Israel Blokir Pemukiman Palestina di Yerusalem Timur

Reporter

Editor

Natalia Santi

Rabu, 14 Oktober 2015 21:09 WIB

Polisi menutup jalan ke lokasi tewasnya seorang pemuda Palestina yang ditembak setelah diduga sebagai pelaku penusukan warga Israel di Pisgat Zeev, Yerusalem, 12 Oktober 2015. Sebelumnya peristiwa penikaman juga terjadi pada 10 Oktober yang menambah ketegangan di Yerusalem Timur dan Tepi Barat. Israel menanggapi dengan meningkatkan langkah pengamanan. REUTERS/Ammar Awad

TEMPO.CO, Yerusalem - Pemerintah Israel memberi wewenang kepada polisi untuk menutup pemukiman Palestina di Yerusalem Timur pada Rabu,4 Oktober 2015. Pemerintah juga mengerahkan banyak tentara di jalan-jalan utama guna memerangi rentetan kekerasan yang terjadi di Israel, Yerusalem dan Tepi Barat dalam tahun ini.

Sebagaimana dilaporkan Reuters, pada pertemuan kabinet keamanan, Perdana Menteri Benjamin Netanyahu juga berencana mencabut pencabutan hak tinggal warga Palestina yang dianggap melakukan aksi terorisme dan membongkar rumah warga Palestina yang melakukan serangan.

Kabinet juga menyetujui perluasan polisi nasional, penjaga ekstra pada angkutan umum dan penyebaran unit militer di daerah sensitif di sepanjang penghalang baja dan beton yang memisahkan kedua negara di Tepi Barat.

Dalam dua minggu terakhir, tujuh warga Israel dan 30 Palestina, termasuk anak-anak dan penyerang, terbunuh akibat penusukan, penembakan, penyerangan mobil.

Penyebab insiden beragam, tapi Palestina menyebut hal itu terjadi akibat peningkatan jumlah penduduk Yahudi di kompleks Masjid Al-Aqsa di Kota Tua Yerusalem, daerah yang dianggap suci baik oleh umat muslim maupun Yahudi.

"Ada frustrasi mendalam pada kegagalan upaya perdamaian, di mana Palestina tidak segera diakui status kenegaraannya dan ada pembangunan permukiman Israel di Tepi Barat dan Yerusalem Timur selama berpuluh tahun," demikian dilaporkan Reuters.

Namun dengan banyaknya kekerasan sejak awal Oktober di Yerusalem Timur dan cara berpikir Israel yang menganggap seluruh Jerusalem sebagai bagian integral dari negara itu, ancaman untuk menutup lingkungan dianggap sebagai kebijakan yang dapat meningkatkan ketegangan.

Bahkan beberapa juru bicara urusan militer Israel mempertanyakan manfaat dari ancaman penutupan wilayah tersebut. Mereka mengatakan orang-orang yang bertekad untuk melakukan serangan masih akan menemukan cara untuk melakukannya, sedangkan taktik pemaksaan seperti itu dikatakan bisa menyulut kemarahan yang semakin besar.

Palestina diketahui menginginkan Yerusalem Timur sebagai ibukota negaranya, bersama dengan Gaza dan Tepi Barat. Sementara Israel melihat keseluruhan Yerusalem sebagai ibukota yang tak terbagi.

Terlepas dari ketegangan dua negara, Menteri Luar Negeri AS John Kerry mengatakan, dikutip dari Reuters, akan melakukan perjalanan ke wilayah tersebut untuk mencoba meredakan ketegangan.

"Saya akan segera pergi ke sana, tepat di beberapa titik, dan mencoba untuk kembali mengajak dan melihat apakah kita tidak bisa bergerak menjauhi keadaan berbahaya ini," kata Kerry.

