TEMPO.CO, Baku - Swiss menerbangkan keluar dari Azerbaijan seorang jurnalis pengkritik pemerintah yang telah berlindung selama 10 bulan di kedutaannya di Baku, kata pejabat Departemen Luar Negeri Swis, Sabtu 13 Juni 2015.
Emin Huseynov, 35 tahun, terbang keluar dari Azerbaijan satu pesawat dengan Menteri Luar Negeri Swiss, Didier Burkhalter, yang sehati sebelumnya menghadiri upacara Euro Games di ibukota Azerbaijan, Baku, Jumat 12 Juni.
Emin Huseynov bisa keluar dari Azerbaijan setelah negosiasi berbulan-bulan antara Swis dengan pemerintah Azerbaijan, kata juru bicara Departemen Luar Negeri Swis, Jean-Marc Crevoisier.
Jurnalis dan aktivis hak-hak asasi manusia itu kini di Bern. Ia memiliki waktu hingga September untuk memutuskan apakah dia ingin mengajukan permohonan suaka di Swiss atau tidak, kata Crevoisier.
Huseynov adalah pengkritik keras presiden Azerbaijan Ilham Aliyev soal hak asasi manusia. Huseynov berlindung di kedutaan Swiss di Baku sejak 18 Agustus 2014 ketika ia menghindari penangkapan polisi Azerbaijan.
Pada saat itu, ia dicari oleh jaksa atas tuduhan "kewirausahaan ilegal dan penghindaran pajak". Swiss mengizinkan dia masuk dan tetap di kedutaannya karena "alasan kemanusiaan".
Amerika Serikat menyambut baik keputusan pemerintah Azerbaijan untuk memungkinkan Huseynov pergi. Namun mereka juga menyerukan pembebasan aktivis hak asasi manusia lainnya yang masih ditahan.
"Kami mendesak pemerintah Azerbaijan untuk memperpanjang niat baik yang sama yang sama kepada orang lain yang dipenjara untuk aktivisme sipil mereka," kata juru bicara Departemen Luar Negeri AS John Kirby dalam sebuah pernyataan.
Negara kaya energi itu menggelontorkan uang besar untuk menjadi tuan rumah edisi pertama Olimpiade Eropa. Negara ini membangun fasilitas megah dalam upayanya untuk memoles citranya.
Tapi aktivis hak asasi internasional dan lokal menggunakan liputan acara olimpiade ini untuk menarik perhatian dunia atas pelanggaran hak asasi manusia secara luas di negara Kaukasus ini.
Kelompok-kelompok HAM menuduh pemerintah Aliyev secara konsisten menggunakan tuduhan palsu untuk memenjarakan pengkritik pemerintah dan meningkatkan kampanye untuk membungkam oposisi sejak pemilihan untuk masa jabatan ketiganya tahun 2013.
Aliyev, 53 tahun, berkuasa pada 2003 setelah pemilihan yang dipandang cacat oleh para pengamat internasional. Dia mengambil alih kepemimpinan setelah kematian ayahnya, Heydar Aliyev. Heydar adalah mantan perwira KGB (badan intelijen era Uni Sovyet) dan pemimpin era komunis yang telah memerintah negara baru merdeka itu dengan tangan besi sejak 1993.