Perdana Menteri Malaysia, Najib Razak meneteskan air mata saat jumpa pers terkait penelitian puing pesawat Malaysia Airlines MH370 di Kuala Lumpur, Malaysia, 6 Agustus 2015. Kepastian puing yang ditemukan adalah milik MH370 didapat setelah dilakukan penelitian di sebuah pusat pengujian aeronotika di dekat Toulouse, Prancis. AP/Vincent Thian
TEMPO.CO, Kuala Lumpur - Perdana Menteri Malaysia Najib Razak memastikan puing sayap yang ditemukan di pulau terpencil di Samudera Hindia merupakan bagian dari pesawat Malaysian Airlines MH370 yang hilang 17 bulan yang lalu.
"Hari ini, 515 hari sejak pesawat menghilang, dengan sangat berat hati saya harus memberitahu bahwa tim pakar internasional telah memastikan puing pesawat yang ditemukan di Pulau Reunion berasal dari MH370," kata PM Najib kepada wartawan di Kuala Lumpur, Malaysia, Kamis, 6 Agustus 2015.
Adapun pihak Kejaksaan Prancis, di mana puing diperiksa dengan teliti, menggunakan kalimat yang lebih berhati-hati. Mereka menyatakan "kemungkinan sangat tinggi" bahwa puing tersebut berasal dari MH370. Agar lebih yakin, mereka berniat melakukan beberapa tes lagi.
Pesawat jet berjenis Boeing 777 milik Malaysian Airlines hilang pada 8 Maret tahun lalu. Belum diketahui mengapa pesawat membelok dari rute Kuala Lumpur menuju Beijing bersama 239 penumpang dan awak.
Menghilangnya pesawat menciptakan misteri terbesar dalam sejarah penerbangan dan memicu upaya pencarian multinasional serta segudang teori konspirasi soal nasibnya.
Penemuan bagian sayap yang disebut flaperon sepanjang dua meter pekan lalu di Pulau Reunion, milik Prancis di Samudra Hindia, memberi secercah harapan pertama bagi keluarga korban yang putus asa. (Lihat Video Setahun Lebih Misteri, Puing Yang Diduga MH370 Ditemukan di Afrika)
Flaperon itu kemudian diterbangkan ke laboratorium militer di pinggiran Kota Toulouse, dengan dihadiri pakar dari Malaysia, Australia, pegawai Boeing, dan wakil dari Cina, negeri asal sebagian besar penumpang MH370.
"Kami kini memiliki bukti fisik, seperti yang saya umumkan 24 Maret tahun lalu, bahwa penerbangan MH370 secara tragis berakhir di Samudra Hindia sebelah selatan," kata Najib.
Malaysia Airlines memuji kabar tersebut sebagai terobosan besar. "Kami mengharapkan akan ada temuan lain untuk mengungkap misteri ini," kata maskapai penerbangan itu dalam pernyataannya.
Aparat Australia yang selama ini memimpin pencarian besar-besaran, juga menyatakan optimisme bahwa bagian utama pesawat akan ditemukan.
"Kami yakin bahwa kami mencari di wilayah yang tepat dan kami akan menemukan pesawat di sana," kata Martin Dolan, Kepala Komisioner Biro Keselamatan Transportasi Australia, seperti dilaporkan radio ABC.
Dari 239 awak penumpang, tujuh di antaranya warga negara Indonesia. Kementerian Luar Negeri melalui Direktorat Perlindungan WNI dan BHI telah berkoordinasi dengan keluarga menyampaikan simpati. Kemlu RI juga sudah menghubungi pihak Malaysian Airlines untuk koordinasi lebih lanjut.