Tiga WNI Korban Kebakaran di Saudi Aramco Sudah Pulih
Editor
Yudono Yanuar Akhmadi
Senin, 31 Agustus 2015 21:44 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Tiga warga negara Indonesia yang sempat dirawat karena menghirup asap terlalu banyak dalam insiden kebakaran di kompleks perumahan Saudi Aramco, Al-Khobar, Arab Saudi, dikabarkan meninggalkan rumah sakit karena kondisinya telah membaik.
Kebakaran melanda kompleks Radium, yaitu salah satu kompleks perumahaan tempat tinggal para staf Aramco, perusahaan minyak Arab Saudi di Kota Al-Khobar, Minggu, 30 Agustus 2015. Sedikitnya sebelas orang meninggal dunia dan 200 lainnya luka-luka.
Di kompleks tersebut terdapat enam keluarga warga negara Indonesia. Satu keluarga yang terdiri atas suami, istri, dan seorang anak, sempat dirawat di Rumah Sakit John Hopkins, Al-Khobar karena mengisap asap terlalu banyak. Namun mereka semua telah membaik.
“Untuk sementara mereka dipindahkan ke Hotel Le Meridien,” kata Kepala Pelaksana Fungsi Penerangan Sosial dan Budaya Kedutaan Besar RI di Riyadh Ahrul Tsani Fathurrahman, lewat pesan singkat kepada Tempo, Senin, 31 Agustus 2015.
Menurut Ahrul, dari penuturan Sonny Irvana, Ketua Ikatan Ahli Teknik Perminyakan Indonesia (IATMI) Arab Saudi, yang juga pegawai Aramco, keenam keluarga yang menjadi korban kebakaran telah dipindahkan ke tempat tinggal sementara. Ada yang menempati kompleks Aramco lainnya, atau dipindahkan ke hotel-hotel di Al-Khobar.
Para pegawai yang terkena musibah kebakaran diliburkan selama sepekan untuk pemulihan. Mereka juga diberikan bantuan materi, sandang-pangan, serta kemudahan untuk mendapatkan telepon selular, serta dokumen-dokumen yang diperlukan.
“Sedangkan IATMI menggalang dana sebagai bentuk dukungan terhadap rekan-rekannya yang mendapat musibah,” kata Ahrul mengutip penuturan Sonny.
Dalam musibah kebakaran yang terjadi Minggu, api muncul pertama kali dari ruang bawah tanah kompleks Radium yang terdiri atas beberapa tower. Kebakaran paling besar terjadi di tower 2, 3 dan 4, tempat keenam keluarga WNI tinggal.
“KBRI Riyadh secara intensif berkomunikasi dengan rekan-rekan di Aramco untuk memantau perkembangan keluarga yang menjadi korban, termasuk untuk mengantisipasi jika KBRI Riyadh dibutuhkan dalam memberikan pertolongan langsung,” kata Ahrul.
NATALIA SANTI