Sejumlah kantong mayat berisikan jenazah dari kuburan massal tentara Irak yang dibunuh oleh militan Negara Islam (ISIS) di kamp militer Speicher, Tikrit, Irak, 7 April 2015. Tim forensik Irak melakukan penggalian kuburan massal yang diduga terdapat ratusan tentara Irak yang dibunuh oleh ISIS. AP
TEMPO.CO,Jakarta - Sukses memimpin serangan kilat dan menduduki sebagian besar wilayah Suriah dan Irak, Abu Bakr al-Baghdadi, 44 tahun, berdiri di hadapan ribuan pengikutnya dan menyatakan diri sebagai Khalifah Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS). Namun laporan terbaru menyebutkan tokoh sentral kelompok yang melakukan teror dan pembantaian di wilayah Timur Tengah itu tengah terluka serius akibat serangan udara Amerika Serikat.
Pemerintah Irak dan sumber lain, seperti dilansir Theprovince.com, meyakini Baghdadi sedang terbaring kritis dan mendapat perawatan intensif karena terluka. Sebuah serangan udara Amerika Serikat di dekat Kota Al-Baaj, 90 mil sebelah barat kota Mosul, pada 18 Maret 2015, melukai Baghdadi dan menewaskan tiga temannya. Sang Khalifah diyakini menderita kerusakan tulang belakang dan dianggap tidak mampu lagi memimpin dan memerintah milisi ISIS.
Tampuk kepemimpinan kelompok teror itu kini berada di tangan penerus yang dianggap lebih senior dari dia, yakni Abu Alaa al-Afri. Sejumlah pihak percaya ISIS dipastikan kehilangan sosok pemimpin yang brutal dan terampil dengan nonaktifnya Baghdadi, yang kepalanya dihargai US$ 10 juta oleh pemerintah AS.
Namun Direktur Pusat Timur Tengah di Sekolah Ekonomi London, Toby Dodge, mengatakan ISIS akan tetap bertahan dan beraksi. "Koherensi organisasi itu tidak bergantung pada dia. Baghdadi hanya salah satu unsur kepemimpinan kolektif. Di belakangnya ada sederet nama yang punya pengalaman seumur hidup dalam hal kecerdasan dan kekerasan," kata Toby.
Abu Bakr al-Baghdadi adalah mantan tahanan perang AS yang berjuang mati-matian melawan AS selama satu dekade terakhir setelah dibebaskan dari Kamp Bucca di Irak bagian selatan pada 2004. Baghdadi lolos dari serangan AS selama bertahun-tahun, terutama selama pertempuran 2007-2008 ketika 30 ribu tentara Amerika dikirim dalam pertempuran melawan jaringan Al-Qaeda di Irak.
Baghdadi sempat menjadi pemimpin Al-Qaeda di Irak pada 2010. Kemudian, dibantu milisi keturunan Suriah yang terlibat dalam perang saudara, ia berhasil memerintah jutaan orang dan mengubah sebuah organisasi marginal menjadi ISIS, organisasi independen yang mampu merebut ribuan mil persegi wilayah Irak dan Suriah.
Sri Mulyani Temui Wapres, Bahas Mitigasi Dampak Geopolitik Timur Tengah
4 hari lalu
Sri Mulyani Temui Wapres, Bahas Mitigasi Dampak Geopolitik Timur Tengah
Menteri Keuangan Sri Mulyani menemui Wakil Presiden Maruf Amin untuk melaporkan hasil pertemuan IMF-World Bank Spring Meeting dan G20 yang saya hadiri di Washington DC. pekan lalu. Dalam pertemuan itu, Sri Mulyani pun membahas mitigasi dampak geopolitik di Timur Tengah.
Sri Mulyani Beberkan Efek Konflik Timur Tengah ke Indonesia, Mulai dari Lonjakan Harga Minyak hingga Inflasi
7 hari lalu
Sri Mulyani Beberkan Efek Konflik Timur Tengah ke Indonesia, Mulai dari Lonjakan Harga Minyak hingga Inflasi
Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan tensi geopolitik di Timur Tengah cenderung meningkat dan menjadi fokus perhatian para pemimpin dunia. Ia menegaskan kondisi ini mempengaruhi beberapa dampak ekonomi secara signifikan.