TEMPO.CO, New York - Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) merilis sebuah laporan yang mengungkapkan kelompok militan Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) mencoba melakukan genosida terhadap kaum minoritas Yazidi di Irak. ISIS juga dilaporkan telah melakukan kejahatan kemanusiaan dan kejahatan perang terhadap warga sipil, termasuk anak-anak.
“Ada pola nyata dari serangan yang dilakukan ISIS terhadap etnis Yazidi, Kristen, dan kaum minoritas lainnya, seperti mengepung kota-kota dan desa-desa di Irak,” bunyi laporan PBB seperti dilansir The Guardian, Kamis, 19 Maret 2015.
Kepercayaan etnis Yazidi berakar dari agama Zoroaster. Namun, seiring waktu, kepercayaan etnis Yazidi bercampur dengan elemen-elemen Islam dan Kristen. Menurut kepercayaannya, etnis Yazidi berdoa kepada Tuhan sambil menghadap matahari dan memuja tujuh malaikat Tuhan. Malaikat yang terpenting dalam kepercayaan mereka adalah Tawusi Melek.
Laporan PBB tersebut berdasarkan wawancara dengan lebih dari seratus korban dan saksi yang diterbitkan pada Kamis, 19 Maret 2015. Atas dasar hasil laporan tersebut, Dewan Keamanan PBB mendesak untuk segera membawa kejahatan yang dilakukan ISIS ke pengadilan internasional.
“Pasukan pemerintah Irak dan milisi yang berafiliasi diduga juga telah melakukan beberapa kejahatan perang saat melawan kelompok pemberontak,” bunyi laporan PBB.
Dewan Hak Asasi Manusia PBB melakukan penyelidikan sejak September tahun lalu setelah kelompok ISIS menguasai wilayah utara Irak. Karena itulah Dewan Keamanan PBB merasa harus mempertimbangkan untuk membawa kasus kejahatan perang dan kemanusiaan di Irak ke Mahkamah Pidana Internasional.
Para penyelidik PBB juga mengatakan ISIS telah menggunakan senjata kimia yang dilarang, seperti gas klorin, untuk melawan tentara Irak di sebelah barat Provinsi Anbar pada September tahun lalu.
“Para perempuan dan anak-anak ditangkap dan diperlakukan sebagai rampasan perang. Mereka sering mengalami pemerkosaan dan menjadi budak seks anggota ISIS.”