Berjuang Satu Abad, Dijual Satu Dolar

Reporter

Rabu, 1 April 2015 06:05 WIB

Ilustrasi koran. Bbc.co.uk

TEMPO,-Nahas benar nasib New York Daily News. Setelah malang-melintang di bisnis media cetak selama hampir satu abad, tepatnya selama 96 tahun, tabloid yang berbasis di New York tersebut terpaksa dijual dengan harga yang super murah.


Kabar yang dilansir Reuters menyebutkan, New York Daily News akan dijual oleh perusahaan induknya, Cablevision Systems Corp. Perusahaan operator televisi kabel itu melepas New York Daily News seharga US$ 1 atau Rp 13 ribu!


Penawaran spektakuler tersebut menyusul kabar yang muncul sebulan lalu. Saat itu, bos Cablevision, Mortimer Zuckerman, menyatakan akan menjual perusahaan pengelola koran miliknya. Setelah meminta bantuan perusahaan konsultan Lazard Ltd, Zuckerman terpaksa melepas perusahaan itu dengan harga yang murah lantaran pendapatan iklan dan angka penjualan koran tersebut anjlok selama beberapa tahun terakhir.


Setelah dihitung-hitung, New York Daily News mencatat kerugian tahunan sebesar US$ 30 juta dan US$ 150 juta. Kerugian itu muncul akibat investasi pada media cetak dan menurunnya angka sirkulasi. “Turunnya angka sirkulasi menyebabkan perusahaan hanya bergantung pada penjualan eceran ketimbang langganan,” ujar salah seorang sumber. Namun manajemen Cablevision dan New York Daily News menolak menanggapi kabar tersebut.


Asal tahu saja, New York Daily News adalah media perintis format tabloid di Amerika. Sejak awal, media ini mengutamakan display gambar sebagai “jualan” utama. Namun nasibnya ternyata tidak mulus. Sejak pertama kali berdiri, Daily News terus merugi. Pada 1982-1991 perusahaan ini terus berada di ambang kebangkrutan sebelum kemudian dibeli oleh Mortimer Zuckerman.


Advertising
Advertising

Industri media masa berbasis cetak saat ini memang menurun. Tidak hanya Cablevision, beberapa perusahaan media di AS juga sedang berjuang untuk bertahan hidup seiring dengan anjloknya jumlah konsumen berlangganan. Kondisi itu terjadi akibat pergeseran minat konsumen, yang lebih memilih membaca media lewat Internet.


Cablevision, yang juga memiliki koran Newsday, pada bulan lalu menyatakan jumlah konsumennya turun 4,7 persen menjadi 2,68 juta. Pada Desember 2012, majalah mingguan terkenal, Newsweek, juga menutup edisi cetaknya. Sebagai gantinya, Newsweek meluncurkan media versi Internet dengan nama Newsweek Global.



ABDUL MALIK

Berita terkait

Indonesia Sumbang 1,09 Persen Kasus Covid-19 Dunia

7 Februari 2021

Indonesia Sumbang 1,09 Persen Kasus Covid-19 Dunia

Indonesia saat ini menempati urutan ke-19 kasus sebaran Covid-19 dari 192 negara.

Baca Selengkapnya

Orient Riwu Kore Mengaku Ikut Pilkada Sabu Raijua karena Amanat Orang Tua

6 Februari 2021

Orient Riwu Kore Mengaku Ikut Pilkada Sabu Raijua karena Amanat Orang Tua

Bupati Sabu Raijua terpilih, Orient Riwu Kore, mengungkapkan alasannya mengikuti pemilihan kepala daerah 2020

Baca Selengkapnya

Tidak Lagi Jadi Presiden, Pemakzulan Donald Trump Tak Cukup Kuat

4 Februari 2021

Tidak Lagi Jadi Presiden, Pemakzulan Donald Trump Tak Cukup Kuat

Tim pengacara Donald Trump berkeras Senat tak cukup kuat punya otoritas untuk memakzulkan Trump karena dia sudah meninggalkan jabatan itu.

Baca Selengkapnya

Keluarga Korban Sriwijaya Air SJ 182 Diminta Tak Teken Release And Discharge

3 Februari 2021

Keluarga Korban Sriwijaya Air SJ 182 Diminta Tak Teken Release And Discharge

Pengacara keluarga korban Lion Air JT 610 meminta ahli waris korban Sriwijaya Air SJ 182 tidak meneken dokumen release and discharge atau R&D.

Baca Selengkapnya

Krisis Semikonduktor, Senator Amerika Desak Gedung Putih Turun Tangan

3 Februari 2021

Krisis Semikonduktor, Senator Amerika Desak Gedung Putih Turun Tangan

Pada 2019 grup otomotif menyumbang sekitar sepersepuluh dari pasar semikonduktor senilai 429 miliar dolar Amerika Serikat.

Baca Selengkapnya

Amerika Serikat Longgarkan Aturan soal Imigran Suriah

30 Januari 2021

Amerika Serikat Longgarkan Aturan soal Imigran Suriah

Imigran dari Suriah mendapat kelonggaran aturan sehingga mereka bisa tinggal di Amerika Serikat dengan aman sampai September 2022.

Baca Selengkapnya

Tutorial Membuat Bom Ditemukan di Rumah Pelaku Kerusuhan US Capitol

30 Januari 2021

Tutorial Membuat Bom Ditemukan di Rumah Pelaku Kerusuhan US Capitol

Tutorial pembuatan bom ditemukan di rumah anggota kelompok ekstremis Proud Boys, Dominic Pezzola, yang didakwa terlibat dalam kerusuhan US Capitol

Baca Selengkapnya

Amerika Serikat Kecam Pembebasan Pembunuh Jurnalis Oleh Pakistan

29 Januari 2021

Amerika Serikat Kecam Pembebasan Pembunuh Jurnalis Oleh Pakistan

Pemerintah Amerika Serikat mengecam pembebasan pembunuh jurnalis Wall Street, Journal Daniel Pearl, oleh Mahkamah Agung Pakistan.

Baca Selengkapnya

Amerika Serikat Izinkan Pensiunan Dokter Lakukan Vaksinasi Covid-19

29 Januari 2021

Amerika Serikat Izinkan Pensiunan Dokter Lakukan Vaksinasi Covid-19

Pemerintah Amerika Serikat kini mengizinkan dokter dan perawat yang sudah pensiun untuk memberikan suntikan vaksin Covid-19

Baca Selengkapnya

Jenderal Israel Minta Joe Biden Tidak Bawa AS Kembali Ke Perjanjian Nuklir Iran

27 Januari 2021

Jenderal Israel Minta Joe Biden Tidak Bawa AS Kembali Ke Perjanjian Nuklir Iran

Kepala Staf Pasukan Pertahanan Israel (IDF) Letnan Jenderal Aviv Kochavi mengatakan hal yang salah jika AS kembali ke perjanjian nuklir Iran

Baca Selengkapnya