Seorang wanita, yang diyakini terinfeksi Middle East Respiratory Syndrome (MERS), tebaring di tempat karantina di sebuah rumah sakit di Seoul, Korea Selatan, 1 Juni 2015. Otoritas kesehatan setempat mengumumkan ada 18 kasus infeksi MERS hanya dalam waktu 10 hari. REUTERS/Park Jung-ho/News1
TEMPO.CO, Seoul - Dua pasien dengan diagnosis terserang virus Middle East Rspiratory Syndrome (MERS) di Korea Selatan akhirnya meninggal dunia. Kasus ini menandai kematian pertama dari wabah virus pernapasan yang ditakuti di negara itu.
Banyak pihak menilai, pemerintah Korsel lamban dalam menangani wabah ini. Selama pertemuan kabinet hari Senin, Presiden Korea Selatan, Park Geun-hye mengakui ada "beberapa kekurangan" pada respon awal negaranya terhadap virus itu. Ia meminta jajarannya untuk melakukan upaya untuk menghentikan penyebaran penyakit ini.
Pasien yang meninggal adalah seorang wanita berusia 58 tahun dan seorang pria 71 tahun yang keduanya memiliki kontak dengan pasien MERS pertama negara itu. Sejauh ini, sudah ada 25 kasus yang dikonfirmasi dari sindrom pernafasan itu.
Pejabat merekomendasikan pemerintah melarang orang yang terkena MERS meninggalkan negara untuk mencegah penyebaran virus. Lebih dari 600 orang kini berada di dalam pengawasan setelah diduga melakukan kontak dengan pasien MERS.
Para ilmuwan hingga saat ini masih meneliti bagaimana penyebaran virus ini terjadi. Demam, batuk, dan sesak napas, merupakan gejala awal serangan virus ini. Beberapa orang juga menunjukkan gejala gastrointestinal termasuk diare, mual, dan muntah, sementara komplikasi parah virus ini menyebabkan penderitanya mengalami pneumonia dan gagal ginjal.
Sekitar tiga sampai empat dari setiap 10 orang yang dilaporkan dengan MERS tak tertolong jiwanya. Sebuah makalah yang diterbitkan pada bulan Juli 2014 di jurnal mBio mengatakan virus itu mungkin tersebar melalui udara.
Organisasi Kesehatan Dunia menyebut wabah ini sangat mengkhawatirkan. Kasus pertama didokumentasikan pada musim semi 2012 dan terkait dengan unta.
Para peneliti mendeteksi fragmen virus di udara di gudang di mana empat dari sembilan unta terinfeksi. Mereka menyerukan langkah-langkah tambahan untuk mencegah kemungkinan penularan dari unta ke manusia. WHO mencatat 1.139 kasus MERS secara global yang dilaporkan hingga Mei 2015.