Lima Kota Ini Paling Bersahabat bagi Ekspatriat  

Reporter

Senin, 9 Maret 2015 11:31 WIB

Pemandangan matahari terbenam kota New York terlihat dari pinggir sungai kota New York, Amerika (31/5). Peristiwa langka tersebut disebabkan oleh faktor cuaca, titik koordinat kota New York, serta awan dan geografis kota New York yang membuat New York hanya mengalami matahari terbenam sempurna empat kali setahun. (dailymail)

TEMPO.CO, Jakarta - Bagi sebagian orang, tinggal di negara orang memerlukan banyak faktor pertimbangan dan harus dipikirkan matang-matang. Iklim, kearifan lokal, dan biaya hidup yang berbeda adalah pertimbangan utama yang kerap menghalangi orang untuk hijrah.

Seperti yang dilansir BBC, terdapat lima kota yang dinilai paling bersahabat bagi orang asing. Survei dilakukan terhadap 14 ribu ekspat dari 160 negara dengan memperhatikan faktor sosial, pekerjaan, dan finansial.

1. Guayaquil, Ekuador
Negara Amerika Latin tersebut menduduki peringkat pertama sebagai kota paling diidamkan para ekspatriat. Saat ini banyak ekspat yang hijrah dari Ibu Kota Quito menuju Guayaquil karena banyaknya lapangan kerja yang tersedia. “Guayaquil adalah pusat bisnis di mana kami menghasilkan uang sebelum menghamburkannya di Quito,” ujar Park Wilson, blogger dari Viva Tropical. Selain itu, murahnya biaya hidup dan keramahan penduduk lokal semakin menambah ketertarikan para tenaga kerja asing untuk menempati Guayaquil

2. Kota Luksemburg, Luksemburg
Meskipun tergolong kota kecil, Luksemburg memiliki banyak peluang bagi mereka yang ingin berkarier. Banyaknya orang asing yang tinggal dan berbaur di sana membuat sesama ekspatriat saling memberikan informasi pekerjaan, tempat tinggal, sekolah, dan semua informasi dengan mudah. “Semua orang berbicara dengan bahasa masing-masing, tetapi mereka bermain bersama,” kata Rute Vandeirino, blogger dari Expat Mum in Luxembourg. Hal inilah yang membuat para ekspatriat mengesampingkan masalah mahalnya biaya hidup.

3. Kota Meksiko, Meksiko
Sebanyak 91 persen orang asing yang tinggal di Meksiko merasa nyaman dan serasa tinggal di rumah sendiri. “Ketika tiba, saya benar-benar merasa kehidupan di sini sama seperti di rumah,” kata Justin Ermini, seorang koki asal Amerika Serikat. Keramahan penduduk Meksiko membuat para orang asing kepincut serta mengesampingkan tingkat kriminal dan penyebaran narkoba yang tinggi.

4. Zurich, Swiss
Ibu kota Swiss ini adalah surga bagi para ekspatriat yang menggeluti sektor industri bank dan finansial. Penggunaan bahasa Inggris menjadi nilai tambah bagi para ekspat. Selain itu, standar hidup yang tinggi kerap membuat orang yang tinggal di sana merasa nyaman. “Selain mudah berkomunikasi, moda transportasi (kereta, trem, dan bus) di Swiss juga sangat modern dan efisien,” ujar Gayle Cotton, penulis Say Anything to Anyone, Anywhere! 5 Key to Successful Cross-Cultural Communication.

5. New York, Amerika Serikat
Kota yang tak pernah mati ini menjadi favorit di kalangan ekspatriat karena keramahan dan banyaknya wahana hiburan yang ada. Biaya tinggal yang mahal dapat ditutupi dengan murahnya harga makanan. Selain itu, moda transportasi canggih dan efisien dapat menekan keinginan untuk memiliki mobil. “New York sangat energik dan menyenangkan, ada sesuatu yang membuat Anda tak dapat merasakannya di tempat lain,” kata Mish Slade, blogger yang menulis “Making It Anywhere”.

