Sejumlah militan ISIS dalam video ancaman terhadap Prancis yang diunggah pada 14 November 2015. Saat ini kepolisian Prancis sedang memburu terduga teroris bernama Mostefai yang dianggap terlibat dalam penyerangan. REUTERS/Social Media Website via Reuters TV
TEMPO.CO, Ankara - Pemerintah Turki menyatakan bahwa sebelum serangan teror Paris terjadi, pihaknya telah lebih dulu mengingatkan pemerintah Prancis.
Seorang pejabat Turki mengatakan pihaknya telah memberi tahu otoritas Prancis sebanyak dua kali terkait dengan rencana serangan pengebom bunuh diri Omar Ismail Mostefai.
Pengebom bunuh diri yang melakukan aksi kejamnya di gedung pertunjukan Bataclan pada Jumat, 13 November 2015, yang menewaskan 89 orang adalah buron teroris di Turki.
Pejabat tersebut mengatakan Mostefai memasuki Turki pada 2013 dan tidak ada catatan ia meninggalkan negara tersebut.
Pada 10 Oktober 2014, Turki menerima permintaan informasi mengenai empat tersangka teror dari pihak berwenang Prancis, tapi Mostefai tidak berada di antara empat orang tersebut.
Selama penyelidikan resmi, otoritas Turki mengidentifikasi Mostefai dan langsung memberi tahu Prancis sebanyak dua kali pada Desember 2014 dan Juni 2015.
"Kami telah memberi informasi kepada Prancis terkait dengan teroris tersebut, tapi kami tidak pernah mendapat tanggapan apa pun tentang masalah ini," kata pejabat tersebut, seperti dilansir The Guardian pada 16 November 2015.