Nicolette Gomes, putri dari Patrick Gomes, yang menjadi korban dari hilangnya MH370, menunjukan lukisan pesawat karyanya saat menunggu kabar berita di Kuala Lumpur, Malaysia, 6 Agustus, 2015. Perdana Menteri Malaysia, Najib Razak membenarkan bahwa puing pesawat yang ditemukan di Pulau Reunion adalah bagian pesawat MH370 yang selama ini hilang. AP/Joshua Paul
TEMPO.CO, Le Reunion - Operasi pencarian di laut dan udara untuk mendeteksi serpihan pesawat MH370 milik Malaysia Airline di Pulau Reunion akan dihentikan Senin mendatang seusai pencarian lebih dari seminggu.
Pejabat lokal, Dominique Sorain, mengatakan, jika tidak ada obyek yang ditemukan pada Senin nanti, pihaknya bergerak ke "fase untuk meningkatkan pengawasan". "Tidak ada obyek yang ditemukan di laut yang mungkin milik pesawat itu," ucap Sorain, seperti dilansir Straits Times, Jumat, 14 Agustus 2015.
Namun ada sejumlah serpihan yang telah ditemukan di darat tapi tidak sebesar bagian sayap Boeing 777 yang ditemukan di Pulau Reunion bulan lalu. Serpihan itu telah diserahkan kepada penyidik. Pemerintah Malaysia menegaskan, puing ini milik MH370.
Sorain menuturkan operasi pencarian pesawat yang hilang tiba-tiba dari radar itu meliputi hampir 10 ribu kaki persegi. Dia menjelaskan, polisi telah menghabiskan 200 jam untuk menemukan serpihan pesawat.
Pulau Reunion yang kecil di Samudra Hindia menjadi perhatian media di seluruh dunia ketika bagian sayap pesawat yang dikenal sebagai flaperon ditemukan di pesisir pantai pulau itu pada bulan lalu.
Pada 5 Agustus 2015, Perdana Menteri Najib Razak mengatakan kelompok ahli mengkonfirmasi secara konklusif bahwa fragmen itu milik pesawat nahas yang hilang pada Maret 2014.
Namun tim peneliti Prancis lebih berhati-hati dengan hanya mengatakan pihaknya memiliki probabilitas yang sangat tinggi bahwa flaperon itu adalah milik pesawat tersebut. Kondisi itu menimbulkan kemarahan di kalangan keluarga korban.