Korban Tewas Terorisme Meningkat 80 Persen

Reporter

Editor

Agung Sedayu

Rabu, 18 November 2015 06:17 WIB

Ilustrasi penjahat bersenjata atau terorist. TEMPO/Subekti

TEMPO.CO, Maryland - Indeks Terorisme Global merilis hasil penelitian yang menyatakan bahwa jumlah korban tewas akibat aksi terorisme pada 2014 meningkat 80 persen menjadi 32.658. Kelompok-kelompok ekstremis Boko Haram dan Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) ada di antara mereka yang bertanggung jawab atas 51 persen pembunuhan itu. Sedangkan lokasi pembunuhan sebagian besar terjadi di wilayah Timur Tengah. Sekitar 78 persen dari semua kematian terjadi di Afganistan, Irak, Nigeria, Pakistan, dan Suriah.

Jumlah negara yang menderita akibat aksi teror meningkat dua kali lipat. Dari lima negara pada 2013 menjadi sebelas negara pada 2014, termasuk Somalia, Ukraina, Yaman, Republik Afrika Tengah, Sudan Selatan, dan Kamerun.

Penelitian tentang sebab, aksi, dan akibat terorisme itu disusun menggunakan data yang dikumpulkan oleh Universitas Maryland. Sebagaimana dilansir dari laman Sky, Selasa, 17 November 2015, laporan itu juga mengungkapkan lonjakan luar biasa pada biaya ekonomi aksi terorisme. Biaya ekonomi aksi terorisme meningkat sepuluh kali lipat sejak 2000. Pada 2014, total biaya terorisme mencapai US$ 52,9 miliar, meningkat 61 persen dari jumlah tahun sebelumnya yang mencapai US$ 32,9 miliar.

Steve Killelea, Ketua Eksekutif Lembaga Ekonomi dan Perdamaian yang mengeluarkan laporan tersebut, mengatakan, "Apa yang paling mencolok dari analisis kami adalah adanya perbedaan antara pelaku terorisme di negara maju dan negara berkembang," ujarnya. "Di Barat, faktor sosial ekonomi seperti pemuda pengangguran dan kejahatan narkoba berkorelasi dengan terorisme. Di negara-negara berkembang, terorisme menunjukkan asosiasi kuat dengan konflik yang sedang berlangsung, korupsi, dan kekerasan."

Menurut dia, sepuluh dari sebelas negara yang paling terkena dampak terorisme juga memiliki tingkat pengungsi dan perpindahan internal tertinggi. "Ini menyoroti keterkaitan kuat antara arus krisis pengungsi, terorisme, dan konflik," katanya.

Killelea menyebut fundamentalisme Islam bukanlah pendorong utama terorisme di negara-negara Barat. Menurut dia, 80 persen kematian disebabkan ekstremis politik, kelompok nasionalis, kelompok ras, dan supremasi agama.

Laporan ini juga mengemukakan, sejak 1989, dua faktor yang paling dekat hubungannya dengan terorisme adalah tingkat kekerasan politik yang dilakukan oleh negara dan tingkat konflik bersenjata dalam suatu negara. Sekitar 92 persen dari semua serangan teroris antara tahun 1989 dan 2014 terjadi di negara-negara di mana kekerasan politik oleh pemerintah tersebar luas.

SKY.COM | MECHOS DE LAROCHA

Berita terkait

Orang Jawa Banyak Jadi Penduduk di Kaledonia Baru yang Kini Dilanda Kerusuhan

2 hari lalu

Orang Jawa Banyak Jadi Penduduk di Kaledonia Baru yang Kini Dilanda Kerusuhan

Mayoritas penduduk Kaledonia Baru adalah orang Jawa. Kini kolonial Prancis tersebut sedang dilanda kerusuhan terburuk dalam 30 terakhir.

Baca Selengkapnya

Kaledonia Baru Dilanda Kerusuhan Massal, Prancis Tetapkan Keadaan Darurat

2 hari lalu

Kaledonia Baru Dilanda Kerusuhan Massal, Prancis Tetapkan Keadaan Darurat

Prancis memberlakukan keadaan darurat di Kaledonia Baru menyusul kerusuhan yang menewaskan anggota polisi.

Baca Selengkapnya

8 Hal Menarik di Cannes Prancis selain Festival Film

4 hari lalu

8 Hal Menarik di Cannes Prancis selain Festival Film

Dari pantai, tempat belanja, hingga kuliner, ketahui hal lain yang menarik di Cannes selain festival film tahunan.

Baca Selengkapnya

Rusia Ancam Prancis Akan Buru Tentaranya Jika Dikirim ke Ukraina

10 hari lalu

Rusia Ancam Prancis Akan Buru Tentaranya Jika Dikirim ke Ukraina

Rusia menemukan banyak warga negara Prancis yang tewas di Ukraina.

Baca Selengkapnya

Jika Lolos Olimpiade Paris 2024, Timnas Indonesia Satu Grup dengan Prancis, AS, dan Selandia Baru

11 hari lalu

Jika Lolos Olimpiade Paris 2024, Timnas Indonesia Satu Grup dengan Prancis, AS, dan Selandia Baru

Timnas Indonesia akan satu grup dengan tuan rumah Prancis, Amerika Serikat, dan Selandia Baru bila lolos Olimpiade Paris 2024.

Baca Selengkapnya

BNPT Lakukan Monitoring Standar Pengamanan di Bandara Ngurah Rai

11 hari lalu

BNPT Lakukan Monitoring Standar Pengamanan di Bandara Ngurah Rai

Kehadiran BNPT merupakan tindak lanjut dari asesmen yang pernah dilakukan di Bandara Ngurah Rai

Baca Selengkapnya

Selain Istana Versailles 4 Chateau di Paris Ini Tak Kalah Megah dan Menakjubkan

12 hari lalu

Selain Istana Versailles 4 Chateau di Paris Ini Tak Kalah Megah dan Menakjubkan

Kalau sudah pernah ke Istana Versailles dan ingin mencari tempat baru, berikut ini adalah istana terbaik di dekat Paris

Baca Selengkapnya

Emmanuel Macron Mengutuk Unjuk Rasa Mahasiswa Pro-Palestian yang Menutup Paksa Gerbang Kampus

12 hari lalu

Emmanuel Macron Mengutuk Unjuk Rasa Mahasiswa Pro-Palestian yang Menutup Paksa Gerbang Kampus

Emmanuel Macron mengutuk blokade oleh demonstran pro-Palesitna yang menutup pintu-pintu gerbang masuk ke universitas.

Baca Selengkapnya

Legendaris! Nama Beyonce akan Masuk ke dalam Kamus Prancis Larousse

15 hari lalu

Legendaris! Nama Beyonce akan Masuk ke dalam Kamus Prancis Larousse

Nama Beyonce akan masuk ke dalam Kamus Prancis Le Petit Larousse edisi terbaru tahun ini dengan definisi sebagai penyanyi R&B dan pop Amerika.

Baca Selengkapnya

Universitas Sciences Po Prancis Tolak Tuntutan Mahasiswa untuk Putus Hubungan dengan Israel

16 hari lalu

Universitas Sciences Po Prancis Tolak Tuntutan Mahasiswa untuk Putus Hubungan dengan Israel

Universitas Sciences Po di Paris menolak tuntutan mahasiswa untuk memutus hubungan dengan universitas-universitas Israel.

Baca Selengkapnya