Begini Cerita Pendaki Australia Saat Terjebak di Puncak Kinabalu  

Reporter

Minggu, 7 Juni 2015 14:41 WIB

Petugas SAR Malaysia, berjaga di gerbang pemeriksaan Timpohon, sehari setelah gempa 6,0 SR melanda Gunung Kinabalu di Kundasang, Malaysia, 6 Juni 2015. Sekitar 137 pendaki berhasil dievakuasi dari gunung ini dan delapan masih hilang. MOHD RASFAN/AFP/Getty Images

TEMPO.CO, Jakarta - Seorang pendaki gunung dari Australia bernama Vee Jin Damlao berada di puncak Gunung Kinabalu saat gempa berkekuatan 6,0 skala Richter mengguncang Sabah, wilayah Malaysia yang terletak di Pulau Kalimantan, pada Jumpat pagi, 5 Juni 2015.

Vee bercerita, ia sampai di puncak gunung tertinggi di Kalimantan itu pukul 02.30 dinihari. Saat itu ada 137 pendaki termasuk yang menanti munculnya matahari terbit. Setelah itu bisa kembali ke posko Laban Rata untuk sarapan pagi.

"Kami baru saja sampai ke puncak dan mengambil beberapa foto. Tiba-tiba kami mendengar suara ledakan yang keras dan tanah yang bergetar," Jin Dumlao, seorang psikiater dari Sydney, kepada ABC News, Ahad, 7 Juni 2015.

Pada mulanya Dumlao berupaya bersikap tenang. Namun ia mulai panik saat para pendaki itu mendapat informasi gempa telah menghancurkan rute untuk kembali turun.

"Saat tim pemandu kami kembali setelah mengisi air botol yang kosong, mereka menginfokan telah terjadi longsor parah dan rute untuk pulang rusak berat. Upaya penyelamatan belum bisa dipastikan," katanya.

Dumlao menyesalkan tim SAR Malaysia yang tidak segera tanggap untuk melakukan evakuasi. Para pendaki terjebak selama sembilan jam di puncak Gunung Kanibalu tanpa bantuan tim SAR.

Menurut Dumlao, banyak pendaki yang mulai mengalami hipotermia karena cuaca yang semakin dingin dan mulai turun hujan. "Kami juga belum makan sejak siang hari," katanya.

Meski cuaca sudah mulai, tim SAR tidak kunjung datang. Para pendaki mendapat kabar proses evakuasi baru bisa dilakukan esok hari. Ini menurut Dumlao, membuat para pendaki semakin cemas karena ada potensi rawan longsor.

Menurut penuturan Dumlao, para pemandu juga memberi kabar tim SAR tidak akan datang. "Kita lebih baik berupaya untuk mencari jalan turun gunung jangan menunggu lebih lama lagi," kata Dumlao meniru ucapan pemandu jalan.

Tim SAR Malaysia membantah tidak segera tanggap melakukan proses evakuasi. Mereka menyatakan telah berupaya untuk melakukan proses evakuasi. Namun helikopter tidak bisa sampai ke puncak karena cuaca yang buruk. Menurut tim SAR, proses evakuasi kemungkinan baru bisa dilakukan keesokan harinya,

ABC NEWS | SETIAWAN ADIWIJAYA

Berita terkait

Gempa Tektonik M5.2 di Laut Banda, Terasa Sampai Maluku Tenggara

9 jam lalu

Gempa Tektonik M5.2 di Laut Banda, Terasa Sampai Maluku Tenggara

Gempa bumi yang terjadi merupakan jenis gempa bumi menengah akibat adanya aktivitas intra-slab subduksi banda.

Baca Selengkapnya

Gempa M4,8 di Laut Guncang Banten dan Sekitarnya, Disusul Gempa M3,3

10 jam lalu

Gempa M4,8 di Laut Guncang Banten dan Sekitarnya, Disusul Gempa M3,3

Gempa bumi yang terjadi merupakan jenis gempa bumi dangkal akibat aktivitas sesar bawah laut.

Baca Selengkapnya

Gempa Magnitudo 4,7 Guncang Boalemo Gorontalo, Tidak Berpotensi Tsunami

13 jam lalu

Gempa Magnitudo 4,7 Guncang Boalemo Gorontalo, Tidak Berpotensi Tsunami

Gempa tersebut dirasakan di Kabupaten Boalemo, Kabupaten Gorontalo, Kabupaten Bone Bolango, Kota Gorontalo hingga Kabupaten Pohuwato.

Baca Selengkapnya

Piala Asia U-23 2024: Timnas U-23 Indonesia Jadi Satu-satunya Negara Asia Tenggara yang Melaju ke Semifinal

15 jam lalu

Piala Asia U-23 2024: Timnas U-23 Indonesia Jadi Satu-satunya Negara Asia Tenggara yang Melaju ke Semifinal

Timnas U-23 Indonesia akan berduel melawan Uzbekistan di semifinal Piala Asia U-23 2024 pada senin malam WIB, 29 April 2024.

Baca Selengkapnya

Polisi Gagalkan Penyelundupan Pekerja Migran di Badau Perbatasan Indonesia-Malaysia

16 jam lalu

Polisi Gagalkan Penyelundupan Pekerja Migran di Badau Perbatasan Indonesia-Malaysia

Supriyanto mengatakan puluhan pekerja migran tersebut rata-rata berasal dari Provinsi Sulawesi Selatan dan Nusa Tenggara Barat (NTB).

Baca Selengkapnya

Giliran KKP Tangkap Kapal Asing Malaysia yang Menangkap Ikan di Selat Malaka

1 hari lalu

Giliran KKP Tangkap Kapal Asing Malaysia yang Menangkap Ikan di Selat Malaka

KKP meringkus satu kapal ikan asing ilegal berbendera Malaysia saat kedapatan menangkap ikan di Selat Malaka.

Baca Selengkapnya

KKP Tangkap Kapal Malaysia Pencuri Ikan yang Tercatat sudah Dimusnahkan tapi Masih Beroperasi

1 hari lalu

KKP Tangkap Kapal Malaysia Pencuri Ikan yang Tercatat sudah Dimusnahkan tapi Masih Beroperasi

Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) menangkap kapal pencuri ikan berbendera Malaysia. Kapal itu tercatat sudah dimusnahkan tapi masih beroperasi

Baca Selengkapnya

Jokowi Keluhkan Banyak Masyarakat Berobat ke Luar Negeri, Ini 3 Negara Populer Tujuan Wisata Medis WNI

1 hari lalu

Jokowi Keluhkan Banyak Masyarakat Berobat ke Luar Negeri, Ini 3 Negara Populer Tujuan Wisata Medis WNI

Presiden Jokowi mengeluhkan hilangnya Rp 180 triliun devisa karena masih banyak masyarakat berobat ke luar negeri.

Baca Selengkapnya

Mahathir Mohamad Diselidiki KPK Malaysia Atas Tuduhan Korupsi

1 hari lalu

Mahathir Mohamad Diselidiki KPK Malaysia Atas Tuduhan Korupsi

KPK Malaysia menyelidiki Mahathir Mohamad dan anak-anaknya atas dugaan korupsi.

Baca Selengkapnya

KJRI Kuching Minta Malaysia Bebaskan 8 Nelayan Natuna yang Ditangkap

2 hari lalu

KJRI Kuching Minta Malaysia Bebaskan 8 Nelayan Natuna yang Ditangkap

KJRI mengatakan, APPM mengatakan 3 kapal nelayan Natuna ditangkap karena melaut di dalam perairan Malaysia sejauh 13 batu dari batas perairan.

Baca Selengkapnya