Amerika Serikat Ultimatum Kejahatan Spionase Cyber Cina

Reporter

Selasa, 22 September 2015 13:21 WIB

Presiden AS Barack Obama (kiri), Presiden Cina Xi Jinping (kanan) dan Presiden Rusia Vladimir Putin (tengah), tiba di sidang paripurna KTT APEC, di International Convention Center, Yanqi, Beijing, 11 November 2014. AP/Pablo Martinez Monsivais

TEMPO.CO, Washington - Penasihat keamanan nasional Amerika Serikat, Susan Rice, mengeluarkan peringatan keras terhadap pemerintah Cina sebelum kunjungan Presiden Xi Jinping ke negara itu. Rice pada Senin 21 September 2015 waktu setempat mengatakan kejahatan spionase cyber Cina harus segera dihentikan. Dia menyebut hal itu sebagai masalah keamanan nasional dan merupakan faktor penting dalam hubungan AS-Cina.

"Ini bukan sebuah iritasi (gangguan) ringan. Persoalan ekonomi dan keamanan nasional mendapat perhatian khusus di Amerika Serikat," kata Rice dalam sambutannya di Universitas George Washington, seperti dilansir Trust.org, Selasa, 22 September 2015.

"Itu menimbulkan ketegangan yang meluas pada hubungan bilateral kita, dan itu merupakan faktor penting dalam menentukan lintas masa depan hubungan AS-Cina," ucapnya.

Presiden Barack Obama dan Xi diharapkan akan membicarakan masalah tersebut secara serius ketika Xi mengunjungi Gedung Putih pekan ini. "Spionase cyber yang menargetkan informasi pribadi dan perusahaan untuk keuntungan ekonomi bisnis (Cina) melemahkan kerja sama ekonomi jangka panjang dan harus dihentikan," ujar Rice.

Sementara itu, Xi, yang mengadakan wawancara tertulis dengan Wall Street Journal, menuturkan pemerintah Cina tidak pernah terlibat dalam pencurian rahasia dagang dan tidak mendukung perusahaan-perusahaan Cina yang melakukannya.

"Pencurian cyber rahasia dagang dan serangan pembajakan terhadap jaringan pemerintah adalah ilegal. Kegiatan tersebut merupakan tindak pidana, dan pelakunya harus dihukum sesuai dengan hukum dan konvensi internasional yang relevan," ucap Xi, seperti dilansir Reuters hari ini. "Cina dan Amerika Serikat berbagi keprihatinan umum pada keamanan cyber. Kami siap untuk memperkuat kerja sama dengan pihak AS tentang masalah ini."

Menanggapi pernyataan Rice yang menyatakan AS akan bersikeras mempertahankan kebebasan navigasi dan perdagangan melalui jalur laut yang sibuk di daerah sengketa Laut Cina Selatan, Xi menuturkan kepada Wall Street Journal bahwa pembangunan fasilitas Cina di Kepulauan Spratly yang disengketakan di Laut Cina Selatan tidak berdampak pada atau menargetkan negara lain, dan sangat salah dan berlebihan dalam menginterpretasikannya.

Selain isu-isu yang telah disebutkan di atas, Rice juga mengatakan Obama akan berbicara langsung dengan Xi soal isu-isu dan perselisihan hak asasi manusia dalam pertemuan mereka.

TRUST.ORG | REUTERS | MECHOS DE LAROCHA

Artikel Menarik:
Jurus Mabuk Rizal Ramli: Membantu atawa Merepotkan Jokowi
Mahasiswa-Mahasiswi Ngeganja di Puncak Digrebek, Ada Kondom

Berita terkait

Menlu India Tak Terima Komentar Joe Biden tentang Xenofobia

18 menit lalu

Menlu India Tak Terima Komentar Joe Biden tentang Xenofobia

Menteri Luar Negeri India menolak komentar Presiden AS Joe Biden bahwa xenofobia menjadi faktor yang menghambat pertumbuhan ekonomi negaranya.

Baca Selengkapnya

Soal Internet di Cina, Kampanye Larangan Tautan Ilegal hingga Mengenai Pendapatan Periklanan

1 jam lalu

Soal Internet di Cina, Kampanye Larangan Tautan Ilegal hingga Mengenai Pendapatan Periklanan

Komisi Urusan Intenet Pusat Cina telah memulai kampanye nasional selama dua bulan untuk melarang tautan ilegal dari sumber eksternal di berbagai media

Baca Selengkapnya

Dugaan Ekspor Nikel Ilegal sebanyak 5,3 Juta Ton ke Cina, KPK: Masih Cari Alat Bukti

1 jam lalu

Dugaan Ekspor Nikel Ilegal sebanyak 5,3 Juta Ton ke Cina, KPK: Masih Cari Alat Bukti

Wakil Ketua KPK, Alexander Marwata mengaku tidak mengetahui ihwal penyidik meminta Bea Cukai untuk paparan dugaan ekspor nikel ilegal ke Cina.

Baca Selengkapnya

Penanganan Polusi Udara, Peneliti BRIN Minta Indonesia Belajar dari Cina

5 jam lalu

Penanganan Polusi Udara, Peneliti BRIN Minta Indonesia Belajar dari Cina

Cina menjadi salah satu negara yang bisa mengurangi dampak polusi udaranya secara bertahap. Mengikis dampak era industrialisasi.

Baca Selengkapnya

Menlu Selandia Baru Sebut Hubungan dengan Cina "Rumit"

8 jam lalu

Menlu Selandia Baru Sebut Hubungan dengan Cina "Rumit"

Menlu Selandia Baru menggambarkan hubungan negaranya dengan Cina sebagai hubungan yang "rumit".

Baca Selengkapnya

Badan Mata-mata Seoul Tuding Korea Utara Rencanakan Serangan terhadap Kedutaan Besar

1 hari lalu

Badan Mata-mata Seoul Tuding Korea Utara Rencanakan Serangan terhadap Kedutaan Besar

Badan mata-mata Korea Selatan menuding Korea Utara sedang merencanakan serangan "teroris" yang menargetkan pejabat dan warga Seoul di luar negeri.

Baca Selengkapnya

Gelombang Panas Serbu India sampai Filipina: Luasan, Penyebab, dan Durasi

1 hari lalu

Gelombang Panas Serbu India sampai Filipina: Luasan, Penyebab, dan Durasi

Daratan Asia berpeluh deras. Gelombang panas menyemai rekor suhu panas yang luas di wilayah ini, dari India sampai Filipina.

Baca Selengkapnya

Bahlil Bantah Cina Kuasai Investasi di Indonesia, Ini Faktanya

1 hari lalu

Bahlil Bantah Cina Kuasai Investasi di Indonesia, Ini Faktanya

Menteri Bahlil membantah investasi di Indonesia selama ini dikuasai oleh Cina, karena pemodal terbesar justru Singapura.

Baca Selengkapnya

Segera Hadir di Subang Smartpolitan, Berikut Profil BYD Perusahaan Kendaraan Listrik

1 hari lalu

Segera Hadir di Subang Smartpolitan, Berikut Profil BYD Perusahaan Kendaraan Listrik

Keputusan mendirikan pabrik kendaraan listrik di Subang Smartpolitan menunjukkan komitmen BYD dalam mendukung mobilitas berkelanjutan di Indonesia.

Baca Selengkapnya

Jalan Raya di Cina Ambles, Sedikitnya 48 Orang Tewas

1 hari lalu

Jalan Raya di Cina Ambles, Sedikitnya 48 Orang Tewas

Korban tewas akibat amblesnya jalan raya di Cina selatan telah meningkat menjadi 48 orang

Baca Selengkapnya