Uruguay Tak Lagi Beri Suaka Tahanan Guantanamo  

Reporter

Editor

Rosalina ocha

Selasa, 24 Maret 2015 14:00 WIB

Seorang pria menunjukkan celana berwarna oranye yang mirip dengan yang dipakai para tahanan, di jendela rumah kediaman mantan tahanan Guantanamo di Montevideo, Uruguay, 12 Desember 2014. Seorang tahanan dari Suriah bernama Abu Wa'el Dhiab (43 tahun), telah melakukan mogok makan sebelum akhirnya dibebaskan. AP/Matilde Campodonico

TEMPO.CO, Montevideo - Pemerintahan baru Uruguay memutuskan tidak akan lagi memberikan suaka politik kepada tahanan dari penjara Teluk Guantanamo. Menteri Luar Negeri Uruguay Rodolfo Nin Novoa mengatakan pemerintah juga tidak akan lagi menerima para pengungsi Suriah.

"Keputusan untuk menerima pengungsi baru dari Suriah akan ditunda hanya sampai akhir tahun ini. Uruguay telah menghadapi masalah budaya dan infrastruktur untuk mengatasi keluarga Suriah," kata Novoa, seperti dilansir BBC, Selasa, 24 Maret 2015.

Media lokal setempat melaporkan banyak terjadi insiden dugaan kekerasan dalam rumah tangga yang melibatkan pengungsi Suriah.

Namun dalam jajak pendapat, sebagian warga Uruguay menolak keputusan kebijakan yang diambil oleh pemerintahan baru.

Uruguay baru saja melantik Tabare Vazquez sebagai presiden baru menggantikan Jose Mujica pada 1 Maret lalu. Selama lima tahun memimpin, mantan pemimpin gerilya yang menghabiskan waktu di penjara selama kekuasaan militer Uruguay itu menawarkan suaka tahanan penjara Teluk Guantanamo sebagai "isyarat kemanusiaan".

Pada Desember lalu, Uruguay memberikan perlindungan kepada enam warga Arab yang ditahan di pangkalan militer Amerika Serikat di Kuba selama 12 tahun. Mereka adalah Abu Wael Dhiab, Ali Husain Shaaban, Ahmed Adnan Ajuri, dan Abdelhadi Faraj dari Suriah; Muhammad Palestina Abdullah Taha Matan, dan Adel bin Muhammad El Ouerghi dari Tunisia.

Keenam orang tersebut dipenjara selama 12 tahun karena diduga memiliki kaitan hubungan dengan jaringan Al-Qaeda, tapi tidak pernah menjalani peradilan. "Mereka adalah korban penculikan yang mengerikan. Mereka belum bisa beradaptasi dengan kehidupan di Amerika Selatan karena kendala bahasa," kata Mujica pada Februari lalu.

Selain itu, ucapnya, keenam warga Arab yang ditahan itu sulit beradaptasi karena berasal dari budaya berbeda. Mereka juga menanggung bekas luka hidup selama bertahun-tahun dalam isolasi dan kondisi tidak ramah.

Selama ini Uruguay menjadi rumah bagi para mantan narapidana yang telah menjalani hukuman penjara selama lebih dari 10 tahun di pusat penahanan Guantanamo. Mereka ditempatkan di Montevideo, ibu kota Uruguay.

Salah satu mantan tahanan, Abdelhadi Faraj, menerbitkan sebuah surat terbuka melalui pengacaranya di New York yang berisi ucapan rasa terima kasih atas kebijakan Mujica. "Kalau bukan karena Uruguay, saya masih akan berada di lubang hitam di Kuba saat ini," katanya.

Diperkirakan masih ada lebih dari 120 tahanan yang berada di penjara Teluk Guantanamo, Kuba, hingga saat ini.

