Sejumlah petugas kepolisian berjaga-jaga saat dilakukan penggerebekan pada sebuah apartemen yang didiuga terdapat pelaku aksi teror yang dilancarkan di Paris pada beberapa hari yang lalu, di Brussels, Belgia, 16 November 2015. REUTERS
Suasana mencekam di kota Brussels yang sudah berlangsung sejak Sabtu lalu semakin menegang, khususnya di kalangan orang tua. Pemerintah tidak hanya menutup sekolah, tapi juga secara serentak menutup semua stasiun bawah tanah untuk metro dan trem. Mereka yang menggunakan trem atau metro hari ini terpaksa berganti moda transportasi di pemberhetian sebelum masuk bawah tanah. Perusahaan publik transportasi sudah menyiapkan bus-bus khusus yang akan mengambil alih penumpang metro dan trem di depan stasiun-stasiun bawah tanah.
Aksi-aksi pencegahan aksi terorisme juga diikuti dengan persiapan di sejumlah rumah sakit di seluruh Belgia. Para dokter, khususnya bagian gawat darurat dan ahli bedah, dianjurkan menginap di rumah sakit. Dokter-dokter lainnya diimbau terus dalam keadaan siaga jika diperlukan. "Ketika siaga 4 ditetapkan, kami langsung mendapat pengarahan bagaimana seharusnya bertindak jika terjadi situasi genting," kata Maria Pritta Rustandi, dokter muda asal Indonesia yang saat ini sedang magang di bagian gawat darurat di rumah sakit di Kota Leuven, sekitar 20 kilometer dari Brussels.
Persiapan menghadapi situasi gawat darurat ini berkaitan dengan penggerebekan di sejumlah daerah pada minggu malam hingga senin dinihari. Dari siaran pers yang dikeluarkan Polisi Federal menjelang pukul satu dinihari tadi, disebutkan sejumlah penggerebekan dilakukan di wilayah Brussels, termasuk Molenbeek, Anderlecht, Jette, Schaerbeek, Woluwe-Saint-Lambert, dan Forest. Dari penggerebekan ini setidaknya ada 16 orang diamankan polisi pada Minggu malam, ditambah lagi dengan lima orang dari penggerebekan oleh polisi dan militer yang dilakukan hingga hari ini.