TEMPO.CO, London – Wartawan investigasi peraih Pulitzer Prize, Seymour Hersh, menuduh Presiden Barack Obama berbohong mengenai pembunuhan pria yang dianggap sebagai gembong teroris, Osama Bin Laden, pada 2011 di Abbottabad, Pakistan.
Menurut Hersh dalam artikel yang diterbitkan oleh London Review of Books, Ahad, 10 Mei 2015, penyerbuan Osama oleh pasukan komando SEAL adalah demi tiket Obama memenangi perebutan kursi Presiden Amerika Serikat.
“Pembunuhan tersebut memperoleh kredit sangat tinggi, sehingga Obama bisa terpilih kembali sebagai Presiden AS,” tulis Hersh.
Mengenai bagaimana penyerbuan Osama itu dilakukan pasukan elite Angkatan Laut AS juga mendapatkan kritik dari Hersh. Dia menjelaskan, informasi yang diperoleh dari sumber pensiunan badan intelijen Pakistan (ISI) yang tak bersedia disebutkan namanya menyatakan ISI tahu persis keberadaan kompleks persembunyian Osama. “Mereka mengetahui keberadaan Osama di Abbottabad,” kata Hersh.
Sumber Hersh menuduh bahwa pemerintah Pakistan memiliki peran aktif untuk menyetujui dan menyerbu kompleks persembunyian Bin Laden. “Semula, pemerintahan Obama setuju untuk mengumumkan bahwa kematian Osama akibat serangan pesawat tanpa awak, bukan ditembak oleh pasukan khusus SEAL,” ucapnya.
Meski demikian, Gedung Putih membantah seluruh laporan kontroversial Hersh tersebut karena dianggap tidak berdasar.
"Banyak potongan fakta yang diungkapkan tidak akurat dan tak berdasar," tutur juru bicara Keamanan Nasional Gedung Putih, Ned Price, kepada wartawan.