TEMPO Interaktif, Wina:Para Menteri Energi negara-negara OPEC mempertimbangkan untuk menaikkan produksi minyak guna menutupi kekurangan minyak dunia akibat terhentinya produksi minyak Venezuela. Selain itu, upaya tersebut dilakukan untuk menghambat membubungnya harga minyak belakangan ini. Saya rasa, kami akan menaikkan produksi. Kami perlu tambahan dua juta barel per hari, ujar Menteri Perminyakan Algeria, Chakib, sesaat sebelum membuka pertemuan OPEC, di Wina, Minggu (12/1). Namun, hingga kini, angka kenaikan itu belum dipastikan meski beberapa negara OPEC menyatakan siap untuk memproduksi minyak di atas kuota output minyak masing-masing negara. Sekadar diketahui, minimnya persediaan minyak dunia membuat harga minyak melambung tinggi. Batas harga per barel yang berkisar antara US$ 22 hingga US$28, di beberapa negara telah terlewati. Di London misalnya, minyak mentah laku terjual di atas US$ 30 per barel. Bahkan, di New York tembus hingga level US$ 33. Kenaikan harga itu, seperti diakui beberapa negara OPEC, juga dipicu kekhawatiran realisasi serangan Amerika Serikat ke Irak terjadi sebelum masalah di Venezuela bisa diselesaikan. Kekhawatiran tersebut juga menyebabkan munculnya prediksi hilangnya minyak di pasaran, yang berkisar pada angka lima juta barel per hari. Sementara, Amerika Serikat dikabarkan memiliki cadangan minyak sebanyak 600 juta barel yang dapat digunakan dalam keadaan mendesak. Tapi, sejauh ini, belum ada tanda-tanda negara itu akan menggunakan simpanan minyaknya. Pada kesempatan yang sama, Menteri Perminyakan Saudi Arabia, Ali al-Nuaimi, menyatakan kemungkinan besar OPEC akan mengesampingkan aturan kuota tetap 23 juta barel per hari hingga konflik di Venezuela selesai. Melihat pasar yang terlihat cemas, Nuaimi menegaskan, negerinya akan memastikan adanya suplai yang cukup. Negara itu juga telah bersiap untuk menaikkan produksi minyaknya hingga 10,5 juta barel per hari dalam dua minggu dari produksi biasanya yang sebesar 7,5 juta barel. (AFP/TNR-Sri Wahyuni)
Berita terkait
AS Kembalikan Barang Antik yang Dicuri dari Indonesia dan Kamboja
13 menit lalu
AS Kembalikan Barang Antik yang Dicuri dari Indonesia dan Kamboja
Jaksa wilayah New York AS menuduh dua pedagang seni terkemuka melakukan perdagangan ilegal barang antik dari Indonesia dan Cina senilai US$3 juta.