawking: Keputusan Trump Bisa Mengubah Bumi Jadi Venus

Stephen Hawking menilai tindakan Trump mundur dari Kesepakatan Iklim Paris bisa membuat Bumi menjadi seperti Venus dengan suhu 250 derajat.

Baca Selengkapnya

Dunia Kecam Keputusan Trump Tarik AS dari Perjanjian Iklim Paris

2 Juni 2017

Dunia Kecam Keputusan Trump Tarik AS dari Perjanjian Iklim Paris

Para pemimpin dunia mengecam keputusan Presiden Amerika Serikat Donald Trump yang menarik AS dari perjanjian iklim Paris 2015.

Baca Selengkapnya

Donald Trump Umumkan AS Mundur dari Perjanjian Perubahan Iklim

2 Juni 2017

Donald Trump Umumkan AS Mundur dari Perjanjian Perubahan Iklim

Presiden Amerika Serikat Donald Trump mengumumkan bahwa AS menarik diri dari perjanjian perubahan iklim yang disepakati di Paris pada 2015.

Baca Selengkapnya

Elon Musk Tinggalkan Trump Jika AS Keluar dari Kesepakatan Paris

1 Juni 2017

Elon Musk Tinggalkan Trump Jika AS Keluar dari Kesepakatan Paris

Elon Musk mengumumkan jika Presiden Trump mundur dari kesepakatan internasional Paris, dia akan mundur dari semua dewan penasihat Gedung Putih.

Baca Selengkapnya

Teken Paris Agreement, Indonesia Harus Ajak Aktor Non-Negara

23 April 2016

Teken Paris Agreement, Indonesia Harus Ajak Aktor Non-Negara

Setelah meneken Paris Agreement, pemerintah harus implementasikan pembangunan rendah karbon.

Baca Selengkapnya

170 Negara Teken Paris Agreement, Arab Saudi Masih Nunggu

23 April 2016

170 Negara Teken Paris Agreement, Arab Saudi Masih Nunggu

Respon terbaru dunia terhadap peningkatan suhu, naiknya permukaan air laut dan dampak lain dari perubahan iklim.

Baca Selengkapnya

Realisasikan COP 21, KLHK Gelar Festival Iklim di JCC  

1 Februari 2016

Realisasikan COP 21, KLHK Gelar Festival Iklim di JCC  

KLHK menggelar Festival Iklim di Jakarta Convention Center (JCC) pada 1-4 Februari 2016, agar semua pihak mengerti kesepakatan COP 21 di Paris.

Baca Selengkapnya

Festival Iklim Paparkan Langkah Lanjut Kesepakatan Paris

31 Januari 2016

Festival Iklim Paparkan Langkah Lanjut Kesepakatan Paris

Festival pada 1-4 Februari ini diadakan KLHK, Pemerintah Norwegia dan UNDP Indonesia.

Baca Selengkapnya

Siti Nurbaya: Indonesia Siap Jalankan Paris Agreement  

18 Desember 2015

Siti Nurbaya: Indonesia Siap Jalankan Paris Agreement  

Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Siti Nurbaya pastikan Indonesia akan jalankan Kesepakatan Paris atau Paris Agreement.

Baca Selengkapnya