Kekerasan di Israel Meluas, Netanyahu Batal Kunjungi Jerman

Reporter

Kamis, 8 Oktober 2015 23:00 WIB

Pemuda Palestina mengenakan penutup wajah saat bentrok dengan pasukan Israel di Issawiya, Yerusalem, 5 Oktober 2015. Netanyahu mengatakan penghancuran rumah-rumah pejuang Palestina akan dipercepat, pasukan keamanan di Yerusalem dan Tepi Barat akan diperkuat, dan penahanan para pejuang tanpa pengadilan akan diperluas. REUTERS/Ammar Awad

TEMPO.CO, Yerusalem - Meskipun pasukan keamanan Israel melakukan tindakan tegas untuk menekan gelombang serangan warga Palestina terhadap petugas keamanan, hinga Rabu, 7 Oktober 2015, kekerasan di Yerusalem tidak menunjukkan tanda-tanda reda. Bahkan kian merebak ke seluruh wilayah Yerusalem, Tepi Barat, serta kawasan Tel Aviv.

Kisruh berdarah di dalam negeri tersebut membuat Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu membatalkan lawatan satu harinya ke Jerman yang direncanakan dilakukan pada Kamis, 8 Oktober 2015. Kantor Netanyahu dalam pernyataannya kepada media mengatakan,"Beliau tetap berada di Israel untuk memantau situasi dari dekat."

Di kota tua Yerusalem pada Rabu pagi, 7 Otober 2015, waktu setempat, seorang perempuan muda Palestina menusuk dan meluaki seorang pria Israel. "Selanjutnya perempuan itu ditembak dengan senjata pribadi korban menyebabkan dia luka-luka," kata polisi Israel.

Polisi mengatakan, pelaku penyerangan berusia 18 tahun dari Yerusalem Timur. Dia dan pria korban serangan dilarikan ke rumah sakit Israel di dalam kota.

Beberapa jam terakhir, di Kota Kiryat Gat -sebuah kawasan di Israel yang dikenal senyap- seorang pemuda Palestina menusuk tentara Israel di dalam sebuah bus. Pelaku sempat melukai tentara Israel dan merebut senjatanya. Pemuda tersebut diidentifikasi oleh polisi bernama Amjad Jundi, berusia 20 tahun, dari Kota Yata, Tepi Barat. Menurut polisi dan warga setempat, usai melakukan serangan, dia turun dari bus dan memaksa masuk ke dalam sebuah apartemen milik warga Israel.

"Polisi datang dan menembak pemuda tersebut setelah dia mengarahkan senapan hasil curiannya ke petugas keamanan," ujar polisi. "Jundi tak bisa menggunakan senjata itu karena dia melepaskan peluru senapan."

Beragam kekerasan itu membuat Netanyahu mendapatkan tekanan berat untuk mengendalikan Israel dari berbagai kekerasan, terutama dari kelompok sayap kanan koalisi pemerintahannya.

Dia berada di New York pekan lalu untuk berpidato di Sidang Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa menyusul serangan pria Palestina terhadap sepasang warga Israel saat keduanya mengendarai kendaraan di Tepi Barat bersama empat anaknya. Serangan berikutnya adalah ketika warga Palestina menusuk dua warga Yahudi di kota tua.

"Kami masih menghadapi gelombang serangan teroris," kata Netanyahu usai mengadakan pertemuan dengan para pejabat keamanan Israel di markas kepolisian Yerusalem.

"Kami akan mengambil tindakan keras melawan teroris, perusuh, dan provokator," ucapnya. "Kami telah memperkuat pasukan keamanan serta menggunakan segala cara dan metode guna berperang melawan terorisme." Dia menambahkan, "Warga sipil berada di garis depan menghadapi terorisme, namun mereka juga harus waspada."

Kekerasan terus bergolak hingga Rabu, 7 Oktober 2015, antara pengunjuk rasa Palestina melawan pasukan keamanan Israel di daerah pendudukan Tepi Barat. Pada bentrok tersebut, sedikitnya dua warga Palestina tewas, termasuk bocah berusia 13 tahun.

