Rohingya Dibantai dan Diusir, di Mana Aung San Suu Kyi?  

Reporter

Editor

Bobby Chandra

Minggu, 24 Mei 2015 12:11 WIB

Peraih Nobel Perdamaian dari Myanmar, Aung San Suu Kyi (kiri) dan aktris Michelle Yeoh yang memerankan dirinya dalam film " The Lady". Drn/Getty Images-Bbc.co.uk

TEMPO.CO, Bangkok - Pemimpin prodemokrasi Myanmar dan aktivis hak asasi manusia yang juga peraih Nobel Perdamaian, Aung San Suu Kyi, dikritik keras oleh aktivis hak pengungsi dan pemerintah Malaysia. Suu Kyi dituding terus bungkam atas nasib ribuan muslim Rohingya yang terkatung-katung di lautan.

"Di mana Aung San Suu Kyi, si tokoh dunia itu?" tanya Wakil Menteri Dalam Negeri Malaysia Wan Junaidi Jaafar, sebagaimana dikutip Sidney Morning Herald pada Jumat, 22 Mei 2015. Jaafar bertanya-tanya apa yang sedang dilakukan Suu Kyi dan mengapa dia hanya diam atas isu Rohingya.



Aktivis hak pengungsi turut mengkritik Suu Kyi karena tak membela Rohingya. Padahal Persatuan Bangsa-Bangsa telah menyatakan Rohingya sebagai kaum paling tersiksa di dunia. (Baca: Jokowi Harap Dunia Internasional Bantu Pengungsi Rohingya)

Awal Januari 2014, PBB mengkonfirmasi setidaknya 48 muslim tewas ketika massa Buddhamenyerang sebuah desa terpencil di Myanmar barat. Itu sebuah pembantaian yang ditolak keras oleh pemerintah sejak pertama kali dilaporkan The Associated Press sepekansebelumnya. (Baca: Derita Rohingya: Suu Kyi Tetap Bungkam, Partai Buka Suara)

Insiden di Du Chee Yar Tan, sebuah desa di Negara Bagian Rakhine utara, tampaknya paling mematikan dalam satu tahun dan akan mengakibatkan lebih dari 280 muslim tewas dalam kekerasan nasional dan 250.000 orang telah meninggalkan rumah mereka. (Baca: Kenalkan Ashin Wirathu, Biksu Pembenci Muslim Rohingya)





Isu Rohingya berkembang menjadi krisis kemanusiaan karena ribuan anggota kelompok itu tak diakui di Myanmar dan terpaksa mencari tempat tinggal baru dengan menumpang kapal yang akhirnya membuat mereka terdampar di Thailand, Malaysia, dan Indonesia selama dua pekan terakhir. (Baca juga: Jokowi Beri Catatan ke PBB Soal Rohingya)

"Diam tidak berarti netral. Dengan hanya berdiam, Suu Kyi seolah memberikan lampu hijau atas terjadinya kekerasan," ucap Chris Lewa, aktivis kelompok Rohingya dari The Arakan Project.

Lembaga hak asasi manusia global, Human Rights Watch, juga menyuarakan kritik kepada Suu Kyi. "Inilah saatnya bagi Suu Kyi untuk mengakhiri sikap diamnya demi kebaikan Rohingya," tutur Phil Robertson dari HRW. (Simak: VIDEO: Perahu Kecil Aceh Selamatkan 433 Pengungsi Rohingya)

Suu Kyi, yang saat ini menjabat pemimpin kelompok oposisi di Myanmar, telah dikritik sejak lama. Dia adalah ikon demokrasi internasional tapi tak mampu membela 1,3 juta anggota kelompok Rohingya di daerah Arakan yang hak kewarganegaraan dan hak dasar untuk hidupnya diambil walaupun telah bermukim di sana selama berabad-abad.




Pemerintahan semimiliter Myanmar menyebut Rohingya adalah imigran ilegal asal Bangladesh. Lebih dari 120 ribu orang Rohingya harus hidup di kamp kumuh karena dipaksa meninggalkan rumahnya oleh pemeluk Buddha. (Baca: Anggap Saudara, Warga Aceh Bantu Pengungsi Rohingya)

Sebanyak kurang-lebih 25 ribu orang membayar pedagang manusia untuk membawa mereka menyeberangi Teluk Benggala pada awal tahun ini. (Baca juga: Cara Ashin Wirathu Sebarkan Kebencian terhadap Muslim Rohingya)

Direktur Studi Keamanan Internasional Bangkok Thitinan Pongsudhirak memahami tindakan Suu Kyi yang mendiamkan kasus Rohingya. Pongsudhirak menilai Suu Kyi membutuhkan suara dari kelompok Buddha agar partainya dapat memenangi pemilu Myanmar pada November mendatang. (Baca: Tolak Kehadiran Pengungsi, Indonesia Kecam Australia)

"Mayoritas penduduk Myanmar tak menyukai Rohingya. Suu Kyi enggan membela Rohingya karena akan menghalangi ambisinya memenangi pemilu," kata Pongsudhirak. Myanmardidominasi pemeluk Buddha yang mencapai 60 juta orang. (Baca pula: Pemerintah Pertimbangkan Pinjamkan Pulau untuk Rohingya)

Pada Desember 2014, Suu Kyi pernah berkata kepada Washington Post bahwa sikap diamnya bukan tanpa alasan. "Saya tidak diam karena alasan politis. Saya diam karena pihak mana pun yang saya bela, darah akan selalu tertumpah. Jika saya membela hak asasi manusia, Rohingya hanya akan menderita," ujarnya.

