Eks Bos CIA Akan Divonis Bersalah Bocorkan Rahasia  

Reporter

Editor

Abdul Manan

Kamis, 23 April 2015 17:49 WIB

David Petraeus. AP/Evan Vucci

TEMPO.CO, Charlotte - Mantan direktur badan intelijen Amerika Serikat, Central Intelligence Agency (CIA) David Petraeus, yang karirnya hancur karena memiliki hubungan di luar nikah dengan Paula Broadwell, diperkirakan akan dihukum dalam sidang di pengadilan federal di Charlotte, North Carolina, Amerika Serikat, Kamis 23 April 2015. Ia akan divonis karena memberikan informasi rahasia kepada penulis biografinya itu.

Petraeus dijadwalkan akan hadir dalam sidang pembacaan putusan ini, dua bulan setelah dia sepakat untuk mengaku bersalah atas sejumlah pelanggaran, yaitu memindahkan dan menyimpan materi rahasia secara tidak sah.

Permohonan kesepakatan pengakuan bersalah itu kemungkinan akan membuatnya hanya akan dihukum satu tahun penjara. Dalam dokumen pengadilan, jaksa merekomendasikan hukuman dua tahun masa percobaan dan denda US$ 40.000. Tapi, hakim tidak terikat oleh kesepakatan itu dan masih bisa memaksakan hukuman penjara terhadapnya.

Kesepakatan pengakuan itu diajukan di pengadilan di Charlotte, di mana Paula Broadwell tinggal bersama suaminya dan anak-anak. Sebagai bagian dari kesepakatan itu, Petraeus setuju untuk tidak memperdebatkan fakta yang diajukan oleh jaksa pemerintah.

Jaksa mengatakan, saat Broadwell menulis bukunya pada tahun 2011, Petraeus memberinya delapan bundel bahan rahasia yang ia pegang waktu menjadi komandan militer di Afghanistan. Sehari kemudian, ia mengambil bundel itu kembali ke rumahnya.

Di antara informasi rahasia yang ada dalam "buku hitam" itu adalah nama-nama pelaku operasi terselubung, strategi perang koalisi dan catatan tentang diskusi Petraeus dengan Presiden Barack Obama dan Dewan Keamanan Nasional Gedung Putih.

Bundel itu kemudian disita oleh FBI dalam sebauh penggeledahan April 2013 di rumah Petraeus di Arlington, Virginia. Bundel dokumen itu diambil dari sebuah laci tak terkunci dari sebuah meja di dalam ruang belajar di lantai dasar.

Jaksa mengatakan bahwa setelah mengundurkan diri dari CIA pada bulan November 2012, Petraeus menandatangani formulir secara tak jujur karena saat itu dia mengaku tidak menyimpan materi rahasia. Dokumen pengadilan juga menyebut Petraeus berbohong kepada agen FBI karena ia menyangkal memasok informasi kepada Broadwell.

Perselingkuhan Petraeus ini merusak reputasi pensiunan jenderal bintang empat Angkatan Darat yang memimpin pasukan AS di Irak dan Afghanistan itu. Ia mengakui berselingkuh dengan Broadwell ketika ia mengundurkan diri sebagai direktur CIA. Keduanya telah meminta maaf secara terbuka dan mengatakan hubungan romantis mereka dimulai setelah ia pensiun dari militer. Buku biografi Petraeus yang ditulis Broadwell, yang berjudul "All In: The Education of David Petraeus," keluar tahun 2012, sebelum perselingkuhan itu terungkap ke publik.

Petraeus sempat jabatan sebagai direktur CIA kurang dari satu tahun, waktu yang sangat pendek untuk bisa meninggalkan jejak penting di badan mata-mata itu. Ia lebih dikenal sebagai seorang komandan militer. Petraeus, lulusan Ph.D. dengan reputasi sebagai ahli strategi, diangkat oleh Presiden George W. Bush untuk memimpin pasukan multinasional di Irak tahun 2007.

Kepemimpinan Petraeus bertepatan dengan "gelombang besar" pasukan Amerika di Irak dan adanya rencana untuk membayar milisi Sunni untuk melawan al-Qaeda di Irak. Dengan bantuan AS, suku-suku Sunni itu mampu mendepak al-Qaeda keluar dan memungkinkan pasukan AS menarik diri dari negara itu tahun 2011. Wilayah Sunni yang sama kini jatuh ke tangan ISIS, kelompok militan yang dibangun oleh sisa-sisa al-Qaeda setelah pemerintah Syiah yang memimpin Irak ternyata lemah.

