TEMPO.CO , Paris: Seorang wali kota di Prancis dibebastugaskan dari partainya setelah mengeluarkan pernyataan yang berbau isu SARA. Melalui akun Twitter miliknya, sang wali kota mengeluarkan provokasi anti-Islam.
Seperti dilansir Press TV, pernyataan Wali Kota Venelles, Robert Chardon, yang controversial itu adalah mendesak Pemerintah Prancis melarang Islam di negara itu dan setiap penganut Islam harus diusir ke perbatasan.
"Agama Islam harus dilarang di Prancis dan bahwa siapa pun yang melakukan praktek agama itu, harus segera diantar ke perbatasan," kicau Chardon.
Dalam pernyataan lainnya, Chardon yang merupakan kader Partai UMP, turut menuduh Islam akan dilarang di negara itu pada 2027.
Pernyataan Chardon tersebut akhirnya membuat dia dipecat dari partainya dan dibebastugaskan dari jabatannya sebagai wali kota. Pernyataan terkait pemecatannya dari partai UMP, secara resmi diumumkan oleh Wakil Presiden Partai, Nathalie Kosciusko-Morizet.
Selain itu, mantan presiden Prancis yang juga merupakan pemimpin Partai UMP, Nicolas Sarkozy, marah dan mengutuk pernyataan Chardon.
"Saya mengutuk sekeras-kerasnya tindakan Chardon dan dia wajar menerima hukuman ini karena mengeluarkan pernyataan yang tidak masuk akal. Perbuatannya telah memberi citra buruk kepada Partai UMP," tegasnya.
Awalnya, Sarkozy yang kemungkinan akan mencalonkan diri sebagai presiden lagi pada 2017,berpikir bahwa Twitter Chardon dibajak. Namun, Chardon yang sedang dalam perawatan sakit kanker mengakui ia yang bertanggung jawab.
Chardon baru-baru ini memang dirawat karena kanker mulut yang ia derita dan selama periode tersebut ia membuat sejumlah pernyataan radikal, termasuk yang terkait dengan Islam.
"Selama pengobatan saya, saya sudah berpikir dan saya sampai pada kesimpulan ini: Islam harus dilarang di Prancis. Marshall Plan juga harus dibentuk untuk memungkinkan mereka yang ingin mempraktekkan agama Islam untuk melakukannya di negara asal mereka saja," katanya.
Chardon menjadi wali kota di kota kecil Venelles pada 2012. Ia menggantikan pendahulunya yang meninggal dunia.
PRESS TV | YON DEMA
Berita terkait
Anak Penderita Lumpuh Sekarat Digigit Tikus, 225 Luka Ditemukan
10 September 2017
Pengalaman tragis seorang anak yang menderita lumpuh dikeroyok tikus hingga ditemukan 225 luka di tubuhnya.
Baca SelengkapnyaParis Pertama Kali Sediakan Taman Bersantai untuk Kaum Nudis
31 Agustus 2017
Kota Paris untuk pertama kali membuat ruang bersantai kaum nudis, orang-orang yang hidup tanpa busana atau telanjang, di taman Bois de Vincennes.
Baca SelengkapnyaMobil Menyeruduk Halte Bus di Marseille, Prancis Tewaskan 1 Orang
21 Agustus 2017
Seorang pria dengan mengendarai mobil curian menyeruduk halte bus di Marseille, Prancis pagi hari ini yang menewaskan satu wanita.
Baca SelengkapnyaPrancis Tangkap Seorang Pria Terduga Penabrak 6 Tentara
10 Agustus 2017
Perdana Menteri Edouard Philippe menegaskan bahwa orang yang ditangkap adalah orang yang sama yang melakukan serangan tersebut
Baca SelengkapnyaWarga Prancis Tolak Status Ibu Negara untuk Istri Emmanuel Macron
8 Agustus 2017
Petisi penolakan menuntut agar tidak ada dana publik yang disisihkan untuk posisi ibu negara bagi Briggite, istri Emmanuel Macron
Baca SelengkapnyaBerselisih Dengan Macron, Panglima Militer Prancis Mundur
20 Juli 2017
Panglima militer Prancis mengumumkan pengunduran dirinya setelah dikecam Presiden Emmanuel Macron karena memprotes pemotongan anggaran militer
Baca SelengkapnyaIstri Emmanuel Macron Buktikan Kalau Umur itu Sekadar Angka
10 Juli 2017
Penampilan istri Presiden Prancis Emmanuel Macron, Brigitte Macron memilih busana yang membuatnya tampak lebih muda dan enegik.
Baca SelengkapnyaSopir Bus di Prancis Kenakan Rok Hadapi Cuaca Panas Esktrem
23 Juni 2017
Sopir bus di Prancis mulai mengenakan rok untuk menghadapi suhu yang panas ekstrem.
Baca SelengkapnyaRibuan Warga Paris Sambut Presiden Macron di Arc de Triomphe
14 Mei 2017
Ribuan warga Prancis memadati Jalan Champ Elysee untuk menyaksikan presiden baru Emmanuel Macron, yang akan menuju monumen Arc de Triomphe, Paris.
Baca SelengkapnyaMacron Dilantik Jadi Presiden Prancis, Paris Dijaga Ketat
14 Mei 2017
Selama Hollande memerintah lima tahun, pertumbuhan ekonomi Prancis lamban.
Baca Selengkapnya