BBC | ANDI RUSLI


Berita terkait

Ekspatriat Operasi Plastik untuk Bisa Kembali ke Kuwait

2 September 2023

Ekspatriat Operasi Plastik untuk Bisa Kembali ke Kuwait

Kuwait baru-baru ini mendeteksi di area perbatasan ada sejumlah ekspatriat yang pernah didepotasi dari negara itu, masuk lagi.

Baca Selengkapnya

25 Ribu Ekspatriat di Kuwait Dideportasi

28 Agustus 2023

25 Ribu Ekspatriat di Kuwait Dideportasi

Tahun ini telah menjadi tahun paling banyak jumlah ekspatriat di Kuwait yang dideportasi.

Baca Selengkapnya

Inilah Negara Tujuan Wisata Termahal, tapi Ekspatriat Betah Tinggal di Sana

3 Agustus 2023

Inilah Negara Tujuan Wisata Termahal, tapi Ekspatriat Betah Tinggal di Sana

Bagi ekspatriat, penerbangan ke Selandia Baru sangat mahal dari kebanyakan negara di dunia, harga kebutuhan hidup juga selalu naik.

Baca Selengkapnya

Biaya Hidup Murah, Vietnam jadi Negara Tujuan Ekspatriat dan Digital Nomad

31 Juli 2023

Biaya Hidup Murah, Vietnam jadi Negara Tujuan Ekspatriat dan Digital Nomad

Biaya hidup adalah faktor kunci yang memotivasi banyak ekspatriat pindah ke Vietnam.

Baca Selengkapnya

Arab Saudi Punya Stasiun Radio Berbahasa Inggris Pertama

23 Mei 2023

Arab Saudi Punya Stasiun Radio Berbahasa Inggris Pertama

MBC Loud FM menjadi stasiun radio pertama yang siaran dalam bahasa Inggris dan dapat dinikmati oleh warga di penjuru Arab Saudi.

Baca Selengkapnya

11 Ribu Ekspatriat di Kuwait Dideportasi karena Melanggar Aturan Kependudukan

30 April 2023

11 Ribu Ekspatriat di Kuwait Dideportasi karena Melanggar Aturan Kependudukan

Kuwait mendeportasi 11 ribu imigran dari berbagai negara karena melanggar hukum kependudukan.

Baca Selengkapnya

Semarak Natal di Arab Saudi

26 Desember 2022

Semarak Natal di Arab Saudi

WNA di Arab Saudi merayakan Natal secara terbuka setelah beberapa tahun sebelumnya mereka merayakannya secara tertutup

Baca Selengkapnya

Invest Island Bidik Ekspatriat Investasi Properti Mewah di Gran Melia Lombok

23 Juli 2022

Invest Island Bidik Ekspatriat Investasi Properti Mewah di Gran Melia Lombok

Perusahaan investasi real estate, Invest Island, membidik para ekspatriat untuk mengisi properti mewah Gran Melia Lombok dan Mandala Eco-Village.

Baca Selengkapnya

MotoGP Mandalika, Rumah Ekspatriat Disewa Rp 3-8 Juta Semalam Lalu Pergi ke Bali

19 Maret 2022

MotoGP Mandalika, Rumah Ekspatriat Disewa Rp 3-8 Juta Semalam Lalu Pergi ke Bali

Para ekspatriat yang tinggal di kawasan Kuta Mandalika menyewakan rumah mereka untuk penonton MotoGP Mandalika dan pergi ke Bali atau berkemah.

Baca Selengkapnya

Hong Kong Kekurangan Pegawai, Ekspatriat Ramai-ramai Keluar Selama Pandemi

1 Desember 2021

Hong Kong Kekurangan Pegawai, Ekspatriat Ramai-ramai Keluar Selama Pandemi

Pembatasan yang ketat demi strategi nol-Covid membuat Hong Kong ditinggalkan ekspatriat.

Baca Selengkapnya