Warga Yunani Terbelah Tentukan Cara Keluar dari Kebangkrutan  

Reporter

Jumat, 3 Juli 2015 18:55 WIB

Pengunjuk rasa pro-Eropa memadati lapangan di depan gedung parlemen, di Athena, Yunani, 1 Juli 2015. Yunani siap memutuskan pada 5 Juli mendatang, dalam suatu referendum mengenai babak baru langkah-langkah penghematan Eropa, yang ditentang Perdana Menteri Alexis Tsipras. REUTERS/Jean-Paul Pelissier

TEMPO.CO, Jakarta - Masyarakat Yunani terbelah menyikapi cara bagaimana negaranya keluar dari kebangkrutan ekonomi. Hal itu tampak dari hasil survei ALCO Institute yang dimuat koran Ethnos.

Survei ini dilakukan dua hari sebelum dilakukan referendum untuk memutuskan YA atau TIDAK terhadap bantuan Uni Eropa dan lembaga donor.

Ternyata 44,8 persen memilih jawaban YA, dan 43,4 persen menjawab TIDAK, sedangkan yang menjawab tidak tahu ada 11,8 persen. Margin kesalahan survei ini adalah 3,1 persen.

Dari jawaban itu terlihat, mereka yang lebih menyukai negaranya menerima syarat dana bantuan unggul tipis. Jika hasil ini tetap bertahan saat referendum, maka bakal menjatuhkan pemerintahan Perdana Menteri Alexis Tsipras.

Sejak bulan lalu, Tsipras membujuk rakyat Yunani untuk memilih tidak. Persyaratan yang diajukan para kreditor–yaitu International Monetary Fund dan negara-negara Uni Eropa– dianggapnya ‘merendahkan’.

Ia menuding para kreditor tengah ‘mengancam’ Yunani dengan menahan-nahan pinjaman. Dengan terus menunda tenggat pinjaman, ia berharap dapat memperoleh tawaran yang lebih baik.

Negara yang dikenal sebagai negeri para dewa tersebut memang tidak sanggup mengembalikan utang sebesar 1,6 miliar euro atau setara dengan Rp 22 triliun kepada lembaga keuangan internasional, IMF.

Untuk keluar dari kebangkrutan, Yunani membutuhkan 50 miliar euro dalam tiga tahun ke depan untuk menstabilkan ekonominya. Mereka juga membutuhkan penghapusan utang dalam jumlah yang besar.

Tsipras mencoba menenangkan rakyatnya yang mulai resah dengan kondisi saat ini. Memang, antrean panjang warga mulai tampak di berbagai anjungan tunai mandiri (ATM) untuk menarik uang kas.

Banyak yang merasa khawatir bank-bank akan tutup lantaran tak memiliki stok kas. Bank Eropa, yang selama ini memberikan bantuan dana agar bank terus berjalan, pun mulai menujukkan sinyal tak akan lagi mengucurkan fulus.

Pada Kamis, 2 Juli 2015, IMF memperingatkan Yunani bahwa referendum ini tak akan mempengaruhi kondisi keuangannya.

Pada 5 Juli 2015, penduduk Yunani harus menentukan nasibnya, setelah negosiasi pemerintah dengan negara Eropa berakhir buntu. “Ini 100 persen kesalahan para politisi. Merekalah yang harus disalahkan atas keadaan kami saat ini,” kata Thanos Stamou, seorang pensiunan.

URSULA FLORENE SONIA | REUTERS

Berita terkait

Dampak Serangan Houthi, Volume Perdagangan Lewat Terusan Suez Anjlok hingga 50 Persen

52 hari lalu

Dampak Serangan Houthi, Volume Perdagangan Lewat Terusan Suez Anjlok hingga 50 Persen

Volume perdagangan lewat Terusan Suez turun hingga 50 persen dalam dua bulan pertama 2024 akibat serangan Houthi.

