Dihantam Badai Pasir, Israel Tuding Suriah Biangnya  

Reporter

Jumat, 11 September 2015 20:51 WIB

Seorang warga menutupi wajahnay saat berjalan-jalan ketika badai pasir di Yerusalem, 8 September 2015. Departemen Lingkungan Israel meminta anak-anak, wanita hamil, dan orang-orang berusia lanjut untuk tidak keluar rumah. REUTERS/Ronen Zvulun

TEMPO.CO, Tel Aviv - Sedikitnya 630 warga Israel menderita sesak napas dan jantung setelah negeri itu dihantam badai pasir sejak Selasa, 8 September 2015.

Melihat kondisi seperti dilaporkan oleh petugas layanan kesehatan Magen David Adom, Kementerian Kesehatan Israel pada Kamis, 10 September 2015, mengeluarkan maklumat agar masyarakat mengurangi kegiatan fisik di luar rumah, termasuk terhadap orang tua, anak-anak, dan perempuan hamil.

Hantaman gelombang pasir ini menambah penderitaan warga Israel lantaran mereka juga harus menanggung suhu udara panas sehingga membutuhkan pasokan listrik sepanjang hari.

Kantor Kementerian Perlindungan Lingkungan Hidup mengatakan, tingkat polusi tinggi tidak biasanya menghantam Israel. Saat ini level polusi mencapai 1.458 mikrogram per meter kubik atau 140 kali lebih tinggi dari hari-hari normal di Yerusalem.

Seluruh penerbangan domestik, Kamis, 10 September 2015, terpaksa dibatalkan setelah seluruh maskapai batal terbang pada Senin, 7 September 2015.

Sementara itu, pada Rabu, 9 September 2015, badai menuju Mesir, menyebabkan empat pelabuhan di Teluk Suez ditutup akibat cuaca buruk.

Cuaca yang muncul tidak seperti biasanya ini membingungkan para ahli iklim yang sekarang berjuang keras menjelaskan kepada masyarakat mengenai pemicunya. Profesor Uri Dayan, ahli badai pasir dari Universitas Hebrew di Yerusalem, mengatakan kepada Xinhua bahwa badai ini terkait dengan perang di Suriah.

Dia mengatakan, gerakan pasukan Suriah dan petani yang dipaksa hengkang serta berhenti menyirami sawah ladangnya kemungkinan menyebabkan ladang pertanian gersang sehingga rentan terhadap badai debu.

Kepala Departemen Iklim Meteorologi Israel Dr Amos Porat mengatakan kepada Jerusalem Post, ada laporan yang menyebutkan adanya embun pekat pada awal September 2015, sejak negeri ini merekam kondisi cuaca 75 tahun lalu.

"Yang mengejutkan hampir seluruh ilmuwan adalah panjang dan masa datangnya badai pasir," ujar Prof Dayan. Dia melanjutkan, "Sekarang ini kami akan mengakhiri musim panas, oleh karena itu kedatangan badai pasir ini terlalu dini. Sebelumnya, badai pasir di negeri ini berlangsung tak lebih dari 24 jam."

Menurut Prof Dayan, cuaca buruk yang tidak diharapkan itu disebabkan oleh butiran debu dari Suriah kemudian melaju ke sebelah utara Yordania dan Israel.

FAMAGUSTA GAZDETTE | CHOIRUL AMINUDDIN

Berita terkait

UEA Cegat Rudal Houthi, Ditembakkan saat Kunjungan Presiden Israel

31 Januari 2022

UEA Cegat Rudal Houthi, Ditembakkan saat Kunjungan Presiden Israel

Uni Emirat Arab berhasil mencegat sebuah rudal balistik yang ditembakkan oleh Houthi dari Yaman ketika negara Teluk itu menjamu Presiden Israel

Baca Selengkapnya

Biro Travel Khawatirkan Larangan Turis Berpaspor Indonesia Masuk Israel

31 Mei 2018

Biro Travel Khawatirkan Larangan Turis Berpaspor Indonesia Masuk Israel

Aturan pelarangan masuk Israel bagi turis berpaspor Indonesia membuat banyak tamu mempertanyakan hal tersebut.

Baca Selengkapnya

Kedutaan Besar Amerika di Israel Akan Pindah ke Yerusalem

29 Agustus 2017

Kedutaan Besar Amerika di Israel Akan Pindah ke Yerusalem

Netanyahu menunjukkan ekspresi penghargaannya kepada Trump dan pemerintahannya yang selama ini memberikan dukungan kuat bagi Israel.

Baca Selengkapnya

Kesepian, Monyet Rawat dan Bermain dengan Anak Ayam

26 Agustus 2017

Kesepian, Monyet Rawat dan Bermain dengan Anak Ayam

Niv, monyet dari spesies Macaque telah menghabiskan waktunya dengan menjaga, membelai, membersihkan, dan bermain dengan seekor anak ayam.

Baca Selengkapnya

Gereja Ortodoks Yunani Protes Israel Propertinya Dijual ke Yahudi

15 Agustus 2017

Gereja Ortodoks Yunani Protes Israel Propertinya Dijual ke Yahudi

Pemimpin Gereja Ortodoks Yunani di Yerusalem tolak keputusan pengadilan Israel yang menyetujui penjualan properti gereja ke ke perusahaan Yahudi.

Baca Selengkapnya

Israel akan Tutup Kantor Berita Al Jazeera

7 Agustus 2017

Israel akan Tutup Kantor Berita Al Jazeera

Israel menganggap siaran berita Al Jazeera bersifat menghasut.

Baca Selengkapnya

Sensitivitas Al-Aqsa dan Kebijakan Israel

26 Juli 2017

Sensitivitas Al-Aqsa dan Kebijakan Israel

Setelah lama tenggelam oleh berita Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) dan sengkarut Timur Tengah, kisruh Palestina-Israel kini kembali menjadi pusat perhatian dunia. Setiap hari sejak 14 Juli, warga Palestina di Yerusalem Timur dan Tepi Barat berdemonstrasi menentang pemasangan detektor logam di pintu-pintu masuk ke kompleks Masjid Al-Aqsa (Al-Haram Al-Syarif). Palestina memandangnya sebagai upaya Israel untuk mengontrol tempat suci tersebut.

Baca Selengkapnya

Ditembaki Rudal, Israel Balas Serang Pos Hamas di Gaza  

24 Juli 2017

Ditembaki Rudal, Israel Balas Serang Pos Hamas di Gaza  

Tank milik Israel menyerang pos pemantau milik Hamas di Gaza, Senin, 24 Juli 2017, sebagai balasan atas tembakan rudal dari arah perbatasan Palestina.

Baca Selengkapnya

Israel Akan Membangun Pulau Buatan di Gaza

14 Mei 2017

Israel Akan Membangun Pulau Buatan di Gaza

Trump akan tiba di Yerusalem pada 22 Mei 2017 untuk membicarakan masalah perdamaian antara Israel dan Palestina.

Baca Selengkapnya

Bahasa Arab Akan Dihapus dari Bahasa Resmi Israel  

9 Mei 2017

Bahasa Arab Akan Dihapus dari Bahasa Resmi Israel  

Sejumlah menteri dalam kabinet Israel menyetujui RUU kontroversial yang akan menghapus status bahasa Arab sebagai bahasa resmi Israel.

Baca Selengkapnya