SIDNEY MORNING HERALD | CBN NEWS | MOYANG KASIH | BC

Berita terkait

Pertempuran di Perbatasan Myanmar-Thailand, Pemberontak Targetkan Pasukan Junta

11 hari lalu

Pertempuran di Perbatasan Myanmar-Thailand, Pemberontak Targetkan Pasukan Junta

Pertempuran berkobar di perbatasan timur Myanmar dengan Thailand memaksa sekitar 200 warga sipil melarikan diri.

Baca Selengkapnya

Anak-anak Pengungsi Rohingya Dapat Bantuan Baju Lebaran

22 hari lalu

Anak-anak Pengungsi Rohingya Dapat Bantuan Baju Lebaran

Baju Lebaran yang diberikan oleh Yayasan BFLF Indonesia berupa satu setelan busana muslim untuk anak perempuan pengungsi Rohingya

Baca Selengkapnya

Sekjen PBB akan Tunjuk Utusan Khusus untuk Atasi Krisis Myanmar

27 hari lalu

Sekjen PBB akan Tunjuk Utusan Khusus untuk Atasi Krisis Myanmar

Meluasnya konflik bersenjata di seluruh Myanmar membuat masyarakat kehilangan kebutuhan dasar dan akses terhadap layanan penting

Baca Selengkapnya

Junta Myanmar: Pemilu Berikutnya Mungkin Tak Diselenggarakan secara Nasional

37 hari lalu

Junta Myanmar: Pemilu Berikutnya Mungkin Tak Diselenggarakan secara Nasional

Junta Myanmar mengumumkan bahwa pemilu Myanmar berikutnya berpotensi tak diselenggarakan secara nasional.

Baca Selengkapnya

Rumah Aung San Suu Kyi di Myanmar Dilelang, Tapi Tak Ada yang Menawar

42 hari lalu

Rumah Aung San Suu Kyi di Myanmar Dilelang, Tapi Tak Ada yang Menawar

Rumah besar di tepi danau tempat pemimpin demokrasi Myanmar Aung San Suu Kyi menghabiskan bertahun-tahun sebagai tahanan rumah dilelang pada Rabu

Baca Selengkapnya

Komisi Tinggi HAM PBB: Akses Junta Myanmar terhadap Senjata dan Uang Harus Diputus

1 Maret 2024

Komisi Tinggi HAM PBB: Akses Junta Myanmar terhadap Senjata dan Uang Harus Diputus

Komisi Tinggi HAM PBB menyoroti isu yang masih berlangsung di Myanmar, yaitu kekuasaan junta Myanmar dan persekusi etnis Rohingya.

Baca Selengkapnya

Pertama dalam Tiga Tahun, Pejabat Junta Myanmar Hadiri Pertemuan ASEAN di Laos

29 Januari 2024

Pertama dalam Tiga Tahun, Pejabat Junta Myanmar Hadiri Pertemuan ASEAN di Laos

ASEAN pada Oktober 2021 memutuskan bahwa hanya perwakilan nonpolitik dari junta Myanmar saja yang diperbolehkan hadir pada pertemuan ASEAN.

Baca Selengkapnya

Pengadilan Myanmar: Situs Tahanan Rumah Aung San Suu Kyi Dilelang $90 Juta

25 Januari 2024

Pengadilan Myanmar: Situs Tahanan Rumah Aung San Suu Kyi Dilelang $90 Juta

Pengadilan di Myanmar melelang vila tempat mantan pemimpin dan ikon demokrasi Aung San Suu Kyi menghabiskan 15 tahun dalam tahanan rumah.

Baca Selengkapnya

Junta Myanmar Bebaskan 9,652 Tahanan, termasuk 114 Orang Asing

5 Januari 2024

Junta Myanmar Bebaskan 9,652 Tahanan, termasuk 114 Orang Asing

Pemerintah junta Myanmar akan membebaskan banyak tahanan berdasarkan amnesti untuk memperingati hari kemerdekaan negara setiap 4 Januari.

Baca Selengkapnya

Junta Myanmar Hadapi Serangan Hebat dari Pemberontak di Tiga Negara Bagian

16 November 2023

Junta Myanmar Hadapi Serangan Hebat dari Pemberontak di Tiga Negara Bagian

Junta Myanmar juga menyerukan kepada warganya yang memiliki pengalaman militer untuk siap bertugas.

Baca Selengkapnya