Baca Selengkapnya

Profil Shehbaz Sharif, Dua Kali Pemenang Posisi Perdana Menteri Pakistan

57 hari lalu

Profil Shehbaz Sharif, Dua Kali Pemenang Posisi Perdana Menteri Pakistan

Shehbaz Sharif, yang kembali menjabat perdana menteri Pakistan untuk kedua kali, telah memainkan peran penting dalam menyatukan koalisi yang berbeda.

Baca Selengkapnya

Setelah Bertemu Para Menkeu, Sri Mulyani Berkunjung ke Pasar dan Museum di Brasil

57 hari lalu

Setelah Bertemu Para Menkeu, Sri Mulyani Berkunjung ke Pasar dan Museum di Brasil

Menteri Keuangan Sri Mulyani menghabiskan sisa waktunya di So Paulo Brasil dengan mengunjungi museum dan pasar. Begini cerita perjalanannya.

Baca Selengkapnya

Shehbaz Sharif Terpilih sebagai Perdana Menteri Pakistan untuk Kedua Kali

57 hari lalu

Shehbaz Sharif Terpilih sebagai Perdana Menteri Pakistan untuk Kedua Kali

Shehbaz Sharif mengalahkan Omar Ayub dan kembali menduduki posisi Perdana Menteri Pakistan yang ditinggalkannya pada Agustus tahun lalu.

Baca Selengkapnya

Cerita Aksi Petani dan Peternak Yunani Bawa Traktor ke Gedung Parlemen di Athena

23 Februari 2024

Cerita Aksi Petani dan Peternak Yunani Bawa Traktor ke Gedung Parlemen di Athena

Aksi petani dan peternak di Yunani dalam rangkaian demonstrasi besar selama 2 hari menyuarakan tentang kesejahteraan mereka yang belum terjamin.

Baca Selengkapnya

Partai Independen Dukungan Imran Khan Raih Suara Terbanyak dalam Pemilu Pakistan

12 Februari 2024

Partai Independen Dukungan Imran Khan Raih Suara Terbanyak dalam Pemilu Pakistan

Hasil akhir pemilu Pakistan menempatkan partai independen, dukungan mantan PM Imran Khan yang dipenjara, memimpin dengan 93 dari 264 kursi.

Baca Selengkapnya

Pemilu Pakistan Diganggu ISIS, Lima Polisi Tewas di Hari Pemungutan Suara

8 Februari 2024

Pemilu Pakistan Diganggu ISIS, Lima Polisi Tewas di Hari Pemungutan Suara

ISIS mengganggu pemilu Pakistan, sedikitnya lima polisi tewas dalam serangan militan ketika negara itu melakukan pemungutan suara.

Baca Selengkapnya

Kemenkeu Optimistis Pertumbuhan Ekonomi RI Tembus 5,2 Persen di 2024, Ini Sebabnya

7 Februari 2024

Kemenkeu Optimistis Pertumbuhan Ekonomi RI Tembus 5,2 Persen di 2024, Ini Sebabnya

Kementerian Keuangan memperrkirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia masih kuat pada 2024. Apa sebabnya?

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani Dorong Pendanaan Berkelanjutan untuk Atasi Perubahan Iklim

29 Januari 2024

Sri Mulyani Dorong Pendanaan Berkelanjutan untuk Atasi Perubahan Iklim

Indonesia turut mengalami dampak dari perubahan iklim ekstrem, Sri Mulyani bilang, pendanaan berkelanjutan bisa menjadi jawaban untuk mengatasi perubahan iklim.

Baca Selengkapnya

Mandiri Sekuritas Prediksi Pertumbuhan Ekonomi RI 5,1 Persen Tahun Ini, Apa Saja Faktor Pendorongnya?

29 Januari 2024

Mandiri Sekuritas Prediksi Pertumbuhan Ekonomi RI 5,1 Persen Tahun Ini, Apa Saja Faktor Pendorongnya?

Mandiri Sekuritas memprediksi pertumbuhan ekonomi Indonesia di kisaran 5,1 persen pada 2024. Apa sebabnya?

Baca Selengkapnya