Atlit dayung berlatih diantara puluhan ikan mati di danau Rodrigo de Freitas di Rio de Janeiro, 13 April 2015. Sekitar 500 Kg ikan mati setelah air dingin laut masuk ke danau. REUTERS/Ricardo Moraes
TEMPO.CO, Rio de Janeiro - Sekitar 60 pekerja yang tergabung dalam sebuah tim membersihkan lebih dari 33 ton bangkai ikan yang berada di badan Sungai Lagoa Rodrigo de Freitas, Rio de Janeiro, Brasil, sejak pekan lalu. Sungai ini akan menjadi salah satu lokasi pertandingan dayung dan kano dalam Olimpiade 2016 Brasil.
Kualitas air memang tengah menjadi perhatian utama pihak penyelenggara olimpiade di Guanabara Bay. Sejumlah ilmuwan mengklaim, ikan mati karena kekurangan oksigen yang disebabkan tingginya polusi di perairan tersebut.
Sekretariat Lingkungan Rio de Janeiro mempunyai penilaian yang berbeda. Mereka mengklaim kematian ribuan ikan tersebut karena perubahan suhu mendadak dan polusi yang menimbulkan bau tak sedap. Ilmuwan menolak pendapat tersebut.
Ahli Kelautan Paul Rosman menyatakan kepada Reuters, kenaikan jumlah populasi ganggang di perairan menyebabkan peningkatan jumlah karbondioksida di dalam air. Hal ini menyebabkan ikan kehabisan oksigen untuk bernapas sehingga mati.
"Ada upaya besar untuk menghentikan limbah, kami akan membersihkan seluruh yang mungkin," kata dia. "Tapi, mengurangi limbah tak berarti bisa mengurangi alga. Ini karena kelebihan nutrisi di air," tambahnya.
Menurut Rosman, pemerintah pusat dan kota mengabaikan adanya usulan untuk meningkatkan kualitas air dengan melakukan pengerukan kanal yang mengarah ke laut.
Gubernur Rio de Janeiro Luiz Fernando Pezao menyatakan, tak akan ada waktu untuk menyelesaikan pembersihan limbah dan bangkai ikan hingga jelang pelaksanaan olimpiade pada Agustus mendatang. Pemerintah pusat juga sudah menurunkan target pencapaian soal penanganan pencemaran air di Guanabara Bay hingga 80 persen.
Tim Ekspedisi Sungai Nusantara Temukan Sungai Siak Tercemar Klorin dan Fosfat
4 Juli 2022
Tim Ekspedisi Sungai Nusantara Temukan Sungai Siak Tercemar Klorin dan Fosfat
Penelitian Tim Ekspedisi Sungai Nusantara (ESN) menemukan fakta bahwa Sungai Siak di Riau tercemar bahan kimia klorin dan fosfat. Penelitian ini dilakukan ESN bersama dengan Mahasiswa Pecinta Alam Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Riau dan Badan Teritori Telapak Riau pada 1 - 3 Juli 2022.