ASSOCIATED PRESS | ABDUL MANAN

Berita terkait

Perundingan Gencatan Senjata Hamas-Israel Dilanjutkan di Kairo pada Hari Ini

25 hari lalu

Perundingan Gencatan Senjata Hamas-Israel Dilanjutkan di Kairo pada Hari Ini

Negosiasi gencatan senjata di Gaza, setelah sekitar setengah tahun pertempuran antara tentara Israel dan Hamas, akan berlangsung hari ini di Kairo

Baca Selengkapnya

Intelijen Militer Rusia Disebut Terkait 'Sindrom Havana', Penyakit Apakah itu?

30 hari lalu

Intelijen Militer Rusia Disebut Terkait 'Sindrom Havana', Penyakit Apakah itu?

Laporan Insider menyebutkan anggota unit intelijen militer Rusia (GRU) kemungkinan terlibat dalam penyebaran Sindrom Havana.

Baca Selengkapnya

CIA Beri Dana dan Latih Mata-mata Ukraina, Siapa yang Diuntungkan?

26 Februari 2024

CIA Beri Dana dan Latih Mata-mata Ukraina, Siapa yang Diuntungkan?

CIA mendanai dan melatih mata-mata Ukraina untuk menghadapi Rusia sejak 2014.

Baca Selengkapnya

Netanyahu Temui Direktur CIA dalam Kunjungan Mendadak ke Israel

16 Februari 2024

Netanyahu Temui Direktur CIA dalam Kunjungan Mendadak ke Israel

Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu bertemu dengan Direktur CIA dalam sebuah kunjungan mendadak ke Israel.

Baca Selengkapnya

Presiden Palestina Desak Hamas Setujui Gencatan Senjata di Gaza

15 Februari 2024

Presiden Palestina Desak Hamas Setujui Gencatan Senjata di Gaza

Presiden Palestina Mahmoud Abbas menekan kelompok pejuang Hamas pada Rabu untuk segera menyetujui kesepakatan gencatan senjata di Gaza.

Baca Selengkapnya

Bos CIA dan Mossad Temui PM Qatar, Kembali Negosiasi Pembebasan Sandera di Gaza

26 Januari 2024

Bos CIA dan Mossad Temui PM Qatar, Kembali Negosiasi Pembebasan Sandera di Gaza

Direktur CIA William Burns akan bertemu kepala Mossad, dan PM Qatar untuk membahas pembebasan sandera Israel di Gaza

Baca Selengkapnya

CIA Rekrut Intel Rusia Lewat Video, Ditawarkan Jadi Mata-mata

24 Januari 2024

CIA Rekrut Intel Rusia Lewat Video, Ditawarkan Jadi Mata-mata

Badan intelijen AS, CIA mengedarkan video untuk merekrut anggota dari dinas rahasia Rusia.

Baca Selengkapnya

Intelijen AS Temukan Bukti ISIS Afghanistan di Balik Pengeboman Iran

6 Januari 2024

Intelijen AS Temukan Bukti ISIS Afghanistan di Balik Pengeboman Iran

Penyadapan komunikasi oleh intelijen Amerika Serikat mengkonfirmasi bahwa cabang ISIS berbasis di Afghanistan melakukan dua pemboman di Iran

Baca Selengkapnya

Alexei Navalny Ditahan di Penjara Arktik 'Serigala Kutub'

27 Desember 2023

Alexei Navalny Ditahan di Penjara Arktik 'Serigala Kutub'

Politisi oposisi Rusia Alexei Navalny membenarkan keberadaannya di penjara bersalju di atas Lingkaran Arktik.

Baca Selengkapnya

Hamas Bersedia Perpanjang Gencatan Senjata Selama Empat Hari Lagi

29 November 2023

Hamas Bersedia Perpanjang Gencatan Senjata Selama Empat Hari Lagi

Sebuah sumber yang dekat dengan Hamas mengatakan bahwa gerakan tersebut bersedia memperpanjang gencatan senjata Gaza selama empat hari ke depan

Baca Selengkapnya