Kaum Tak Beragama di AS Meningkat Tajam  

Reporter

Editor

Indah Pratiwi

Rabu, 13 Mei 2015 08:46 WIB

Sebuah gereja di Tampa Bay, Florida, amerika Serikat menjadi sensasi di dunia maya setelah banyak orang menganggap dinding gereja ini terlihat seperti wajah seekor ayam. Dailymail.co.uk

TEMPO.CO, New York - Peta baru keberagamaan di Amerika Serikat diungkap Pew Research Center. Dalam penelitian terbarunya, mereka menemukan jumlah umat Kristen di AS menurun, sementara jumlah orang dewasa yang tidak terafiliasi dengan agama tertentu semakin meningkat.

Dalam penelitian bertajuk America's Changing Religious Landscape yang dirilis Selasa, 12 Mei 2015, jumlah penganut Kristen terus menurun sejak tujuh tahun lalu. "Tren ini cukup besar, meluas, dan terjadi di mana-mana," kata Alan Cooperman, direktur Pew untuk penelitian agama.

"Jumlah mereka yang tidak terafiliasi dengan agama telah berkembang selama beberapa dekade," kata Greg Smith, direktur asosiasi Pew. "Tapi kecepatan mereka bertumbuh benar-benar mencengangkan."

Orang-orang yang mengaku tidak berafiliasi dengan agama, sering disebut "nones", sekarang membentuk hampir 23 persen dari populasi orang dewasa di negara ini, menurut studi Pew. Jumlah ini hampir setara dengan Evangelis (25,4 persen), Katolik (sekitar 21 persen), dan arus utama Protestan (14,7 persen).

Dalam survei Pew, persentase orang yang menggambarkan diri mereka sebagai Kristen turun sekitar 8 poin dari 78,4 persen pada 2007 menjadi 70,6 persen. Mereka, kata survei ini, ada di dalam kelompok hampir semua demografis, bukan hanya pada generasi milenium yang lahir di era 2000-an.

Dalam penelitian itu, hampir 86 persen responden mengatakan mereka dibesarkan dalam keluarga Kristen. Namun satu dari lima orang (19 persen) mengatakan mereka tidak menganut agama Kristen.

Meski begitu, Kristen masih mendominasi identitas keagamaan AS (70 persen). Namun hanya gereja-gereja Protestan historis milik kulit hitam yang tak banyak berubah. Ateis dan agnostik meningkat hampir dua kali lipat dan ketidakpedulian untuk agama apa pun juga meningkat.

Tujuh tahun lalu, menurut penelitian Pew sebelumnya, mereka yang tidak terafiliasi terbentuk sekitar 16 persen dari populasi. Sedang arus utama Protestan sekitar 18 persen, Katolik sekitar 24 persen, dan Evangelis 26,3 persen.

Hasil lain penelitian Pew, hanya 3 persen dari mereka yang tak terafiliasi yang menyebut diri mereka ateis. Empat persen mengatakan mereka agnostik, yang berarti mereka tidak tahu apakah Tuhan itu ada, naik 1,6 poin dari tujuh tahun yang lalu.

"Kami sangat menyadari bahwa ini tidak berarti sudah ada lonjakan kaum tak beragama," kata Paul Fidalgo, direktur komunikasi untuk Inquiry Center, sebuah kelompok advokasi sekuler. "Tapi itu merupakan berita baik untuk melihat bagaimana di seluruh generasi orang-orang membuat keputusan sendiri tentang keyakinan, agama, dan spiritualitasnya," katanya.

USA TODAY | CNN | INDAH P.


Berita terkait

Indonesia Sumbang 1,09 Persen Kasus Covid-19 Dunia

7 Februari 2021

Indonesia Sumbang 1,09 Persen Kasus Covid-19 Dunia

Indonesia saat ini menempati urutan ke-19 kasus sebaran Covid-19 dari 192 negara.

Baca Selengkapnya

Orient Riwu Kore Mengaku Ikut Pilkada Sabu Raijua karena Amanat Orang Tua

6 Februari 2021

Orient Riwu Kore Mengaku Ikut Pilkada Sabu Raijua karena Amanat Orang Tua

Bupati Sabu Raijua terpilih, Orient Riwu Kore, mengungkapkan alasannya mengikuti pemilihan kepala daerah 2020

Baca Selengkapnya

Tidak Lagi Jadi Presiden, Pemakzulan Donald Trump Tak Cukup Kuat

4 Februari 2021

Tidak Lagi Jadi Presiden, Pemakzulan Donald Trump Tak Cukup Kuat

Tim pengacara Donald Trump berkeras Senat tak cukup kuat punya otoritas untuk memakzulkan Trump karena dia sudah meninggalkan jabatan itu.

Baca Selengkapnya

Keluarga Korban Sriwijaya Air SJ 182 Diminta Tak Teken Release And Discharge

3 Februari 2021

Keluarga Korban Sriwijaya Air SJ 182 Diminta Tak Teken Release And Discharge

Pengacara keluarga korban Lion Air JT 610 meminta ahli waris korban Sriwijaya Air SJ 182 tidak meneken dokumen release and discharge atau R&D.

Baca Selengkapnya

Krisis Semikonduktor, Senator Amerika Desak Gedung Putih Turun Tangan

3 Februari 2021

Krisis Semikonduktor, Senator Amerika Desak Gedung Putih Turun Tangan

Pada 2019 grup otomotif menyumbang sekitar sepersepuluh dari pasar semikonduktor senilai 429 miliar dolar Amerika Serikat.

Baca Selengkapnya

Amerika Serikat Longgarkan Aturan soal Imigran Suriah

30 Januari 2021

Amerika Serikat Longgarkan Aturan soal Imigran Suriah

Imigran dari Suriah mendapat kelonggaran aturan sehingga mereka bisa tinggal di Amerika Serikat dengan aman sampai September 2022.

Baca Selengkapnya

Tutorial Membuat Bom Ditemukan di Rumah Pelaku Kerusuhan US Capitol

30 Januari 2021

Tutorial Membuat Bom Ditemukan di Rumah Pelaku Kerusuhan US Capitol

Tutorial pembuatan bom ditemukan di rumah anggota kelompok ekstremis Proud Boys, Dominic Pezzola, yang didakwa terlibat dalam kerusuhan US Capitol

Baca Selengkapnya

Amerika Serikat Kecam Pembebasan Pembunuh Jurnalis Oleh Pakistan

29 Januari 2021

Amerika Serikat Kecam Pembebasan Pembunuh Jurnalis Oleh Pakistan

Pemerintah Amerika Serikat mengecam pembebasan pembunuh jurnalis Wall Street, Journal Daniel Pearl, oleh Mahkamah Agung Pakistan.

Baca Selengkapnya

Amerika Serikat Izinkan Pensiunan Dokter Lakukan Vaksinasi Covid-19

29 Januari 2021

Amerika Serikat Izinkan Pensiunan Dokter Lakukan Vaksinasi Covid-19

Pemerintah Amerika Serikat kini mengizinkan dokter dan perawat yang sudah pensiun untuk memberikan suntikan vaksin Covid-19

Baca Selengkapnya

Jenderal Israel Minta Joe Biden Tidak Bawa AS Kembali Ke Perjanjian Nuklir Iran

27 Januari 2021

Jenderal Israel Minta Joe Biden Tidak Bawa AS Kembali Ke Perjanjian Nuklir Iran

Kepala Staf Pasukan Pertahanan Israel (IDF) Letnan Jenderal Aviv Kochavi mengatakan hal yang salah jika AS kembali ke perjanjian nuklir Iran

Baca Selengkapnya