NYT | CHOIRUL AMINUDDIN






Berita terkait

Lee Young Ae Donasikan 50 Juta Won untuk Bantu Anak-anak di Gaza

22 November 2023

Lee Young Ae Donasikan 50 Juta Won untuk Bantu Anak-anak di Gaza

Donasi dari Lee Young Ae akan diberikan untuk mendukung perawatan medis bagi anak-anak di zona konflik jalur Gaza

Baca Selengkapnya

Dikritik Bersikap Netral Atas Konflik Gaza, Selena Gomez Akan Tinggalkan Instagram

3 November 2023

Dikritik Bersikap Netral Atas Konflik Gaza, Selena Gomez Akan Tinggalkan Instagram

Selena Gomez menghapus akun Instagram-nya, setelah dikritik karena komentarnya mengenai konflik Gaza

Baca Selengkapnya

Elon Musk Belum Bisa Pasok Internet ke Gaza Lewat Starlink, Mengapa?

31 Oktober 2023

Elon Musk Belum Bisa Pasok Internet ke Gaza Lewat Starlink, Mengapa?

Meskipun layanan telekomunikasi telah pulih di Gaza, seruan untuk bantuan internet Starlink milik Elon Musk terus berlanjut.

Baca Selengkapnya

Keadaan Warga dan Infrastruktur di Jalur Gaza dan Israel Setelah 8 Hari Konflik

16 Oktober 2023

Keadaan Warga dan Infrastruktur di Jalur Gaza dan Israel Setelah 8 Hari Konflik

Rumah Sakit Indonesia di Beit Lahiya, Jalur Gaza Utara merupakan salah satu bangunan yang hancur dengan kerusakan paling parah pada stasiun oksigen.

Baca Selengkapnya

Sudah Lewat 8 Hari Konflik Hamas Vs Israel di Jalur Gaza dalam Angka

16 Oktober 2023

Sudah Lewat 8 Hari Konflik Hamas Vs Israel di Jalur Gaza dalam Angka

Bagaimana keadaan masyarakat dalam konflik Hamas vs Israel di Jalur Gaza? Korban jiwa dari sipil terus bertambah.

Baca Selengkapnya

Israel Blokade Total Jalur Gaza, Bagaimana Kelangsungan Hidup Warga Gaza?

13 Oktober 2023

Israel Blokade Total Jalur Gaza, Bagaimana Kelangsungan Hidup Warga Gaza?

Blokade total yang dilakukan oleh Israel semakin membuat puluhan ribu warga Jalur Gaza sengsara

Baca Selengkapnya

Israel Blokade Total Jalur Gaza, Apa yang Dilakukannya?

13 Oktober 2023

Israel Blokade Total Jalur Gaza, Apa yang Dilakukannya?

Dalam menjalani hidupnya sehari-hari, sebagian warga Jalur Gaza juga sebenarnya bergantung pada Israel.

Baca Selengkapnya

Terjepit di Jalur Gaza

11 Oktober 2023

Terjepit di Jalur Gaza

Jutaan warga sipil di Jalur Gaza, Palestina, kini terjebak di tengah pertempuran antara antara militer Israel dan kelompok Hamas.

Baca Selengkapnya

Israel Melarang Minyak dan Gas Masuk ke Jalur Gaza

3 Agustus 2018

Israel Melarang Minyak dan Gas Masuk ke Jalur Gaza

Menteri Pertahanan Israel, Avigdor Lieberman, mengeluarkan perintah pelarangan pasokan minyak dan gas masuk ke Jalur Gaza melalui Kerem Shalom.

Baca Selengkapnya

Dikepung Israel, 80 Persen Pabrik di Gaza Palestina Tutup

18 Juli 2018

Dikepung Israel, 80 Persen Pabrik di Gaza Palestina Tutup

Akibat pengepungan Israel, 80 persen pabrik di Jalur Gaza Palestina tutup atau setidaknya semaput.

Baca Selengkapnya