Tentara Suriah menembakan howitzers saat membalas serangan Rusia di Desa Morek, Suriah, 7 Oktober 2015. AP/Alexander Kots, Komsomolskaya Pravda, Photo via AP
TEMPO.CO, Pentagon - Pasukan pemerintah Suriah meningkatkan serangan ke basis pemberontak setelah mendapatkan bantuan serangan udara dari Rusia, Senin, 12 Oktober 2015. Namun demikian, Amerika Serikat mengimbanginya dengan menerjunkan 50 ton amunisi senjata kepada pemberontak di sebelah utara Suriah.
Dalam perang sengit pada pekan-pekan ini, pasukan pemerintah bertempur melawan pemberontak di sebuah kawasan strategis di pusat Provinsi Hama dengan harapan meraih kemenangan di Shal al-Ghab.
Sejumlah laporan menyebutkan, pertempuran difokuskan di Desa Kfar Nabudeh. Menurut pengakuan komandan lapangan pasukan pemerintah, mereka berhasil menguasai desa sehingga memudahkan menguasai kawasan kunci menuju ibu kota Damaskus atau jalan bebas hambatan di Aleppo.
Beberapa aktivis mengatakan para pemberontak melakukan perlawanan keras. "Terjadi bentrok sengit antara pasukan pemerintah dan pemberontak sejak Rusia melakukan gempuran udara pada akhir September 2015," ujar Syrian Observatory for Human Rights.
Menteri Pertahanan Rusia menjelaskan, serangan udara yang dilancarkan bala tentaranya menghantam 53 sasaran di Provinsi Hama, Homes, Latakia, dan Idlib.
Sementara itu, Amerika Serikat, pemimpin pasukan anti-Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS), menghantam sasaran basis ISIS pada Senin, 12 Oktober 2015, menyebabkan unit taktis kelompok bersenjata di Al-Hasakah dan Washiya ini hancur. "Koalisi melakukan 18 serangan di dekat Bayji, Fallujah, dan Mosul," ucap Komando Pusat Amerika Serikat.