BBC | ROSALINA


Berita terkait

Ganja Bukan Lagi Zat Adiktif Berbahaya, Ini Cerita Pra dan Pasca Voting di PBB

4 Desember 2020

Ganja Bukan Lagi Zat Adiktif Berbahaya, Ini Cerita Pra dan Pasca Voting di PBB

WHO telah mengungkap enam rekomendasi baru soal ganja dalam aturan pengendalian obat PBB sejak awal 2019.

Baca Selengkapnya

Rumah Peristirahatan Seniman Jadi Destinasi Wisata di Uruguay

27 April 2020

Rumah Peristirahatan Seniman Jadi Destinasi Wisata di Uruguay

Seniman Uruguay, Carlos Pez Vilar yang merancang dan membangun rumah peristirahatan untuk musim panas pada tahun 1960. Kini jadi tempat wisata.

Baca Selengkapnya

Bos Mafia Kokain Italia Kabur Lewat Atap Penjara, 23 Tahun Diburu

25 Juni 2019

Bos Mafia Kokain Italia Kabur Lewat Atap Penjara, 23 Tahun Diburu

Bos mafia kokain Italia paling dicari selama 23 tahun kabur dari penjara di Montevideo, ibukota Uruguay dengan membobol atap penjara

Baca Selengkapnya

Hasil Copa Amerika, Uruguay Vs Jepang 2-2

21 Juni 2019

Hasil Copa Amerika, Uruguay Vs Jepang 2-2

Jepang membuka peluang lolos ke babak delapan besar Copa Amerika setelah berhasil menahan imbang Uruguay pada laga kedua penyisihan Grup C.

Baca Selengkapnya

Tuan Rumah Piala Dunia 2030, Amerika Selatan Kompak Calonkan Diri

21 Maret 2019

Tuan Rumah Piala Dunia 2030, Amerika Selatan Kompak Calonkan Diri

Argentina, Uruguay, Paraguay, dan Cile mencalonkan diri sebagai tuan rumah Piala Dunia 2030.

Baca Selengkapnya

Piala Dunia 2030: Argentina, Cile, Paraguay, Uruguay Tuan Rumah

15 Februari 2019

Piala Dunia 2030: Argentina, Cile, Paraguay, Uruguay Tuan Rumah

Argentina, Cile, Paraguay dan Uruguay kompak mengajukan diri menjadi tuan rumah bersama Piala Dunia 2030.

Baca Selengkapnya

Piala Dunia 2018: Ditekuk Prancis, Tabarez: Jangan Terlalu Sedih

6 Juli 2018

Piala Dunia 2018: Ditekuk Prancis, Tabarez: Jangan Terlalu Sedih

Pelatih Uruguay, Oscar Tabarez, meminta pemainnya jangan terlalu sedih setelah dikalahkan Prancis pada perempat final Piala Dunia 2018.

Baca Selengkapnya

Uruguay Vs Prancis, Deschamps Galau Tentukan Pengganti Matuidi

6 Juli 2018

Uruguay Vs Prancis, Deschamps Galau Tentukan Pengganti Matuidi

Pelatih Prancis Didier Deschamps belum bisa menentukan siapa pengganti Blaise Matuidi untuk laga kontra Uruguay malam nanti.

Baca Selengkapnya

Uruguay Vs Prancis, Diego Godin: Ini Laga Final

6 Juli 2018

Uruguay Vs Prancis, Diego Godin: Ini Laga Final

Bek Diego Godin menilai laga Uruguay vs Prancis di babak 8 besar Piala Dunia 2018 layaknya laga final. Dia pun berharap Edinson Cavani bisa bermain.

Baca Selengkapnya

Uruguay Vs Prancis, Oscar Tabarez Sang Guru Pengganjal Prancis

6 Juli 2018

Uruguay Vs Prancis, Oscar Tabarez Sang Guru Pengganjal Prancis

Oscar Tabarez mendapat julukan El Maestro atau sang guru karena kiprahnya di Timnas Uruguay. Memiliki rekor bagus kala menghaapi Prancis.

Baca Selengkapnya