REUTERS | MECHOS DE LAROCHA

Berita terkait

UEA Cegat Rudal Houthi, Ditembakkan saat Kunjungan Presiden Israel

31 Januari 2022

UEA Cegat Rudal Houthi, Ditembakkan saat Kunjungan Presiden Israel

Uni Emirat Arab berhasil mencegat sebuah rudal balistik yang ditembakkan oleh Houthi dari Yaman ketika negara Teluk itu menjamu Presiden Israel

Baca Selengkapnya

Biro Travel Khawatirkan Larangan Turis Berpaspor Indonesia Masuk Israel

31 Mei 2018

Biro Travel Khawatirkan Larangan Turis Berpaspor Indonesia Masuk Israel

Aturan pelarangan masuk Israel bagi turis berpaspor Indonesia membuat banyak tamu mempertanyakan hal tersebut.

Baca Selengkapnya

Kedutaan Besar Amerika di Israel Akan Pindah ke Yerusalem

29 Agustus 2017

Kedutaan Besar Amerika di Israel Akan Pindah ke Yerusalem

Netanyahu menunjukkan ekspresi penghargaannya kepada Trump dan pemerintahannya yang selama ini memberikan dukungan kuat bagi Israel.

Baca Selengkapnya

Kesepian, Monyet Rawat dan Bermain dengan Anak Ayam

26 Agustus 2017

Kesepian, Monyet Rawat dan Bermain dengan Anak Ayam

Niv, monyet dari spesies Macaque telah menghabiskan waktunya dengan menjaga, membelai, membersihkan, dan bermain dengan seekor anak ayam.

Baca Selengkapnya

Gereja Ortodoks Yunani Protes Israel Propertinya Dijual ke Yahudi

15 Agustus 2017

Gereja Ortodoks Yunani Protes Israel Propertinya Dijual ke Yahudi

Pemimpin Gereja Ortodoks Yunani di Yerusalem tolak keputusan pengadilan Israel yang menyetujui penjualan properti gereja ke ke perusahaan Yahudi.

Baca Selengkapnya

Israel akan Tutup Kantor Berita Al Jazeera

7 Agustus 2017

Israel akan Tutup Kantor Berita Al Jazeera

Israel menganggap siaran berita Al Jazeera bersifat menghasut.

Baca Selengkapnya

Sensitivitas Al-Aqsa dan Kebijakan Israel

26 Juli 2017

Sensitivitas Al-Aqsa dan Kebijakan Israel

Setelah lama tenggelam oleh berita Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) dan sengkarut Timur Tengah, kisruh Palestina-Israel kini kembali menjadi pusat perhatian dunia. Setiap hari sejak 14 Juli, warga Palestina di Yerusalem Timur dan Tepi Barat berdemonstrasi menentang pemasangan detektor logam di pintu-pintu masuk ke kompleks Masjid Al-Aqsa (Al-Haram Al-Syarif). Palestina memandangnya sebagai upaya Israel untuk mengontrol tempat suci tersebut.

Baca Selengkapnya

Ditembaki Rudal, Israel Balas Serang Pos Hamas di Gaza  

24 Juli 2017

Ditembaki Rudal, Israel Balas Serang Pos Hamas di Gaza  

Tank milik Israel menyerang pos pemantau milik Hamas di Gaza, Senin, 24 Juli 2017, sebagai balasan atas tembakan rudal dari arah perbatasan Palestina.

Baca Selengkapnya

Israel Akan Membangun Pulau Buatan di Gaza

14 Mei 2017

Israel Akan Membangun Pulau Buatan di Gaza

Trump akan tiba di Yerusalem pada 22 Mei 2017 untuk membicarakan masalah perdamaian antara Israel dan Palestina.

Baca Selengkapnya

Bahasa Arab Akan Dihapus dari Bahasa Resmi Israel  

9 Mei 2017

Bahasa Arab Akan Dihapus dari Bahasa Resmi Israel  

Sejumlah menteri dalam kabinet Israel menyetujui RUU kontroversial yang akan menghapus status bahasa Arab sebagai bahasa resmi Israel.

Baca Selengkapnya