Aneh, di Sini Anak Laki-laki Gemar Menyamar Perempuan
Editor
Maria Rita Hasugian
Rabu, 15 Juli 2015 06:52 WIB
TEMPO.CO, Apia - Jika di Mesir dan Afganistan, anak-anak perempuan dipaksa menyamar sebagai laki-laki, di Samoa sebaliknya. Anak laki-laki dibesarkan layaknya anak perempuan di negara kepulauan yang terletak di samudara Pasifik bagian selatan.
Budaya Samoa mengenal tradisi yang disebut Fa'afafine Samoa -atau Fafa yang artinya pria yang dibesarkan dan mengidentifikasinya sebagai wanita. Mereka ini kebanyakan menjalin hubungan dengan heteroseksual dan umumnya bukan gay.
Di Samoa, identitas gender sangat didasarkan pada peran seseorang dalam sebuah keluarga. Bila sebuah keluarga tidak punya anak perempuan sedangkan banyak putranya, tidak aneh salah satu dari putra itu dibesarkan sebagai gadis.
Berita Terbaru:
Duh, Ditahan, Vitalia Malah Foto Sama Kapolsek: Ada apa?
Ditahan KPK, OC Kaligis Bicara Soal Gubernur & Suap Hakim
Malah di Fa'afafine atau praktik membesarkan anak laki sebagai gadis dan atribut kebudayaan tradisional yang berkaitan dengan wanita begitu mengakar di masyarakat Polinesia.
Beberapa tetua Polinesia percaya ada anak lelaki yang lahir dengan 'spirit Fa'afafine', sementara yang lain mengatakan budaya itu lahir dari kebiasaan.
Laki-laki seperti Leo Tanoi, yang merasa tidak memiliki spirit Fa'afafine, boleh saja dinobatkan sebagai Fafa di keluarganya yang penuh laki-laki. Namun menurut Leo, cara ini tidak selalu berhasil.
"Ingatan yang saya punya tentang hal ini cuma kekerasan fisik melulu. Banyak kekerasan fisik, celana saya dipeloroti, mengikat tubuh, memukuli di depan orang banyak. Semacam itu," kata Leo. "Saya terbiasa diberitahu bahwa saya adalah perempuan. Saat-saat itu sangat sunyi dan saya rasa orang tidak tahu betapa sepinya itu."
Kekerasan tidak berasal dari ibu Leo tapi dari keenam saudara laki-lakinya dan anak-anak laki-laki seusia di lingkungannya yang ingin membuat Leo tangguh agar memperoleh kembali kejantanannya. Dengan kekerasan itu yang diperparah dorongan ke arah femintas oleh ibunya menyebabkan ia sangat bingung.
"Apa yang saya alami benar-benar berpengaruh dan saya pikir keluarga saya tidak tahu waktu itu saya jadi penghisap bensin. Selama masa remaja saya melakukan itu. Itu pelarian saya dari kekerasan fisik dan mental yang saya derita," ucap Leo.
Selanjutnya: Membuktikan sisi maskulin..,