TEMPO.CO, Ankara - Penembakan pesawat jet tempur Su-24 milik Rusia oleh Turki telah menimbulkan ketegangan baru di Timur Tengah. Presiden Rusia Vladimir Putin menuding Turki menikam dari belakang dan mendukung kelompok teroris Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS).
Tudingan Putin ditanggapi Sekretaris Jenderal Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) Jens Stoltenberg dengan menegaskan bahwa NATO mendukung Turki.
"NATO akan berdiri untuk Turki menjaga solidaritas sesama anggota NATO dan mendukung integritas wilayah aliansi NATO," kata Stoltenberg setelah melakukan pertemuan darurat aliansi tersebut.
Seperti yang dilansir BBC pada 25 November 2015, Stoltenberg mengatakan NATO lebih mempercayai pernyataan Turki mengenai ancaman terhadap wilayah udara Turki oleh jet tempur Rusia tersebut.
Menurut Ankara, jet tempur Rusia Su-24 telah diperingatkan sebanyak sepuluh kali tentang memasuki wilayah udara Turki, meskipun Moskow mengatakan tidak ada komunikasi tersebut.
Meskipun demikian, NATO bersama Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) telah mendesak agar kedua pihak, baik Rusia maupun Turki, melakukan perundingan dan mengurangi ketegangan.
Sejauh ini ketegangan keduanya berbuah pada pembatalan kontrak kerja sama militer antara kedua negara oleh Moskow.
Selain itu otoritas Rusia juga telah mengeluarkan peringatan bagi warganya untuk tidak bepergian ke Turki. Salah satu operator tur wisata terbesar Rusia, Natali Tours, telah menghentikan paket liburan ke Turki.
Ketegangan antara Rusia dan Turki berawal dari konflik Suriah. Rusia menyatakan dukungannya terhadap Presiden Suriah Bashar al-Assad dan Turki menyerukan untuk mengusirnya dari Suriah.